loader image

Novel kita

Exibisionis – Chapter 1

Exibisionis – Chapter 1

Chapter 1
106 User Views

Chapter 1

 

Saat ini, aku sedang berada di penghujung usia remajaku, dan baru saja lulus SMA. Aku memutuskan untuk tinggal seatap dengan Tedi, kekasihku, yang berusia tiga tahun lebih tua dariku. Aku dan Tedi sama-sama memiliki dorongan seksual yang menggebu-gebu, dan sepertinya kami tidak pernah merasa puas satu sama lain.

Tedi sangat menyadari eksplorasiku akhr-akhir ini tentang eksibisionisme, dan betapa memamerkan tubuh membuatku bersemangat. Dan Tedi sepertinya juga menyukainya. Dalam artian, ia senang jika aku memamerkan tubuhku, bahkan bangga jika lelaki lain menyukai tubuhku.

Sejujurnya, aku merasa khawatir jika kegemaranku terhadap eksibisionisme akan membuatku dicap sebagai gadis ‘nakal’. Maka, aku lebih memilih agar praktik eksibisionismeku tersebut terlihat seolah tidak disengaja. Sementara itu, Tedi kerap menggodaku dengan ide untuk memamerkanku pada teman-temannya, atau bahkan pada orang-orang yang sama sekali tidak kami kenal.

Dan sejujurnya pula, aku berharap bahwa jika tinggal seatap dengan Tedi, maka kami akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi ide-ide terkait eksibisionisme tersebut. Aku sungguh merasa beruntung, memiliki seorang kekasih yang tidak mempermasalahkan diriku sesekali menunjukkan bagian sensitif tubuhku pada orang lain. Tedi adalah lelaki yang hebat dan luar biasa untukku.

Tedi masih tinggal bersama ayahnya. Namun, ayahnya masih akan berada di sebuah kota di Kalimantan Selatan hingga delapan bulan ke depan, untuk mengerjakan sebuah proyek pekerjaan konstruksi. Jadi, pada dasarnya aku dan Tedi seolah memiliki rumah ini untuk diri kami sendiri.

Satu-satunya orang lain di sana adalah kakeknya, alias ayah dari ayah Tedi. Dan beliau jarang meninggalkan kamarnya selain untuk mencari makanan. Kakek Tedi nyaris tidak pernah bicara, kecuali sesekali menggerutu tak jelas. Tedi bilang, beliau memiliki kamar kecil sendiri di dalam kamar tidurnya. Maka, selain untuk mengisi perut, beliau jarang keluar dari kamar tidurnya. Di kemudian hari, aku pun mengetahui jika rupanya kakek Tedi agak pikun, padahal usianya belum mencapai tujuh puluh tahun.

Dan fakta lain yang unik tentang beliau, jika aku tak boleh mengatakannya sebagai fakta yang aneh, adalah tentang dirinya yang gemar bermasturbasi. Aku diingatkan oleh Tedi untuk tidak pernah masuk ke kamar tidur beliau tanpa persiapan apapun, karena besar kemungkinan jika saat itu beliau sedang menonton film porno dan bermasturbasi.

Terdengar agak menyedihkan, memang. Tapi aku senang karena setidaknya beliau masih memiliki libido dan bisa terangsang secara seksual.

Tedi bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kurir, sebagai salah seorang staf sortir paket. Posisi kerjanya tersebut membuatnya memiliki jam kerja yang berbeda, yaitu dimulai pada pukul sepuluh malam, dan berakhir di pagi hari, pukul delapan.

Jam kerjanya itu praktis mengubah jam biologis tubuhnya, terutama yang berkaitan dengan jam tidur. Tedi biasa tidur antara pukul sepuluh pagi hingga pukul enam petang. Dan karena aku merasa senang dan nyaman tidur bersamanya, aku mulai menggeser pola tidurku pada jam yang sama pula. Kami kerap bercinta sebelum tidur, dan melakukannya lagi setelah terbangun.

Kekasihku senang memamerkanku pada orang lain, nyaris sejalan dengan diriku yang senang jika tubuhku terlihat. Meski begitu, Tedi selalu menegaskan bahwa ia sama sekali tidak ingin jika akubercinta dengan orang lain.

“Menggoda lelaki lain sah-sah saja,” ujarnya, pada suatu pagi. “Tapi, aku tidak bisa menolerir hal yang lebih jauh daripada itu. Aku bangga mengetahui lelaki lain menginginkanmu. Tapi, maaf, lelaki itu tidak boleh memilikimu.”

Aku setuju dengan ‘aturan’ itu, tokh, aku sendiri memang tak pernah membayangkan akan memperoleh sensasi sehebat yang kuperoleh saat bercinta dengan Tedi. Maka, secara kasar, keinginan untuk bersenggama dengan lelaki selain Tedi tak pernah hadir di otakku.

Saat bersenggama, kami sering membincangkan fantasi tentang skenario di mana seorang teman Tedi akan memergoki ketelanjanganku. Atau salah satu teman Tedi secara diam-diam mengintip persetubuhan yang sedang kami lakukan.

Nah, akhir pekan ini akan menjadi akhir pekan pertama selama aku tinggal serumah bersama Tedi. Dan sekelompok temannya hampir selalu datang ke rumah ini di akhir pekan, untuk sekadar nongkrong sambil merokok dan bermain game, bahkan terkadang minum minuman beralkohol.

Maka, kami pun membahas trik agar aku bisa ‘secara tidak sengaja’ mempertontonkan tubuhku pada mereka.

 

Bersambung Chapter 2

Exibisionis Berbuah Manis

Exibisionis Berbuah Manis

Score 10
Status: Completed Author: Released: 2023 Native Language: Indonesia
Apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar - seorang wanita yang diam-diam menyukai sebuah exibision. Yang dimana, dirinya akan menyukai apabila tubuhnya menjadi perhatian banyak orang, terutama para lelaki? Sama persis yang kini ku alami.... Bagaimana keseruan kisahku ini? yuk langsung saja kita ikuti bersama.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset