loader image

Novel kita

Anita – Chapter 2

Anita – Chapter 2

Pak Ardan atasanku
260 User Views

Beres menyiapkan makan pagi buat suami, aku pun segera berberes-beres mempersiapkan segala sesuatu untukku karena pagi ini aku ada jadwal keluar kota untuk menemani Pak Ardan. Seperti menyiapkan pakaian ganti di dalam koper serta kebutuhan mandi dan make up, hal wajar bagi perempuan untuk menyiapkan banyak hal, bukan? Dan seperti itu pula diriku saat ini.

“Mah… jadi pergi ke Bali, kan?” Tanya suamiku yang kembali masuk kamar, menghampiriku.

“Jadi Pah… paling dua sampai tiga hari aja kok sayang” Jawabku sambil terus merapihkan isi koper di atas tempat tidur.

“Jangan diforsir kerjanya yah mah!” Ujar Suamiku yang kini duduk di pinggir tempat tidur.

Melihat suamiku yang sepertinya agak berat untuk melepasku pergi, aku pun duduk dipangkuannya dan melingkarkan tanganku di lehernya. “Iya Pah… Papah juga jangan lupa makan yah” Ucapku manja.

Aku saat ini memang belum mengenakan hijab-ku dan hanya mengenakan tangtop putih dan celana kerja panjang bahan yang senada dengan blazer coklat yang nanti akan aku kenakan untuk menutupi bagian atas tubuhku.

“Papah mau.. kok liatin nenen mamah gitu?” Tanyaku manja karena melihat pandangan suamiku yang terus menatap belahan di atas tangtopku.

“Pakaian kamu kok seperti itu mah?”

“Iya… kan nanti ditutup blazer dan kerudung pah”

Suamiku hanya geleng-geleng kepala, namun tak langsung melaksanakan tugasnya sebagai suami. Mungkin ia tak ingin membuatku terlambat. Itulah mengapa aku menyayanginya, dia adalah type suami yang teramat sangat pengertian terhadapku.

“Udah ah jangan diliatin terus nanti kita telat” Ujarku yang langsung bangkit dan mengenakan blazer serta penutup kepala.

“Yakin tidak mau ngambil jatah dulu?” tanyaku kembali untuk memastikan.

“Nanti aja setelah kamu pulang, kasian kamunya nanti telat. Kasian Pak Ardan juga kalo sampai menunggu mamah yang kelamaan sampai ke tujuan.”

“Duh papah, makasih ya pah.”

“Iya sayang”

Aku lantas memberikan suamiku kecupan ringan di bibir, menandakan jika aku sangat mencintainya, dan tak akan pernah ingin menghianatinya selama aku berada di luar, dan tak berada di dekatnya.

Singkat cerita, setelah berpamitan kepada suami, dengan menggunakan jasa taksi online, aku segera menuju ke bandara sesuai pesan dari Pak Ardan agar kami bertemu langsung saja di Bandara biar gak ribet, dan tentu saja ongkos taksinya akan di klaim ke perusahaan.

Wong bosku adalah pemilik perusahaan, kok. Hehehe!

“Hi Nit….”

Sapaan suara bariton dari belakang, setelah aku tiba di pintu keberangkatan, refleks membuatku menoleh.

“Eh bapak… maaf pak, udah nunggu lama”

“Hmm, gak kok. Kebetulan baru tiba juga, Nit” yah! Beliau adalah Pak Ardan.

Pagi ini ia tampil lebih modis. Yang aku suka dengan stylenya, adalah rambut berubannya yang mirip seperti Doni Damara di sisir rapi keatas dengan memakai gel, serta jaket hitam yang sering ia kenakan, di sertai jeans denimnya, apalagi dengan aroma parfum yang ia kenakan yang tentu saja adalah parfum mahal, sungguh, andai aku masih single, aku akan ikat beliau agar tidak boleh jauh-jauh dariku.

Ups! Becanda…

Setelah berbasa-basi aku dan Pak Ardan segera masuk melalui pintu keberangkatan. Setelah menunggu beberapa jenak lamanya, akhirnya pesawat yang kami tumpangi memberikan informasi bagi penumpangnya untuk segera naik ke atas pesawat.

Aku dan Pak Ardan pun langsung terbang ke Bali. Sebenarnya aku cukup senang jika harus berkerja menemani Pak Ardan ke luarkota, karena bisa jalan-jalan gratis dan menjadikan pekerjaan tidak membosankan.

Huwaaa…

Akhirnya sampai juga kami di Bali setelah perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta memakan waktu nyaris 2 jam lamanya, dan karena adanya perbedaan waktu, makanya keliatannya hanya sejam aja waktu penerbangannya.

Seperti biasa setelah kami check in di salah satu hotel bintang lima, kami langsung berangkat untuk meeting di salah satu cabang perusaan disana. Dan baru kembali ke hotel setelah acara makan malam bersama karyawan dan jajaran direksi di sana.

Tentu saja kami menginap di kamar hotel yang berbeda namun bersebelahan.

Setelah mandi dan merapihkan beberapa dokumen. Aku menyempatkan diri untuk mengubungi suamiku.

Tak beberapa lama kemudian Pak Ardan menelefon untuk membahas jadwal besok.

Setelah kembali mengenakan pakaian yang sedikit santai, aku pun turun menyusul Pak Ardan yang telah siap menunggu di lobi hotel.  Dan akupun ikut duduk dan mulai menjelaskan beberapa rincian pekerjaan yang akan dikerjakan selama di Bali.

“Hmm.. sepertinya kita akan sibuk banget, Nit” Ujar Pak Ardan yang hendak menyeruput secangkir expresso. Pak Ardan memang terbiasa memanggilku Nita, mungkin agar lebih akrab dan tentu saja aku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Toh umur kami memang terpaut cukup jauh. 10 tahun kalo gak salah.

“Iya pak.. Walau cabang kecil tapi transaksi disini cukup ramai” Jawabku

“Bisa gak sempat nih, saya jalan-jalan sambil liat-liat cewek bule disini.. Hahaha” Ucap-nya santai sambil diikuti tawanya yang khas.

“Kan bisa liat saya pak..” Jawabku mengikuti candaannya.

“Bosen ah… Hahahahha”

Tawa kami pun meledak seketika, memang tidak aneh bagiku dan Pak Ardan untuk bercanda seperti ini. Obrolan kami pun berlanjut dengan bahasan yang lebih santai dan banyak diselingi candaan dan tawa.

Anita – Sebuah kisah ‘Perjalanan Dinas’

Anita – Sebuah kisah ‘Perjalanan Dinas’

Score 10
Status: Completed Author: Released: 2023 Native Language: Indonesia
Aku tak pernah menyangka, akan seperti ini jalan kehidupan yang akan ku tempuh nantinya. Aku tak menyangka, hanya karena kesalahan yang sama sekali tak pernah ku niatkan, apalagi ku pikirkan selama ini, akan menjadi awal dari perubahan jalan kehidupanku ke depannya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset