loader image

Novel kita

FROM THE WEDDING HALL – CHAPT 48

FROM THE WEDDING HALL – CHAPT 48

GOSIP KARYAWAN
68 User Views

Remy tentu saja memilih jalur khusus untuk bisa sampai di ruangannya di lantai atas gedung ini, sehingga tak harus bersamaan dengan beberapa karyawan yang mungkin harus hilir mudik ke atas dan ke bawah. Namun, sepanjang perjalanan menuju ke ruangannya itu, Remy sama sekali tak melepas genggamannya. Padahal dia tahu bahwa tangan Nesia dingin oleh keringat.

Tentu saja Nesia berkeringat dingin karena selama ini, ketika dia menjalin hati dengan Vino, mereka hanya jalan bersama. Sesekali saja mereka berpegangan tangan. Itupun sudah cukup menyenangkan karena Nesia mencintai Vino, demikian juga sebaliknya.

Akan tetapi, Vino adalah rakyat biasa yang tidak akan mendapat tatapan mencolok jika pergi kemanapun. Tetapi ini? Lelaki yang menggandeng tangannya dengan kuat ini adalah seorang publik figur di perusahaan ini, yang setiap gerak langkahnya akan selalu menjadi perhatian. Terutama oleh anak buahnya.

Merasakan tangan Nesia yang berkeringat dan diam saja semenjak turun dari mobil tadi membuat Remy heran. Laki-laki itu kemudian menoleh, menatap Nesia yang berdiri di sebelahnya. Remy terkejut karena menyadari betapa muda dan belia perempuan ini.

“Apakah urat bicaramu sedang bermasalah? Kulihat sejak tadi kamu hanya diam seperti orang shock?” tanya Remy dengan menyebalkan.

Bagaimana tidak? Bukannya bertanya baik-baik, tetapi pria itu malah menanyakan urat bicaranya yang katanya putus.

Kesal ditanya dengan tak sopan seperti itu, Nesia menarik tangan kecilnya yang semenjak tadib tergenggam oleh pria itu. Namun, sepertinya Nesia harus kecewa karena Remy tahu bahwa perempuan ini tak akan tinggal diam ditanya sekasar itu.

“Saya tidak banyak bicara karena saya sedang berpikir keras. Bagaimana caranya agar bisa melepas tangan saya yang hampir kesemutan karena tangan Tuan Remy terlalu besar!” jawab Nesia setelah dia gagal menarik tangannya.

Remy hanya tersenyum tipis. Dia sudah menduga tentu saja bahwa mulut Nesia yang pedas ini  akan selalu memiliki jawaban yang pas untuk terus melawan dirinya.

“Sayangnya kamu tidak akan bisa melakukannya dengan mudah, Nyonya Wilson,” jawab Remy dengan ejekan.

“Nesia! Nama saya Nesia, Tuan Remy yang Agung.” Nesia lagi-lagi menegaskan dengan kesal.

Remy tak melayaninya karena pintu lift sudah terbuka dan mereka harus keluar.

Masih dengan posisi yang sama saat Remy menarik tangan Nesia menuju ke ruangannya. Tak sekalipun membiarkan jari Nesia yang kecil itu lepas dari genggamannya. Entahlah, ini terasa pas saja bagi Remy.

Melewati Livi yang duduk santun di ruangannya, Remy sama sekali tak menyapa. Hanya Nesia yang terpaksa tersenyum menyapa ketika mereka berdua melewati sekretaris Remy yang cantik dan modis itu. Dan kali ini, Livi dibuat tercengang oleh sikap Remy yang datang membawa seorang gadis muda dan sederhana.

Begitu sampai di depan pintu ruangannya, Remy menghentikan langkahnya sehingga membuat Nesia menabrak tubuh pria itu.

“Aw!” seru Nesia kesal.

“Livi, aku sedang bersama istriku. Jadi kalau ada tamu atau ada yang ingin bertemu, mungkin kamu bisa telepon dulu sebelum mengetuk pintu,” ujar Remy pada Livi.

Seketika Livi shock mendengar bosnya mengatakan bahwa gadis itu adalah istrinya.

‘Bukannya istrinya bu Dona. Ya? Kok si bos bilang dia sedang bersama istrinya?’ batin Livi masih dengan wajah terkejut.

“Livi?!” seru Remy ketika melihat sekretarisnya itu tak memberikan tanggapan sesuai yang dia inginkan.

“Iya, Pak. Baik, Pak.” Livi langsung menjawab dengan gugup karena masih diselimuti e=rasa shock.

“Bagus. Oh, ya. Hubungi Sinta. Ada yang harus kami bahas bersama karena tadi terputus,” perintah Remy lagi.

“Baik, Pak. Akan saya hubungi Ibu Sinta secepatnya.” Livi mengangguk cepat.

“Hm.” Remy mengangguk kemudian kembali membawa Nesia masuk ke ruangannya, menyisakan Livi yang masih dalam rasa shocknya.

Sekretaris cantik itu kemudian menepuk-nepuk pipinya sendiri untuk meyakinkan dirinya bahwa dia tidak sedang bermimpi dengan semua ini. Namun ketika dia merasakan rasa panas di pipinya, maka dia yakin bahwa dia tidak sedang bermimpi. Bahwa benar dia mendengar Remy menyebut perempuan muda itu sebagai istrinya.

Tak menunggu lama, Livi langsung mengambil ponselnya dan segera masuk ke grup gosip kantor ini. Namun dia lebih terkejut lagi karena ternyata, seluruh penghuni grup sudah ramai membicarakan Remy dan perempuan muda itu.

Beberapa saat sebelumnya, di lantai bawah dimana terdapat banyak karyawan PT WILSON PRIMALAND Tbk yang sedang tekun dalam kubikelnya masing-masing, mendadak mereka terdiam bagai terhipnotis ketika melihat pemandangan tak biasa seperti ini. Salah satunya adalah seorang karyawan staff keuangan yang menatap Remy dan Nesia —yang sedang bergandengan tangan— dengan tatapan nanar tak percaya.

Jantung pria itu berdebar kencang ketika tanpa sengaja menatap kedatangan Remy dan seorang perempuan muda yang dia tahu betul siapa dia. Awalnya dia tak percaya, dan bahkan tak ingin percaya dengan apa yang dilihatnya. Namun, dia masih tetap diam tak banyak komentar. Bukan hanya untuk mengungkap siapa perempuan yang dibawa bos perusahaan ini, namun dia juga sedang menenangkan hatinya yang bergemuruh oleh rasa sakit hati dan kesal. Namun dia tak punya kekuatan.

“Eh, siapa yang dibawa oleh Pak Remy?” seorang perempuan dari salah satu kubikel terdengar berbisik dengan karyawan yang lain.

“Kurang tahu. Bukannya biasanya beliau sama Bu Dona?” tanya yang lain.

“Memang benar. Tapi kabarnya mereka gagal menikah. Dan sekarang sepertinya Pak Bos sudah menemukan perempuan pengganti Bu Dona.” Karyawan yang lain menimpali kembali.

Pria staff keuangan itu tak mau mendengar kasak-kusuk lagi. Dia lantas mencoba mengalihkan perhatiannya dengan membuka ponselnya. Namun ketika dia membuka ponsel dengan tangan gemetar, jantungnya semakin bergemuruh ketika membaca chat yang dikirim di grup rumpi karyawan perusahaan itu. Sebagian mereka mengatakan bahwa bos mereka sedang kasmaran dengan daun muda sehingga dibawa ke perusahaan.

Sebagian yang lain bahkan mencibir bahwa perempuan yang dibawa bos mereka itu hanya perempuan murahan yang menginginkan harta Remy sehingga bersedia menjual diri pada bos mereka hanya demi materi. Laki-laki itu terus membacanya dengan hati bergemuruh dan tangan yang gemetar menahan amarahnya sendiri.

“Nesia? Kamu tega melakukan ini, ya?” gumam pria itu dengan suara geraman tertahan.

Dari sekian banyak chat dan komentar karyawan itu, laki-laki itu tidak tahan sehingga langsung meluncur pada chat paling bawah yang dikirim oleh Livi, sang sekretaris perusahaan.

“PENGUMUMAN! Harap bersiap mental untuk para jomlo perempuan karena ternyata pak Bos sedang asyik bersama dengan istrinya. Mereka tak mau diganggu!”

Grup semakin riuh karena para karyawan perempuan semakin ramai berkomentar. Pria itu lantas menutup ponselnya. Tubuhnya berkeringat disebabkan oleh banyaknya dugaan-dugaan atas komentar para karyawan lain, terutama karyawan perempuan.

Pria itu memejamkan matanya untuk meredam hatinya yang bergemuruh oleh rasa tak nyaman sekaligus amarahnya yang tak bisa dia ledakkan, ketika tiba-tiba seseorang memanggilnya.

“Vino! Setengah jam lagi kita ke ruangan Pak Bos. Ada yang harus kita laporkan dan kita evaluasi mengenai keuangan ini.” Entah kapan datangnya, Bu Sinta sudah ada di depan kubikel lelaki itu.

Lelaki itu —Vino, mantan kekasih Nesia beberapa hari lalu— terlihat terkejut.

“Ke ruangan Pak Remy?”

***

FROM THE WEDDING HALL

FROM THE WEDDING HALL

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Kehidupan Nesia yang miskin membuatnya tidak diterima oleh keluarga kekasihnya, sehingga membuat Nesia merasa nyaris putus asa. Hingga tiba-tiba saja seluruh dunianya berubah drastis saat Remy, seorang laki-laki gagah nan tampan membawanya ke sebuah pernikahan dengan paksa, demi menyelamatkan harga diri laki-laki itu karena Dona, tunangan Remy, pergi begitu saja pada hari pernikahannya. Pernikahan tanpa cinta itu berlangsung penuh kompromi, hingga kemudian Dona kembali hadir dalam kehidupan mereka. Yang tak terduga kemudian adalah Nesia mulai merasa cemburu dengan kehadiran Dona. Begitupun dengan Remy yang juga kesal ketika Nesia terlihat lebih dekat dengan Lukas, asisten sekaligus adik tiri Remy, dari pada dengan dirinya, yang adalah suami sahnya. Penyesalan Dona yang meninggalkan Remy membuat perempuan itu ingin mengambil kembali Remy dari Nesia. Karena gelap mata, Dona nekat melakukan hal jahat pada Nesia. Bagaimana Nesia bersikap setelah Lukas dan Remy sama-sama berebut menolongnya? Siapa yang akan Nesia pilih? Lukas yang selalu baik padanya? Ataukah tetap bersama Remy dengan segala bahaya yang mengancam keselamatannya?  

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset