loader image

Novel kita

Alpha’s first kiss (Bab 3)

Alpha’s first kiss (Bab 3)

PEMENGGALAN
73 User Views

Otot kakinya berkedut lemah. Ia merasa cemas tak berdaya sesaat melihat tiga serigala telah berhasil mengepungnya. Entah bagaimana nasib dirinya selanjutnya.

“Ada apalagi ini.”

Lolongan terdengar lebih kencang dan kali ini mereka saling bersahutan. Satu persatu berubah menjadi layaknya manusia utuh, namun iris matanya terlihat merah menyala.

“Bagaimana bisa manusia sepertinya masuk ke wilayah ini?”

“Kau benar Gamma Ben, sepertinya ada yang salah dengan portal kita,” ujar Sean— Betta dari Pack tersebut.

Carla menyeret tubuhnya sendiri ke belakang mengambil ancang-ancang untuk kabur. “Kalian siapa?”

“Tangkap dia!” seru Ben pada warrior nya.

“Jangan!”

Sekuat tenaga Carla bergejolak menghindar dari cengkraman para orang-orang asing yang sudah mengikat kedua tangannya.

“Aku bukan manusia jahat! Hey! apa kalian semua tuli?” Carla sangat marah karena dirinya terus ditarik paksa menuju jalanan yang tidak ia pahami.

Gadis itu tak tahan dengan rasa sakit pada tubuhnya. Ia mencoba untuk berteriak sekali lagi, namun salah satu dari mereka dengan cepat membekap mulutnya. Dalam hitungan detik Carla kehilangan kesadarannya.

Sang Betta menyeringai. “Dasar wanita lemah.”

***

Saat ini sang Alpha tengah bersiap untuk keluar dari Packhouse–nya. Dia memiliki perjanjian untuk bertemu dengan Alpha Ken dari Grey Moon Pack. Pasalnya kemarin dia mendapatkan pesan akan permintaan tolong kepada Alpha Aaron. Pack mereka tengah menghadapi peperangan dengan para rogue yang ingin merebut wilayah pack tersebut. Sebagai pemimpin pack utama dia akan bertanggungjawab sepenuhnya pada pack-pack dibawah naungannya.

Aaron menghitung beberapa warrior yang ada. “Apakah semua sudah disiapkan?”

Para warrior menunduk. “Sudah, Alpha.”

“Dimana Sean?”

Pasalnya semenjak matahari bersinar dia belum juga melihat Betta-nya. Kemarin dia mengatakan bahwa akan ikut dengannya, namun sampai saat ini ia belum juga menemui dirinya. Betta yang satu ini sepertinya memiliki kesibukan yang hampir sama dengan sang Alpha.

“Maaf Alpha aku terlambat.” Seseorang datang dengan tangan yang berlumuran darah. Tatapan beberapa warior nampak ketakutan melihatnya.

Sang Alpha menyipitkan matanya. “Bertarung dengan siapa? Apakah tugas utama sudah kamu kerjakan?”

Betta Sean menggeleng. “Saya tidak akan berani memberikan hukuman sebelum Alpha menyuruh saya untuk melakukannya.”

“Lalu darah itu.”

“Oh, sebenarnya ini yang ingin aku bicarakan padamu.”

Sean mulai menceritakan runtutan kejadian yang dia alami sejak pagi tadi. Tentang keanehan sungai Gangga yang awalnya begitu keruh dan hitam berubah menjadi begitu jernih.

Wajah serius sang Alpha terlihat bahwa dia menginginkan penjelasan lebih banyak.

“Sangat mustahil, sungai itu hanya akan jernih apabila—” Ia mengurungkan niat untuk melanjutkan ucapannya.

Sean tampak curiga. “Apabila?”

“Tidak ada, lanjutkan,” ujarnya menepis perkataan Sean.

“Darah ini adalah darah manusia,” lanjutnya yang semakin membuat mata sang Alpha membola dengan sempurna.

Ia memikirkan runtututan keanehan yang terjadi dalam waktu yang begitu cepat. Semalam dia baru saja melihat cahaya bersinar sangat terang pada dini hari, kemudian berita sungai Gangga yang kembali jernih, dilanjutkan dengan berita masuknya manusia ke dalam dunia immortal. Itu sangat tidak masuk akal dan diluar nalarnya.

“Manusia biasa seharusnya tidak bisa masuk begitu saja. Apakah perbatasan portal kita melemah?”

“Aku belum mengeceknya, mungkin setelah kita pergi ke Grey Moon Pack, aku akan langsung mengeceknya.”

“Lebih baik kau disini saja dan berikan hukuman mati kepada para penyusup dan rogue menyebalkan itu.” Sungguh ia sangat kesal ketika hampir setiap minggu selalu ada rogue yang mencoba menyusup area pack-nya.

“Tetapi aku harus ikut denganmu, Alpha.”

Aaron menatap Sean dengan tatapan dingin. “Aku memerintahkan dan kau harus melakukannya.”

“Aku tahu, tapi aku khawatir—”

“Khawatir dengan kekuatan yang sudah aku punya?” Aaron tampak menyombongkan diri.

“Baiklah aku akan tetap di sini. Lalu bagaimana dengan gadis itu?”

“Bunuh saja aku tidak ingin mendengar alasan apapun darinya.”

Aaron memang terkenal dingin dan kejam. Dia tidak akan memaafkan kesalahan sedikitpun ketika menghukum para penjahat. Tidak pernah memandang siapapun dari mereka yang dianggap melanggar peraturan. Jika sudah bersalah maka harus dihukum dengan cara yang adil.

“Panggilkan Gamma Ben untuk turun ke bawah dan katakan padanya untuk ikut denganku sekarang juga.”

***

Carla melirik kakinya yang terkilir dan beralih menatap lengan kanannya yang berdarah akibat goresan tangan dari pria yang menangkap dirinya tadi. Gadis itu mengerjap melihat sekeliling jeruji besi mengelilingi tubuhnya.

Lagi, Tuhan? Setelah di dunia aku tersiksa dan disini aku pun harus merasakannya kembali batin Carla meratapi nasibnya dengan tangisan.

Suara jeruji besi yang terbuka bersamaan datangnya para warrior dengan tatapan dingin yang menakutkan Carla.

Keheningan itu tidak berlangsung lama karena Betta Sean ada diantara mereka. “Bagaimana kau bisa datang ke sini?”

Jengah Carla mendengarnya. “Sudah berapa kali kau bertanya seperti itu?”

“Jawab!” tegas salah satu warrior karena tidak suka dengan Carla yang seolah menganggap remeh Betta-nya.

“Jawabannya akan tetap sama. Aku benar-benar tidak tahu mengapa setelah aku tenggelam tiba-tiba aku berada di daerah ini. Jika aku bisa merubah takdir akan lebih baik jika aku mati saja.”

Carla sudah lelah harus dihukum seperti ini. Padahal ia sudah berandai berada di alam lain yang mempertemukannya kembali bersama sang ayah dan ibu tercinta.

“Jika itu maumu aku akan mengabulkannya.”

Seketika Carla membola, lehernya tercekat. “Maksudmu?”

Seringai dari wajah Sean amat menakutkan bagi gadis itu. “Kematianmu, aku akan mengabulkan permintaanmu itu karena aku adalah seorang pria yang baik hati dan menyayangi wanita lugu sepertimu.”

Bulu kuduknya terangkat saat mendengarnya. Entah mengapa ia jadi ingin menarik kembali ucapannya akan kematian itu. Astaga padahal kalimatnya tidak sepenuhnya benar.

“Aku tidak mau,” ucapnya sedikit merengek.

“Apa yang sudah kau katakan harus kau lakukan. Tangkap dia dan bawa ke ruang eksekusi sekarang!”

“Baik, Betta.”

Hanya dengan seperkian detik Carla telah berada pada ruangan eksekusi. Gadis itu bahkan tidak sadar bagaimana para pria itu membawa dirinya dengan begitu cepat. Ia hanya merasakan angin yang dahsyat ketika tubuhnya dijunjung oleh mereka.

Ruangan kematian yang membuat dirinya ingin menutup mata rapat-rapat. Dia dapat melihat beberapa bercak darah di sana.

Apakah ada oranglain yang baru saja mereka bunuh di sini? Astaga ini sangat menakutkan gumam gadis itu.

“Mau dibunuh secara perlahan atau ingin merasakan penderitaan terlebih dahulu?”

“Kalian semua gila! Kalian hanya berani kepada wanita lemah sepertiku!”

Apa yang Carla katakan semakin menarik emosi para warrior di sana. Gadis itu terlalu menantang dan menganggap remeh hukuman yang akan mereka berikan.

“Sepertinya bermain-main dengan gadis itu akan lebih menarik Betta Sean,” ungkap Delta Frank yang tiba-tiba datang.

Sean melirik sebentar. “Kau benar, menyiksa manusia lebih seru sepertinya.”

Suara retakan tulang terdengar jelas pada ruangan itu. Perlahan sang Betta merubah diri menjadi serigala dan berlari kencang ke arah gadis di depannya.

“Tidak aaaa!” Histeris sudah Carla dibuatnya.

Gadis itu mengerang kesakitan saat cakaran mengenai wajahnya. Belum reda rasa sakitnya kini Frank berjalan dengan wajah datar, tetapi percayalah jika wajahnya jauh lebih menyeramkan daripada wajah milik Sean.

“Cukup! Ini sudah sangat sakit,” ungkap Carla dengan tangisannya.

“Apa cukup? Tidak bisa ini adalah giliranku sayang.”

Frank mengeluarkan sebuah pedang dari balik pakaiannya. Wajah merah padam dengan mata yang menatap lurus mematikan. “Balasan paling setimpal untuk seorang penyusup adalah kematian.”

“Aku bukan seorang penyusup!”

Bukan pada bagian perut maupun leher tetapi pada bagian lengan ia menyayatnya. “Sa-sakit.”

Darah itu keluar lebih banyak dan membuatnya semakin melemah. “Sepertinya kau sudah tersiksa. Sekarang saatnya untuk melepaskan nyawamu.”

Ia mengangkat pedangnya dan ….

Bugh.

“BEDEBAH! MENGAPA KALIAN MEMBUNUH LUNA KALIAN SENDIRI?”

Alpha’s first kiss

Alpha’s first kiss

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Sepah pahit kehidupan selalu mengikuti perjalanan seorang gadis bernama Carla Fredelina. Sejak kematian kedua orangtuanya, ia dipakai sebagai alat penghasil uang oleh ibu tirinya hingga hampir dijual kepada seorang pengusaha tua di kotanya. Pilihan untuk melarikan diri dari jerat pernikahan paksa itu ternyata justru menggeretnya pada portal beda alam. Dunia immortal adalah awal kehidupan barunya yang dimulai dengan hadirnya seorang Alpha bernama Aaron Mevrick. Awal yang cukup buruk bagi Carla saat pertamakalinya datang dan dianggap sebagai penyusup. Dirinya digiring hingga dieksekusi mati dalam sebuah pack. Seorang pria mengeluarkan pedang dari balik pakaiannya. "Balasan paling setimpal untuk seorang penyusun adalah kematian. "Aku bukan penyusup!" Ia mengangkat pedangnya tanpa peduli sedikitpun. Jlebb. "BEDEBAH! MENGAPA KALIAN MEMBUNUH LUNA KALIAN SENDIRI, HAH?" Aaron datang pada waktu yang tepat. Lolongan kemarahan dalam dirinya menggema di setiap sisi ruangan. "Astaga, sayang." "Alpha—" "Persetanan denganmu, Sean!"

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset