loader image

Novel kita

Charming Twins – Bab 5

Charming Twins – Bab 5

Seni adalah Cinta Sejati
85 User Views

Di suatu hari yang cerah, Rania bersiap-siap untuk pergi ke sekolah menggunakan sepedanya. Matahari pagi yang hangat menyinari langit, memberikan semangat baru bagi Rania untuk menghadapi hari yang penuh potensi.

Sepanjang perjalanan, Rania merasa begitu terhubung dengan alam. Ia memperhatikan keindahan bunga-bunga yang mekar di tepi jalan, menghirup aroma segar dari pepohonan yang bergoyang oleh angin. Setiap detik perjalanan membawa inspirasi baru bagi kreativitasnya.

Rania adalah sosok yang lembut dan penuh kasih. Dia selalu siap memberikan senyuman dan sapaan hangat kepada siapa pun yang bertemu dengannya. Rania sangat menyukai seni khususnya melukis, baginya melukis adalah cinta sejati Rania. Dia merasa begitu terhubung dengan ekspresi kreatifnya, di mana dia dapat mengeluarkan perasaan dan ide-idenya dengan leluasa. Setiap kali dia memegang kuas dan menyentuh kanvas, dia merasakan aliran energi yang tak tergambarkan. Melalui lukisannya, Rania bisa mengungkapkan dunianya yang penuh imajinasi, menghadirkan keindahan dan keunikan dalam setiap goresan warna.

Tidak hanya melukis, Rania juga senang membagikan kecintaannya terhadap seni dengan orang lain. Dia sering mengadakan kelas seni kecil di rumahnya, mengajak anak-anak desa untuk berkreasi bersama. Rania ingin menginspirasi dan mendorong orang lain untuk mengekspresikan diri mereka melalui seni.

Kelembutan dan kehangatan Rania juga tercermin dalam cara dia melihat dunia di sekitarnya. Dia selalu mencari keindahan dalam hal-hal kecil, seperti bunga yang mekar di taman atau matahari terbit yang memancarkan cahaya berkilauan. Rania sering menghabiskan waktu di alam, menyerap energi positif dan membiarkannya mengalir ke dalam karyanya.

Rania bersekolah di salah satu sekolah menengah negeri yang cukup terkenal di Yogyakarta. Sekolah ini dikenal karena reputasinya yang baik dalam prestasi akademik dan juga kegiatan ekstrakurikuler yang beragam.

Di sekolah ini, Rania merasa sangat beruntung karena mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat seninya. Sekolah memiliki fasilitas seni yang lengkap, termasuk ruang seni yang dilengkapi dengan berbagai jenis cat, kuas, dan bahan seni lainnya. Ada juga galeri seni mini di sekolah yang digunakan untuk memamerkan karya-karya siswa. 

Rania menjadi bagian dari klub seni di sekolah, di mana dia dapat bertemu dengan teman-teman sekelas yang memiliki minat serupa. Mereka sering berkumpul untuk belajar dan berbagi ide, saling memberikan kritik dan dukungan dalam mengasah keterampilan mereka.

Ketika Rania sampai di sekolah, ia melihat papan pengumuman di koridor utama. Ada selebaran berwarna-warni yang menarik perhatiannya. Rania membacanya dengan antusias dan terkejut. Selebaran itu adalah undangan untuk mengikuti sebuah pameran seni tingkat regional yang akan diadakan di akhir bulan ini. 

Hatinya berdegup kencang. Ini adalah kesempatan besar untuk memamerkan karya seninya kepada masyarakat yang lebih luas. Rania merasa semakin termotivasi dan bersemangat untuk melukis lebih banyak lagi. Dia ingin menghasilkan karya yang istimewa untuk dipamerkan di pameran tersebut.

Ruang seni dipenuhi dengan warna-warni karya seni yang menghiasi dinding dan meja. Rania duduk di sebuah meja, melihat-lihat sketsa dan lukisan yang tersebar di sekitarnya. Salsa duduk di sampingnya, dengan senyum cerah di wajahnya.

Rania bertanya kepada Salsa yang sedang duduk disampingnya. “Sa, kamu tahu tentang pameran seni tingkat regional yang akan diadakan akhir bulan ini?”

Salsa mengangguk dan menjawab dengan penuh semangat, “Ya, aku sudah mendengarnya! Aku sangat antusias dengan kesempatan ini. Pikiranku dipenuhi dengan ide-ide dan karya yang ingin aku tunjukkan kepada dunia.”

Rania tersenyum, melihat kegairahan temannya. Dia merasakan gelora yang sama dalam dirinya sendiri. “Aku juga merasa seperti itu, Sa. Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk menunjukkan bakat dan kreativitas kita kepada publik yang lebih luas.”

“Aku benar-benar ingin mengikuti pameran ini dan mendapatkan pengakuan atas karya seniku. Kita telah bekerja keras selama ini, dan aku merasa ini adalah waktunya untuk melangkah lebih jauh,” ucap Salsa penuh gairah.

Rania mengangguk setuju, “Benar, Sa. Kita harus memperluas batas-batas seni kita dan mengeksplorasi kemampuan kita sebanyak mungkin. Pameran ini adalah panggung yang tepat untuk melakukannya.”

Mereka berdua berdiskusi tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk ikut serta dalam pameran tersebut. Mereka menyusun rencana, memilih karya-karya terbaik mereka, dan membahas cara terbaik untuk mempresentasikannya.

“Kita perlu membuat portofolio yang menarik untuk memperkenalkan diri kita kepada para pengunjung pameran. Itu akan membantu orang-orang memahami inspirasi di balik karya seni kita,” ucap Rania.

Salsa mengangguk sambil berkata, “Sangat setuju, Ran. Aku juga berpikir kita bisa membuat video pendek tentang proses kreatif kita. Itu akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang karya-karya kita.”

Rania mengangguk, menyukai gagasan itu. “Itu akan menjadi tambahan yang menarik! Aku yakin akan ada banyak orang yang ingin tahu lebih banyak tentang teknik dan proses di balik karya seni kita.”

Mereka berdua merasa semakin antusias dengan setiap ide yang terlintas. Mereka saling memberi dukungan dan inspirasi satu sama lain, menyadari bahwa mereka memiliki kesempatan langka untuk menunjukkan seni mereka kepada khalayak yang lebih luas.

Rania tersenyum dan berkata, “Sa, aku sangat senang kita bisa melakukan ini bersama. Kita telah menjadi teman dekat sejak pertama kali kita bergabung dengan klub seni ini.”

Salsa tersenyum hangat, “Aku juga merasa sama, Ran. Kita memiliki ikatan yang istimewa karena cinta kita pada seni. Kita telah saling menginspirasi dan tumbuh bersama sejak awal.” 

“Aku percaya, Sa, kita bisa saling mendukung dan membangun kesuksesan kita dalam pameran ini,” ujar Rania.

Salsa mengangguk, “Tepat sekali, Ran. Terlepas dari siapapun nanti yang akan menang. Ayo, mari kita berkreasi dan mengejutkan mereka dengan karya seni kita!”

Mereka berdua tersenyum, memenuhi ruangan dengan semangat dan kegairahan. Pameran seni tingkat regional akan menjadi panggung bagi mereka untuk bersinar dan menginspirasi orang lain dengan karya seni mereka. Dalam perjalanan mereka menuju pameran tersebut, mereka tahu bahwa mereka akan tumbuh, belajar, dan menghadapi tantangan bersama. 

Hari pameran seni pun tiba. Rania tiba di lokasi dengan hati yang berdebar-debar. Melihat karya seni yang dipamerkan oleh para seniman lainnya, dia merasa terinspirasi dan juga sedikit gugup. Namun, Rania mengingat semua latihan dan dedikasinya selama ini, serta harapan keluarganya yang meyakini bakatnya.

Ketika tiba giliran Rania untuk memamerkan karyanya, pandangan para pengunjung tertuju pada lukisan-lukisannya. Karya-karya Rania menggambarkan keindahan dan emosi yang mampu membuat orang terpesona. Seiring berjalannya waktu, pujian dan apresiasi mulai mengalir bagai sungai, menguatkan keyakinan Rania akan potensi seninya.

Akhirnya, saat pameran seni berakhir, Rania mendapat kabar yang menggembirakan. Salah satu karyanya berhasil menjadi juara pertama dalam kategori yang dipertandingkan. Rania tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya ketika dia mendapat kabar tentang karyanya yang berhasil meraih juara pertama. Semua kerja keras dan dedikasi yang dia tuangkan dalam setiap goresan kuasnya akhirnya terbayar lunas.

Dengan wajah berseri-seri, Rania berbagi berita itu dengan Salsa yang juga meraih juara kedua dalam pameran seni tersebut. Mereka merayakan kesuksesan mereka dengan penuh kegembiraan.

Salsa menyapa Rania dengan antusias. “Ran, aku benar-benar terkejut dan bahagia dengan hasil ini! Karyamu sungguh menakjubkan dan layak mendapat penghargaan. Kamu memang luar biasa!”

Rania tersenyum, merasa terharu oleh dukungan dan persahabatan Salsa. “Terima kasih, Sa. Tapi kita juga harus merayakan kesuksesanmu. Karyamu juga menunjukkan bakat dan kreativitasmu yang luar biasa.”

“Kita telah menunjukkan kepada dunia seni betapa kuatnya kerjasama kita. Aku ingin terus belajar bersamamu, Rania. Kita bisa menjadi tim yang tidak terpisahkan dalam perjalanan seni kita,” ucap Salsa dengan penuh keyakinan.

Rania merasa haru dan terinspirasi oleh kata-kata sahabatnya. Mereka berdua sepakat untuk terus berlatih dan mengeksplorasi dunia seni bersama. Setelah pulang sekolah, mereka memanfaatkan waktu luang mereka untuk belajar bersama, mengeksperimen dengan teknik dan gaya yang berbeda. 

Mereka menghabiskan petang di ruang seni sekolah, merancang proyek-proyek kolaboratif, dan memberikan dorongan positif satu sama lain. Rania dan Salsa menjadi sumber inspirasi bagi satu sama lain, saling berbagi pengetahuan dan wawasan yang mereka peroleh dari perjalanan seni mereka.

Bersama-sama, mereka tumbuh menjadi seniman yang lebih baik, mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang seni, dan memperluas kreativitas mereka. Setiap harinya, mereka menyelami dunia seni dengan semangat yang tidak pernah pudar. 

Tidak hanya dalam seni, tetapi Rania dan Salsa juga menjadi sahabat sejati. Mereka saling mendukung dalam segala hal, membagi cerita, tawa, dan kadang-kadang air mata. Mereka memiliki impian yang sama, yaitu menjadikan seni sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dan menginspirasi orang lain. 

Rania dan Salsa mereka berada di kelas 3 sekolah menengah atas dan tengah mempersiapkan ujian masuk universitas. Ambisi mereka adalah bisa diterima di universitas dengan jurusan seni terbaik yang bisa mempertajam bakat mereka. 

Guru seni mereka, Ibu Mira, melihat potensi besar dalam karya-karya mereka dan memberikan saran yang berharga. Pada suatu hari, setelah kelas klub seni, Ibu Mira memanggil Rania dan Salsa untuk berbicara dengan mereka. 

Ibu Mira menghampiri Rania dan Salsa dan berkata, “Rania, Salsa, saya ingin berbicara dengan kalian berdua. Saya telah melihat perkembangan luar biasa dalam karya seni kalian. Kalian memiliki bakat yang luar biasa dan semangat yang membara di dalam diri kalian.” 

Rania dan Salsa mendengarkan dengan penuh perhatian, hati mereka berdebar-debar. 

“Melihat potensi kalian, saya ingin memberikan saran kepada kalian. Saya sangat merekomendasikan untuk mendaftar di universitas dengan program seni rupa terbaik. Di sana, kalian akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dari para profesional, berkolaborasi dengan para seniman lainnya, dan mengasah keterampilan kalian,” ucap Ibu Mira.

“Kami benar-benar ingin melanjutkan pendidikan kami di bidang seni, Ibu Mira. Apakah Ibu memiliki rekomendasi universitas mana yang sebaiknya kami pertimbangkan?” tanya Rania. 

Ibu Mira membuka lembaran buku yang berisikan daftar nama universitas dengan program seni rupa. “Ada beberapa universitas yang memiliki program seni rupa yang terkenal dan berkualitas tinggi. Salah satunya adalah Universitas Seni Rupa dan Desain Yogyakarta. Universitas ini memiliki fasilitas yang lengkap dan fakultas yang menghasilkan para seniman ternama. Selain itu, ada juga Universitas Seni dan Desain Bandung dan Institut Kesenian Jakarta yang juga memiliki reputasi yang sangat baik dalam bidang seni.” 

“Terima kasih, Ibu Mira, atas saran dan rekomendasinya. Kami akan melakukan riset lebih lanjut tentang universitas-universitas tersebut dan mempersiapkan diri untuk ujian masuk,” ucap Salsa dengan antusias. 

“Kami berjanji akan bekerja keras dan memberikan yang terbaik dalam setiap karya seni kami. Kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini,” ujar Rania. 

Ibu Mira tersenyum bangga melihat semangat dan tekad dalam diri Rania dan Salsa. Ia yakin bahwa kedua siswanya akan memiliki masa depan yang cerah dalam dunia seni jika mereka tetap berkomitmen dan terus mengasah bakat mereka. 

“Saya percaya pada kalian, Rania dan Salsa. Kalian memiliki potensi yang luar biasa. Oh iya, saya juga punya rekomendasi universitas dengan program seni terbaik di luar negeri, daftar universitas tersebut bisa masuk menggunakan beasiswa penuh, persiapkan portofolio terbaik kalian dari sekarang,” ucap Ibu Mira sambil memberikan buku yang berisi daftar universitas di luar negeri. 

Terima kasih banyak Ibu Mira,” ucap Rania dan Salsa dengan penuh semangat. 

Dengan semangat yang membara, Rania dan Salsa meninggalkan ruang guru dengan tekad yang lebih kuat. Mereka tahu bahwa jalan ke universitas dengan program seni terbaik tidaklah mudah, namun mereka siap menghadapi tantangan tersebut dengan persiapan yang matang. 

Dengan senyum di wajah mereka, Rania dan Salsa merencanakan strategi belajar dan persiapan ujian masuk yang intens. Mereka memiliki impian yang sama dan akan saling mendukung satu sama lain dalam perjalanan ini. Terkadang sepulang sekolah Salsa belajar melukis bersama di rumah Rania. 

Rania bersandar diranjang tidur nya menghadap jendela sambil melihat langit yang dipenuhi bintang-bintang, dengan hati yang penuh harap, Rania membalik halaman demi halaman buku yang berisi daftar universitas seni di luar negeri yang tadi siang diberikan oleh Ibu Mira, seorang guru seni yang memiliki pengetahuan luas mengenai jalur pendidikan seni di mancanegara. 

Rania merenung tentang impiannya yang semakin melebar. Ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada jika ia melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Pikirannya melayang ke berbagai negara dengan program seni yang terkenal di seluruh dunia.

Rania merasa sedikit gugup, tetapi juga sangat antusias. Ia membayangkan dirinya belajar di universitas yang bergengsi, bertemu dengan seniman-seniman hebat, dan mengeksplorasi dunia seni dari perspektif yang lebih luas. Namun, ia juga merasa sedikit cemas dengan tantangan dan keputusan besar yang harus diambilnya. 

Sambil memegang pensil dengan lembut, Rania mulai menandai beberapa universitas yang menarik minatnya di dalam buku tersebut. Setiap halaman penuh dengan daftar program seni yang beragam, fakultas yang terkenal, dan kesempatan belajar di luar kelas yang menarik. 

Rania menghela nafas panjang. Ia tahu bahwa memilih untuk melanjutkan studi di luar negeri akan menjadi tantangan yang besar. Ia akan meninggalkan keluarganya, teman-temannya, dan segala yang sudah ia kenal selama ini. Namun, ia juga menyadari bahwa ini adalah peluang besar untuk mengembangkan bakatnya dan mengikuti jejak para seniman dunia. 

Dalam hati, Rania bersumpah untuk terus belajar dan berkembang. Ia akan mempersiapkan dirinya dengan baik, mengumpulkan portofolio karya terbaiknya, dan menghadapi ujian masuk universitas dengan sungguh-sungguh. Ia ingin mewujudkan impiannya menjadi seorang seniman yang diakui di tingkat internasional.

Setelah beberapa waktu merenung, Rania menutup buku dengan hati yang penuh semangat. Ia menyimpannya di rak buku dengan harapan yang membara di dalam dirinya. Ia tahu bahwa perjalanan menuju universitas seni terbaik di luar negeri tidaklah mudah, tetapi ia siap menghadapinya dengan keyakinan dan dedikasi yang tak tergoyahkan. 

Dalam keheningan malam, Rania memejamkan mata dan membiarkan bintang-bintang memancarkan cahaya ke dalam mimpi-mimpinya. Ia berharap bahwa langit malam ini akan menjadi saksi dari perjuangannya untuk mewujudkan impian yang begitu besar.

Charming Twins

Charming Twins

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Tolong … panas sekali, kumohon jika Anda tidak bisa menolong ku, setidaknya tolong bawa bayi kembar ku, biarlah aku yang menebus dosa ini. Tapi bayi ku, mereka memiliki hak untuk hidup. Kumohon ….” 17 Tahun berlalu … Renisya adalah seorang gadis yang memiliki paras menawan, cerdas, jutek, ambisius, dan sukses dalam bidang akademis dan olahraga. Ia selalu dikelilingi kemewahan dan kesempurnaan dalam hidupnya baik itu persahabatan ataupun cinta. Namun, meski hidupnya tampak sempurna dari luar, ia merasa ada yang hilang dalam hidupnya, dan selalu dihantui perasaan bersalah di dalam dirinya. Ia selalu merasa ada bagian dirinya yang kosong. Sedangkan Rania adalah seorang gadis yang penuh kasih, pekerja keras, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Meskipun secara akademis nya biasa saja dan hidupnya tidak seindah Renisya, Rania merupakan seorang seniman sejati, ia mampu mengekspresikan perasaannya melalui lukisan. Hingga Rania merasa ada kekosongan dalam hidupnya yang ia tak bisa jelaskan. Ketika takdir membawa mereka berdua berpapasan di suatu peristiwa tak terduga. Renisya mulai merasakan kejanggalan dalam hidupnya, ia mulai mencari tahu latar belakang keluarga nya hingga menemukan suatu peristiwa yang berkaitan dengan hidup nya dan mulai merasakan keanehan dan kebingungan yang tak dapat dijelaskan satu sama lain. Akankah ia mengetahui siapa sebenarnya yang membuat ibu kandung nya mati?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset