Tiara pun melanjutkan kerjaannya dan di situ hanya ada Alfaro dan juga Fanya.
Ketika itu Alfaro pun langsung saja bertanya tanya kepada Fanya.
“Hmm tadi memangnya kamu ke mana kok tidak ada di tempat kerja katanya Tiara kamu lagi ada kesibukan ya, aku boleh tahu tidak kesibukanmu apa sampai sampai kamu tidak masuk kerja?” Tanya Alfaro ketika itu kepada Fanya yang sedang duduk di kursi dan beristirahat.
Danya merasa aneh mengapa Alfaro bertanya tanya yang seharusnya dia tidak pertanyakan bahkan seharusnya itu memang bukan urusannya.
“Ada sesuatu hal yang harus aku selesaikan memangnya ada apa ya kak, memangnya ada yang bisa aku bantu soalnya memang urusanku urgent banget jadi aku harus menyelesaikannya,” ujarnya ketika itu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Al kepada dirinya.
“Ya tidak sih aku tanya saja kok, oh iya by the way kamu sudah makan atau belum?” Tanya Al ketika itu bertanya kepada Fanya.
“H-hmm belum sih memangnya ada apa?” Tanya Fanya dengan menatap mata Alfaro yang ada di dekat nya itu ragu untuk berbicara kepada Fanya jika dirinya ingin menawari makan bersama.
“Ehem… kok diam saja sih kak kan aku lagi bertanya,” ucapannya ketika itu memastikan sebenarnya kenapa Alfaro berbicara setengah setengah.
“Hehe kamu mau tidak makan bersama aku disebelah sana ada warung makan enak banget dan sedikit lagi juga sudah jam istirahat kan, kamu mau tidak?” Ujar Al menawari makan bersama kepada Fanya.
“Yah tapi kayaknya aku belum bisa deh kalau sekarang soalnya masih ada pekerjaan yang belum aku selesaikan,” ujarnya ketika itu mengelak untuk makan bersama dengan anak dari bosnya itu.
Aan tetapi tidak semudah itu Alfaro diam saja ketika mendengarkan perkataan dari Fanya dia pun terus menerus mencari alasan agar mereka berdua bisa makan bersama.
“Halah-halah kamu tenang saja kita makan saja dulu nanti kamu lanjutkan pekerjaan kamu, kamu mau kan?” Ucapnya ketika itu kepada Fanya.
Akan tetapi Fanya benar-benar bersikeras jadinya tak mau makan bersama sama dengan anak dari bosnya itu karena dirinya takut apabila ada perkataan perkataan yang tidak baik tentang dirinya dan juga Alfaro.
“Lah memangnya kaka tidak bisa makan sendiri,” ujarnya ketika itu dengan sedikit menyindir Alfaro.
“Hmm wah dia ini susah banget deh dibujuk makan saja pake ribet banget seperti ini,” gumam Alfaro ketika itu di dalam hatinya.
Dirinya benar-benar tidak tahu bagaimana caranya dia membujuknya agar Fanya mau makan bersama dengan dirinya.
“Yahh sebenarnya aku bisa makan sendiri tapi kan lebih asik kalau makannya di temenin sama kamu,” ucapnya dengan gombalan maut yang dia punya, skill gombalan maut benar-benar dia kuasai apabila dirinya mendekati seorang wanita.
“Hahahah wah bicaranya sudah seperti playboy cap kadal,” ujar Fanya dengan tertawa tipis di bibirnya.
“Hahaha kamu bisa saja, yuk lah kita makan dulu masa kamu tidak mau sih makan denganku kan cuma sebentaran saja tidak memakan waktu yang banyak,” ujar Alfaro yang ketika itu memohon agar Fanya mau makan bersama dirinya.
Fanya berfikir bahwasanya akan ada sesuatu apabila dirinya menerima tawaran makan Alfaro belum lagi dengan Vita yang mulutnya pedas apabila Fanya berbuat kesalahan.
“Ayolah tidak perlu banyak mikir kita makan dulu saja,” ujar Alfaro yang ketika itu langsung saja menarik tangan Fanya dan mengajaknya untuk makan di seberang jalan di warung mas Joko itu.
“Hey jangan gitu sih tidak enak dilihat yang lainnya,” ucap Fanya dengan melepas tangan Alfaro yang menarik tangannya.
“Ehh minta maaf deh sorry,” ujar Al ketika itu meminta maaf kepada fanya Mereka berdua pun langsung saja makan bersama sama.
Benar saja mereka baru saja kenal akan tetapi Alfaro benar-benar berjuang ingin mendapatkan hati Fanya.
“Ohh ya kamu mau makan apa tanya Alfaro yang ketika itu dengan lembut berbicara dan menatap mata fanya yang ada dihadapannya.
“Kalau aku tahu tempe saja deh soalnya aku lagi pengen makan tahu tempe,” ujar sangat polos berbicara dengan Alfaro.
Al pun langsung saja beranjak dari tempat duduk memesan makanan yang ingin dimakan oleh Fanya.
“Ya ampun kenapa sih dia baik banget seperti itu kepadaku dia tidak tahu ya bagaimana latar belakang dan masalaluku, aku yakin deh kalau dia tahu masalaluku dan juga sekarang keadaan seperti ini pasti dia tidak akan mau kepadaku,” gumamnya yang ketika itu melihat kebaikan Alfaro terhadap dirinya.
5 menit kemudian Alfaro kembali dan duduk di hadapan Fanya.
“Anya tunggu ya sudah aku pesan kok tidak lama lagi datang pesanan kamu dan aku mau bertanya boleh gk sih ,” ucapnya ketika itu.
Terlihat Al ingin berbicara banyak tentang ingin ngobrol lebih dalam dengan Fanya.
“Yahh memangnya apa yang kamu tanyakan kepadaku?” ucapannya yang sudah mulai dekat dengan Al.
“Sepertinya umurmu sepertinya tidak jauh berbeda kenapa kamu lebih memilih kerja daripada sekolah?” Tanya Alfaro.
“Wahhh kalau soal itu sih panjang banget sih mau menceritakan kepada kamu gimna ya,” Ujarnya ketika itu kepada Alfaro.
Fanya sangat bingung harus berbicara bagaimana semua masalahnya kepada Alfaro.
“Ohh memangnya sesusah itu ya kamu berbicara kepadaku, memangnya tentang apa? Apakah masa lalu kamu suram? Hmm bilang saja kepadaku aku juga tidak kenapa kenapa kok kalau memang kamu menceritakan sebuah hal yang kelam kan semua orang punya masa lalu, kita itu nantinya akan melangkah ke masa depan bukan masa lalu jadi kamu tidak perlu lagi memikirkan masalalumu yang kamu bilang kelam itu,” ucap Alfaro ketika sedang berbicara dengan Fanya.
Fanya tersenyum tipis dan dirinya juga tak mau menceritakan semua masalah yang telah terjadi di dalam hidupnya.
“Anya kamu bisa cerita denganku?” Tanya Alfaro ketika itu menanyakan kembali kepada Fanya yang ada dihadapannya.
“Tidak sepertinya, aku tidak bisa berbicara denganmu tapi nanti kamu akan tahu kok sebenarnya apa yang jadi masalah terbesar di dalam hidupku,” jawabnya kepada Alfaro.
Saat itu pun Anya bingung mengapa Alsampai berbicara seperti itu kepada dirinya.
“why? Hey kenapa kamu tidak menceritakan semuanya kepada aku, aku tidak bisa saya menjadi seseorang yang bisa mendengarkan semua keluh kesah mu, aku juga mau lo mendengarkan semua denganku aku tidak akan membiarkan kamu sakit sendirian ataupun memendam perasaan dimasalalu sendirian,” ujar Alfaro menyodorkan dirinya untuk menjadi seseorang yang bisa berbagi kesedihan Fanya.
Akan tetapi Fanya tidak akan mau menceritakan semuanya kepada Alfaro walaupun Alfaro sangat baik kepada dirinya.
Akan tetapi Fanya mempunyai masa lalu yang benar-benar dia sangat membencinya.
“Ahh sudahlah jangan dibahas, tuh makanannya sudah sampai ayo kita makan dulu kan tadi katanya lapar,” ujar Fanya ketika itu dengan nada suara yang sangat lembut dan juga tersenyum manis kepada Al yang ada dihadapannya.
“Oke ya sudah deh kalau begitu kita makan dulu ya selamat makan,” ucap Alfaro mengucapkan selamat makan kepad Fanya yang ada di hadapannya.
Akhirnya mereka berdua pun menyantap makanan yang telah dia pesan.
Setela beberapa menit kemudian setelah selesai makan pun berpamitan untuk kembali bekerja.
“Wahh alhamdulilah sudah selesai makannya, aku pamit ya mau kerja dulu Soalnya masih banyak pekerjaan yang harus aku kerja kan, maaf ya kalau aku cepat cepat soalnya kan aku mempunyai tanggungjawab,”’ujar Fanya ketika itu dengan sangat sopan berpamitan kepada Alfaro.
*****