Kemarin, setelah mendapat perintah resmi dari Remy untuk mencari guru kepribadian untuk Nesia, Lukas langsung mencari rekomendasi melalui internet. Beberapa yang dilihatnya memang sudah sangat bagus dan memiliki nama. Untuk biaya, Lukas sama sekali tidak peduli mau berapapun biaya yang harus dikeluarkan demi perintah Remy.
Hingga kemudian terpikir nama Rosa di kepala Lukas. Tentu Lukas sudah memiliki pertimbangan sendiri ketika akhirnya dia mengambil keputusan untuk meminang Rosa menjadi guru kepribadian bagi Nesia, mengingat Rosa adalah salah satu mantan Remy.
“Hei, Luke? Tumben kamu datang?” sambut Rosa ketika akhirnya Lukas datang ke sekolah yang dikelola oleh Rosa itu.
“Tadi ada keperluan di dekat sini. Jadi aku ingat bahwa kamu punya usaha di sini. Tidak ada salahnya jika aku singgah, kan?” tanya Lukas dengan senyum yang ramah, berbeda dengan Remy yang nyaris tak pernah tersenyum.
“Tidak ada yang salah, Tuan Lukas. Yuk, masuk!” Rosa mengajak Lukas masuk ke dalam, ke ruang yang biasa digunakannya untuk menerima tamu.
Ruko ini memang lumayan besar untuk dijadikan sebuah lembaga pendidikan non formal seperti ini. Ada ruangan administrasi, ada ruang tamu, ada ruang tunggu, dan tentu saja ruang kelas yang nyaman. Dari tampilannya, bisa dipastikan bahwa kolega dan murid sekolah ini dari golongan menengah ke atas.
“Kedatanganku kesini juga memiliki misi tersendiri, Ros.” Lukas memulai pembicaraan setelah berbincang basa-basi ke sana sini.
Rosa mengerutkan keningnya penuh rasa ingin tahu.
“Misi?” Rosa mengulang kalimat Lukas.
Pria itu mengangguk. “Ya. Ini perintah Tuan Remy,” kata Lukas lebih lanjut.
Mendengar ada nama Remy disebut dalam pembicaraan ini membuat Rosa dirambati oleh rasa bangga sekaligus percaya diri. Rosa sudah melambungkan angannya bahwa Lukas ke sini khusus untuk dirinya.
“Perintah apa itu, Luke?” tanya Rosa tak sabar. Bibirnya berkedut menahan senyum oleh karena rasa yang tiba-tiba mengambang, meski dia tahu bahwa Rey sudah menikah beberapa hari lalu.
“Tuan Remy memerintahkan kepadaku untuk mencari guru kepribadian untuk istrinya,” jawab Lukas mengejutkan Rosa.
Bagai dihempas dari terbang tinggi, Rosa tersenyum masam karena sudah terlalu ge-er menanggapi kedatangan Lukas kali ini.
“Hei, bukankah istri Remy adalah perempuan berkelas? Aku bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Dona, kan?” Rosa kala itu menyanggah permintaan Lukas.
Lukas tersenyum sesaat. Rosa sadari, ada banyak kemiripan di antara Lukas dengan Remy secara fisik. Namun, mereka memiliki banyak perbedaan dari segi sikap dan perangai. Terlebih lagi dari sisi keberuntungan. Lukas jelas kalah jauh dibandingkan dengan Remy.
“Sayangnya ini bukan Dona, Ros.” Lukas berkata datar.
Spontan Rosa menatap Lukas dengan tatapan semakin tak mengerti.
“Luke? Bukankah kamu bilang bahwa kamu mencari guru kepribadian untuk istri Remy? Tapi mengapa kamu bilang bahwa ini bukan Dona?” Rosa menatap Lukas, menuntut kejelasan jawaban pria itu.
Lukas terdiam sejenak, mencari kalimat yang tepat untuk menjelaskan semua kerumitan masalah ini kepada Rosa.
“Ini memang sedikit rahasia, Ros. Tapi jelas aku tidak mungkin bermain rahasia sama kamu karena kamu akan terlibat langsung di sini,” kata Lukas memberikan sedikit ulasan.
Rosa menggeleng tak mengerti ketika itu, karena kalimat Lukas sedikit susah dipahami olehnya.
“Lukas, tolong katakan dengan gamblang biar aku bisa paham dengan apa yang kamu bicarakan.” Rosa meminta penjelasan singkat.
“Oke. Jadi begini, Ros. Memang Tuan Remy bertunangan dengan Dona. Dan bahkan hari pernikahan mereka sudah dipersiapkan dengan baik. Namun, di hari itu pula Dona pergi meninggalkan pernikahan itu.” Lukas menuturkan dengan jelas.
Rosa terkejut bukan kepalang.
“Jadi perempuan yang hari itu dinikahi Remy bukan Dona?” tanya Rosa dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan betapa terkejutnya.
Lukas menggeleng.
“Bukan. Dia seorang pekerja di Martha Hall yang diambil secara acak.” Lukas menjawab jujur.
“Jadi perempuan itu hanya sekedar menggantikan Dona?” Rosa masih tak percaya.
Lukas mengangguk. “Ya.”
Rosa tersenyum sinis.
“Dan sepertinya kalian mengambil orang yang salah.” Rosa memberikan komentar dengan nada sinis.
“Ketika itu waktunya sangat sempit untuk mencari yang lain.” Lukas mengelak.
“Mengapa Remy tidak melepasnya begitu acara selesai? Bukankah hanya menggantikan sementara? Mengapa juga harus repot dibawa ke rumah dan bahkan berniat membuatnya menjadi lebih baik?” Rosa terlihat tak setuju.
“Ini mutlak keputusan Tuan Remy. Aku hanya melaksanakan apa yang beliau perintahkan.” Lukas menjawab dengan lugas.
“Setidaknya kamu bisa memberi dia peringatan dengan kapasitasmu sebagai saudaranya.” Rosa menegaskan.
Lukas tersenyum masam. Apakah Rosa lupa bahwa Lukas hanya saudara tiri yang bahkan tak pernah dianggap sebagai saudara?
“Kami hanya saudara tiri. Kebetulan saja Ayah jatuh cinta sama Ibu. Dan itu bukan sebuah jaminan bagiku untuk memiliki hak yang sama dengan Tuan Remy.” Lukas menegaskan.
Rosa terdiam. Sedikit banyaknya Rosa memang tahu silsilah rumit keluarga Remy dan Lukas. Sebagai orang yang pernah dekat dengan Remy, tentu Rosa pernah bertanya beberapa hal meski sedikit pribadi. Dan Remy yang ketika itu memang sangat tertutup, sesekali menjawab rasa ingin tahu Rosa. Meskipun hanya sebatas yang bersifat umum saja.
“Dan itu bukan berarti kamu tidak punya hak yang sama dengan Remy, kan?” Rosa menatap Lukas dengan sorot mata yang sadis bercampur rasa kasihan.
“Sudahlah, Ros. Aku tak mau membahasnya. Aku kesini hanya untuk menyampaikan niatku mencari guru kepribadian untuk Nona Nesia, sebagaimana yang Tuan Remy perintahkan padaku. Itupun kalau kamu berkenan. Kalau tidak, mungkin aku akan mencari guru yang lain.” Lukas memotong pembicaraan agar tidak berlarut-larut.
Rosa terdiam, terlihat berpikir dan menimbang.
“Aku juga belum mengatakan pada Tuan Remy bahwa aku mendatangimu. Belum tentu juga beliau setuju jika menggunakan kamu sebagai tutor untuk membimbing dan mengajari Nyonya Nesia.” Lukas menjelaskan.
“Nyonya Nesia?” Rosa mengerutkan keningnya.
Lukas mengangguk.
“Istri Tuan Remy.” Lukas memberi keterangannya.
“Bukannya hanya istri sementara? Mengapa kamu menyebutnya dengan sebutan ‘nyonya?’ Kurasa sikapmu sedikit berlebihan, Luke.” Entah mengapa Rosa mulai tak suka dengan perempuan yang ditengarai sebagai istri Remy ini, meski hanya istri sementara.
“Karena memang seperti itu seharusnya, kan? Apapun ceritanya nanti, saat ini Nyonya Nesia adalah istri Tuan Remy.” Lukas seolah menegaskan.
Rosa bagai dipukul mundur.
“Berani bayar berapa untuk semua ini?” Rosa sedikit meninggikan hati.
Lukas tersenyum masam mendengar pertanyaan Rosa kali ini. Tentu saja Lukas tahu bahwa ini sebagai bentuk rasa tak puas Rosa atas keputusan Remy yang mengambil istri secara acak demi menyelamatkan dirinya dari rasa malu.
Mengapa harus perempuan lain? Tidakkah mereka berpikir bahwa aku bisa menggantikan posisi Dona dengan senang hati?
“Kamu bertanya seolah-olah kamu tidak tahu siapa dan bagaimana Tuan Remy jika sudah menghendaki sesuatu.” Lukas memukul pertanyaan Rosa.
Rosa mengangguk mengerti maksud kalimat Lukas.
“Kapan aku mulai mengajar?”
***
Di sebuah sekolah kepribadian yang berada di pusat kota, seorang perempuan yang sangat elegan dengan kecantikannya yang nyaris sempurna. Perempuan itu sedang menyiapkan diri untuk memenuhi undangan seorang rekan lamanya untuk mengajar di rumahnya. Ada sebuah kebanggaan ketika Lukas datang menemuinya dan memintanya untuk mengajar di rumah Remy. Teman lama sekaligus mantan paling indah yang dimiliki oleh perempuan itu.
Dia adalah Rosa. Perempuan yang didatangi oleh Lukas untuk mengajari Nesia bagaimana bersikap dan bertutur kata dengan baik, sesuai dengan posisinya sebagai istri Remy saat ini. Rosa tentu saja terkejut ketika Lukas mengatakan bahwa Rosa diminta mengajari Nesia.
“Hari ini aku akan tahu, perempuan macam mana yang membuat Remy bersedia mengeluarkan dana besar untuk pendidikan kepribadiannya.” Rosa bergumam sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan college miliknya, menuju ke rumah Remy.
***