loader image

Novel kita

Bertahan Atau Melepaskanmu – Bab 8

Bertahan Atau Melepaskanmu – Bab 8

Malam Bersama Aldira
76 User Views

“Gw serius!”

Sinta menatap tajam memberi peringatan.

“Iya bawel! Gak bakalan lecet, kok.”

Aldira mendengus kesal.

Setelahnya Sinta bergegas keluar, dengan menggunakan motornya berlalu tanpa aku tau kemana dia hendak pergi.

“Itupun kalau enggak khilaf.”

Aldira kembali bergumam.

“Ngomong apa tadi? Berani dibelakang doang.”

Tawaku seraya menggerakkan tanganku seperti hendak memukul. Dengan cepat Aldira menangkap lenganku dan membawanya dalam dekapannya, menyisakan sejengkal jarak diantara kami. Perlakuan Aldira itu berhasil membuat jantungku berdegub kencang merasakan desiran indah.

“Ngapain sih kak.”

Aku lantas mendorongnya ke belakang menyembunyikan wajah yang bersemu. Aku pun pergi ke dapur untuk mengambil air minum sekaligus menetralkan perasaan yang semakin tak karuan.

“Riques satu, dong.”

Suara Aldira mengagetkanku, tidak menyangka Ia akan mengikutiku sampai kedapur.

” Kenapa harus menghindar?” seru Aldira gemas.

Aldira semakin mendekat, sikap nekad nya membuatku hanya mampu terpaku.

“Jangan kak.” lirihku, aku menunduk tanpa berani menatap matanya.

” Kenapa? Aku menyukaimu, apa itu dosa?”

“Ti-tidak. Bukan begitu kak, hanya saja … Ani tidak mau mengecewakan Sinta.”

Aku pun terbata-bata.

“Sinta. Apa dia pacar kamu, Ani? Apa semuanya harus melalui dia?”

Aku terdiam. Sepertinya aku salah memberi alasan karna yang sebenarnya jauh dilubuk hati, aku juga mempunyai rasa tertarik pada Aldira.

“Bukan begitu kak, hanya saja-”

Belum sempat aku menyelesaikan kalimat, Aldira lantas meletakkan telunjuknya di bibirku.

“Ini hanya tentang kita. Aku juga tau kalau kamu mempunyai perasaan yang sama.”

Ucapan Aldira mampu menghipnotisku. Apa yang dikatakannya tidaklah salah, perasaan itu memang telah bersemi tanpa bisa aku hentikan. Mengalir indah disetiap inci sudut hatinya. Hari ini, perasaan itu pun mengalir bebas tanpa hambatan.

“Aku mau buat teh hangat, apa kamu mau?”

“Tentu saja, aku yakin teh buatan mu pasti semanis senyummu.”

Aku tersipu dengan pujian dari Aldira.

***

“Kita jemput Nita dan Ayu dulu ya, sayang.” ucap Aldira setelah berada dalam mobil.

Aku mengangguk, ada rasa bahagia mendengar kata sayang. Baru kali ini seseorang berkata seperti itu dan itu sangat spesial bagiku.

Cuaca hari ini sangat mendukung suasana hatiku, tidak panas atau pun hujan. Siang ini, Aku dan Aldira pun bersiap berangkat kelokasi acara. Sebelum itu, kami juga harus menjemput Nita serta Ayu di kosan mereka yang jaraknya lumayan jauh dari kontrakan milik Sinta. Dengan senyum yang tak lepas dibibirku, kami pun berangkat ketika hari menunjukkan pukul tiga sore.

“Lama banget sih, Al! Mampir kemana?”

Ayu. Menyambut kedatangan kami dengan pertanyaan pedas.

“Sudahlah Ayu, yang penting kita kan, gak telat.”

Nita mencoba menengahkan.

“Kamu makin cantik aja kalau sedang ngambek.”

Aldira dengan santainya melemparkan candaan yang tidak aku sukai.

“Sudah dari dulu juga! Baru nyadar?”

Ayu melirik sinis kearahku, setelahnya segera masuk kedalam mobil pun dengan Nita yang duduk dibangku belakang karna aku sudah duluan duduk dibangku depan. Tatapan Ayu membuatku merasa tak nyaman, tapi tetap diam. Tanpa menggubris keluhan dari Ayu, Aldira pun kembali melajukan mobilnya menuju lokasi. Dalam perjalanan aku kembali teringat pada Sinta yang pergi dari pagi tanpa memberikan kabar.

“Sedang apa, say?”

Aku mencoba mengirim pesan namun, hanya centang satu.

“Mikirin apa, Ani?” Aldira yang sedari tadi hanya diam dan fokus menyetir mencoba bertanya kala melihatku tengah berfikir.

“Aku mengirim pesan pada Sinta, tapi sepertinya ponselnya tidak aktit.” Kelu ku.

“Gak perlu difikirin. Sinta memang seperti itu, apa lagi sekarang ini dia tidak mengambil job manggung, mungkin saja tu anak sedang menikmati hidup disuatu tempat, lagipula, dia juga sudah bisa ambil nasi sendiri kalau laper.”

Aldira melirik kearahku.

“Memangnya anak kecil.”

“Iya. Nyatanya kamu khawatir.”

Aku mengerucutkan bibir.

Aldira terbahak. “Kalau nginap ditempat Sinta, pas tidur tu anak minta di dongengin, gak?”

“Ngawur! Awas aja, aku pasti akan adukan kamu pada Sinta.”

Kami pun tertawa. Berniat membagi bahagia, aku lantas menoleh ke bangku belakang, tatapan sinis Ayu kembali menghujamiku sementara Nita ikut tertawa dengan sesekali melirik pada kami, kembali fokus pada layar ponselnya. Tidak ingin memancing keributan, aku kembali menatap kedepan.

“Kenapa sih, tu anak, gak jelas banget.” Bathinku, rasa kesal mulai terasa.

Janur kuning melambai-lambai di pinggir jalan menandakan kami telah sampai pada lokasi acara. Setelah memakirkan mobil, kami pun turun, bergabung ketempat Bang Salma yang tengah memainkan alat keyboard nya. Dalam rutinitas yang telah berlangsung, aku mencari celah untuk bisa berbicara pada Aldira yang tengah santai di belakang panggung.

Setelah menyelesaikan tugas ku dan berganti pada Nita, aku pun langsung menuju ketempat Aldira. Ada Ayu disana, berdiri dan berlalu kala melihatku menghampiri mereka.

“Aku kok merasa ada yang aneh ya, sama Ayu. Apa dia tidak menyukai ku?”

Aku mengeluh pada Aldira.

“Sepertinya tidak. Kamu terlalu bawa perasaan aja, Ayu memang seperti itu, dia terlalu sulit dekat pada orang yang baru dikenalnya, tapi aslinya baik.”

“Sikap yang aneh.” Gumanku.

Aldira hanya tersenyum lantas meraih tanganku, meminta untuk duduk.

“Aku gak enak aja dengan sikap Ayu, suka sinis sama aku.”

“Mungkin kamu naksir sama kekasihnya.”

“Apa! Yang benar saja. Kenal juga enggak, gimana mau naksir.”

Aldira tertawa kecil. Menatap kearahku membuat rasa nyaman kembali menyelimuti, jingga berganti gelapnya malam dihiasi hangatnya alunan musik.

“Aku suka melihat senyummu.”

“Cuma senyum?”

“Semuanya.”

Aku melempar pandang. Aldira selalu berhasil menciptakan rona diwajah ku.

Ditemani musik malam, waktu terus bergulir tanpa bisa dihentikan. Entah Aldira ataupun aku yang tidak ingin jauh, tak menciptakan jarak antara kami. Aku yang sudah terbiasa dan tanpa canggung kembali menikmati minuman yang sempat membuatku mencela.

“Ikut aku.”

Aldira menarik lenganku keluar dari pesta yang masih berlangsung, tanpa pertanyaan aku mengikuti langkah nya menuju mobil yang tengah terpakir.

“Kamu mau bawa aku kemana, Kak?” tanyaku ketika sudah berada didalam mobil.

“Aku bosan. Temani aku menghirup udara segar.”

“Acara belum kelar.” Tolakku.

Aku tidak ingin ada masalah dengan meninggalkan pekerjaan yang belum selesai.

“Itu urusanku. Tenang saja, malam ini aku hanya ingin bersama kamu, Ani.”

Aldira mengutarakan keinginannya.

Tanpa menunggu, Aldira pun membawa mobil keluar dari area meninggalkan acara yang satu jam lagi baru berakhir. Melewati daerah yang tidak aku ketahui, aku memilih memejamkan mata seraya bersandar pada sandaran bangku tempat duduk ku. Setelah 10menit, mobil pun berhenti tepat di halaman yang tertata rapi dengan bangunan layaknya penginapan. Di depan pintu, terlihat pula pasangan yang berlalu lalang keluar masuk.

“Mau apa Kita kemari.” tanyaku ragu.

“Malam ini aku hanya ingin bersama mu, sayang.”

Bertahan Atau Melepaskanmu

Bertahan Atau Melepaskanmu

Score 10
Status: Completed Type: Author: Released: 2023
Cerita ini mengisahkan seorang gadis yang kehilangan arah. Berprofesi sebagai penyanyi di kampungnya, hidup yang bebas di atas kemauan sendiri membuat Suryani harus menanggung akibat dari perbuatannya. Hamil di usia Dini! Memaksa Suryani harus segera menikah. Pendidikan yang berantakan hingga perselingkuhan dari Sang Suami membuat Suryani semakin rapuh. Mempunyai keluarga yang utuh namun, bercerai berai membuat Suryani hilang arah, hingga dekapan dari Sang Ibu dan Kakak lelakinya yang selalu menyayanginya lah yang membuat Suryani mampu bertahan menjalani takdir. Kehadiran kembali Mantan Suami, Aldira. Berniat untuk kembali rujuk membuat Suryani semakin dilema untuk menerima kembali cinta dari mantan Suami atau merelakannya. Berada di persimpangan antara keinginan anak, hingga mantan suami yang berusaha meraih kembali serta trauma hingga membuat Suryani memutuskan kembali memulai dari kesalahan di masa lalu. Akankah Suryani menerima per mintamaafan dari sang mantan suami? Ikuti kisahnya, yuk

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset