Diruangan berukuran 4×5 yang dindingnya dihiasi dengan beberapa poster band rock legend seperti scorpion, bon jovi, queen dan beberapa band terkenal lainnya. Terdapat dua orang yang sedang berbincang-bincang santai dengan di temani secangkir teh hangat yang masih menyembulkan sedikit asap. Dua orang itu adalah Arsel dan seorang pasien perempuan yang sedang konsultasi masalah gangguan kecemasan yang beberapa bulan ini ia alami.
“Jadi apa kondisi anda sudah membaik?’ tanya Arsel
“Yah… saya rasa ada kemajuan dari sebelumnya, tapi setiap malam saya masih merasa sedikit takut jika saya tidak meminum obat penenang yang sudah anda berikan.” Ucap Dewi.
“Mungkin anda terlalu stress dalam menjalani pekerjaan anda di kantor?” tanya Arsel sambil tersenyum ramah. Ia lalu menyeruput teh hijau kesukaannya itu dan menikmati aroma dan sensasi hangat yang mengalir di tenggorokkannya.
“Mungkin saja dok, beberapa minggu ini perusahaan saya memang sedang mengerjakan beberapa proyek besar yang membuat saya harus berkerja sampai lembur.”
“Hmmm…. Saran saya setelah anda menyelesaikan proyek tersebut ambilah cuti dan pergi berlibur ketempat yang anda ingin kunjungi untuk menghilangkan stress anda.” Ucap Arsel sambil melirik kearah jam tangannya yang menunjukkan pukul 7 malam.
“Baiklah dok, terima kasih atas waktunya saya sedikit terbantu dengan saran anda belakangan ini. Anda memang seorang psikiater yang handal,” ucap Dewi sambil tersenyum lalu berdiri dan menjabat tangan Arsel.
“Sama-sama, senang bisa membantu anda,” sambil membalas senyum pasiennya yang terakhir hari ini.
Arsel memang bekerja sebagai seorang psikiater dan sudah banyak mendapat penghargaan dari pemerintah karena ia berhasil membantu banyak orang untuk melawan penyakit mental mereka dan Kembali menjalani kehidupan mereka dengan normal. Di umurnya yang baru menginjak 23 tahun, ia cukup terkenal dan tentunya ia menjadi orang yang kaya. Jelas saja, kini tarif untuk konsultasi dengannya selama satu jam saja hampir mencapai angka 1 juta rupiah.
Namun hal itu tidak berlaku untuk orang yang tidak mampu, ia masih memikirkan hal yang manusiawi bahkan ia tidak mau memungut biaya apapun jika orang tersebut memang benar-benar miskin. Hal itu lah yang menjadikan namanya semakin terkenal dan mendapat perhatian banyak orang yang memiliki gangguan kejiwaan atau mental.
Tak sedikit artis dan pejabat yang dating untuk berkonsultasi dengan Arsel untuk membahas penyekit mereka. Ada yang stress dengan tuntutan pekerjaan, ada yang bermasalah dengan rumah tangganya dan bahkan ada hal-hal unik lain yang sering di temui oleh Arsel.
Beberapa hari yang lalu ada seorang artis yang cukup terkenal di ibu kota dating untuk berkonsultasi dengannya, perempuan cantik itu stress hanya karena kucing kesayangannya meninggal karena kurang terawat. Arsel yang memiliki tingkat profesionalitas yang tinggi melayani dan mendengarkan keluh kesah orang tersebut dan memberikan sedikit pendapatnya hingga artis tersebut merasa senang dan bisa menghilangkan rasa stressnya.
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam dan sudah saatnya ia menutup klinik tempatnya berkerja. Arsel mengambil jaket kulit berwarna hitamnya dan mengambil kunci motor kesayangannya ia berjalan menuju halaman parkir dan menghampiri motor BMW 1000R berwarna hitam dope.
Bunyi merdu dari knalpot 4 silindernya berbaur dengan suara dari klakson dan mesin mobil yang melaju di jalanan.
Beberapa menit kemudian akhirnya Arsel sampai di depan gerbang rumahnya di salah satu kompleks perumahan mewah yang ada di pinggiran ibu kota. Jarak rumah dari kantornya hanya memakan waktu 15 menit, ia memang kurang suka dengan keramaian apalagi hiruk pikuk ibu kota yang pastinya kita semua tau bagaimana kondisinya. Komplek perumahannya ini di jaga ketat selama 24 jam nonstop, dan hanya terdiri dari 10 rumah yang berjejer saling berhadapan.
Arsel membuka gerbang rumahnya dan memasukkan motornya ke dalam garasi yang di dalamnya terparkir sebuah mobil mini cooper. Sesampainya di dalam ruang tamu, ia mulai melepas semua pakaian yang seharian ini ia kenakan. Saat melepas kemejanya terlihat beberapa goresan yang cukup panjang tercetak di belakang punggung dan dada Arsel, semua itu dia dapatkan saat belajar ilmu bela diri krav maga saat ia kuliah di luar negeri beberapa tahun yang lalu.
Arsel kemudian mengambil smartphonenya dan berjalan menuju kamar mandi, di sana ia menyiapkan air hangat di bathtube dan mulai merendam dirinya sambil membalas beberapa pesan yang tak sempat ia buka tadi.
“Ya…. Besok aku libur, mari kita bersenang-senang.” Ketik Arsel dan kemudian mengirimkan pesan tersebut melalui aplikasi chat.
Beberapa detik kemudian terlihat bahwa pesan itu telah di baca dan sebuah pesanpun muncul.
“Hihihi…. Kita mau kemana?” tanya Dila.
Ya… Dila adalah kekasih Arsel, mereka baru saja menjalani hubungan ini. Mungkin sekarang sudah satu tahun lamanya mereka bersama.
“Bagaimana kalau kita ke puncak?”
“Hmmm…. Apa aku boleh membawa teman-teman?” tanya Dila
“Ya… tentu saja.”
“Oke kalo begitu see you tomorrow beb.” Balas Dila sambil mengirimkan emote cium.
Arsel hanya menatap pesan tersebut dan membiarkannya, ia kemudian berpindah aplikasi. Ia memutar musik dari salah satu anime yang legendari yaitu Lilium. Sambil menikmati hangatnya air yang merendam dirinya Arsel melamun dan menatap atap. Ia memikirkan sesuatu dan hal itu nampaknya membuat dia sedikit bersemangat.
“Hahahaha…… ini waktu yang tepat,” ucap Arsel sambil menggenggam sebuah cincin yang sedari tadi terletak di atas meja kecil yang ada di samping bathtubenya.
Bersambung Bab 2