loader image

Novel kita

Gadis Perawan Untuk CEO – BAB 12

Gadis Perawan Untuk CEO – BAB 12

Perbincangan serius
79 User Views

“Kakek, aku sudah mengambil bunganya,” ucap Reynold ketika memasuki rumah dan bertemu dengan kakeknya. Reynold terlihat meraih tangan kakeknya itu dan menciumnya lembut.

“Bisakah aku meminjam seratus lima puluh ribu? Aku naik taxi dan aku tidak memiliki uang cash,” lanjut Reynold.

“Minta bik Inah untuk membayar tagihan Taximu,” perintah kakek Hamzah.

“Baiklah kek,” ucap Reynold singkat lalu dia berlalu untuk mencari bik Inah.

Reynold memang tidak pernah bisa menolak apapun yang diucapkan dan diperintahkan oleh kakeknya, rasa sayang yang begitu mendalam membuat Reynold tidak pernah ingin menyakiti kakeknya.

“Bik, tolong berikan uang dua ratus ribu untuk supir taxi di depan, dan juga berikan beberapa makanan kecil,” ucap Reynold ketika melihat bik Inah sedang sibuk membersihkan kursi di ruang tamu.

“Baik tuan muda,” ucap bik Inah.

“Tidak biasanya tuan muda naik taxi, di mana Aldo?” Lanjut bik Inah, pelayan setia keluarga Hamzah yang sudah mengurus Reynold sejak kecil.

“Biasalah bik,” ucap Reynold singkat dan berlalu pergi.

Reynold terlihat menuju ke kamarnya, dia melepas semua baju yang melekat di tubuhnya dan bersiap memasuki kamar mandi yang luas dan nyaman itu. Beberapa kali dia terlihat menggaruk di area dada yang sempat tersiram kuah seafood. Sedikit kemerahan, dan terlihat jelas bekasnya.

Di kamar mandi Reynold segera mengguyur tubuhnya yang bagi sebagian orang begitu sempurna itu, tinggi tegap dengan otot terbentuk sempurna. Beberapa kali Reynold menghentikan tubuhnya yang bergoyang goyang di bawah guyuran air yang keluar dari shower. Pikirannya terbang, mengingat apa yang dilihatnya beberapa menit lalu. Wajah Devanka benar benar melekat di ingatannya, kelembutan, kesantunan yang belum pernah ditemui datang dari seorang gadis kota.

Pikirannya dipenuhi dengan bayangan wajah Devanka, dia benar benar bisa mengingat wajah itu dengan sempurna. Setiap kali Reynold mengingat pertemuan itu, dia mengulaskan senyum di wajahnya, ada sesuatu yang begitu mencuri harinya, dia masih berusaha menerjemahkan rasa itu.

Setelah puas mengingat wajah Devanka, Reynold melanjutkan kegiatan mandinya, sambil bernyanyi kecil, bak seorang remaja yang sedang jatuh cinta, padahal cinta belum menjadi jawaban atas perasaan yang muncul, dia masih mencari dan menggali, perasaan apa yang sebenarnya dia rasakan, benarkah cinta pada pandangan pertama?

Reynold keluar dari kamarnya, terlihat mengeringkan rambut dengan handuk lembut dan tebal berwarna putih itu.

“Rey, bik Inah sudah menata bunga di setiap kamar dan ruang, sisa bunga yang ada rencananya akan kakek bawa ke makam orang tuamu sore ini, kau mau menemani kakek?” ucap Kakek Hamzah yang tiba tiba sudah berapa di kamar Reynold.

“Sekretaris Pete masih di rumah sakit, dia sudah baik baik saja, kakek tadi sudah menelepon nya, kakek sudah menyuruh beberapa orang untuk mengurusnya,” lanjut kakek Hamzah.

“Baiklah kek,” ucap Reynold singkat. Mendengar kabar mengenai sekretaris Pete dengan kondisi yang semakin membaik, Reynold terlihat lega, beberapa kali menarik nafas panjang dan dari wajahnya terpancar jelas kelegaan itu. Semua yang menimpa sekretaris Pete juga merupakan keteledorannya.

***

Reynold dan kakek Hamzah sudah berada di dalam mobil mercy mewah berwarna putih itu.

Ada supir Mahmud di sana, sepertinya Aldo belum pulang dari sejak mengantar Monalisa.

“Mahmud, kita ke tempat nyonya muda dan tuan Alex,” ucap kakek Hamzah memberi perintah terhadap supir pribadinya tersebut yang juga merupakan supir kepercayaannya.

“Baik tuan,” ucap supir Mahmud dan mobil pun melaju dengan tenang.

“Rey, tadi pagi kakek mengunjungi beberapa panti asuhan, memberikan makanan dan barang barang yang mungkin mereka butuhkan, hari ini adalah peringatan meninggalnya Elle dan Alex, seperti tahun tahun sebelumnya, kakek memberikan banyak sumbangan atas nama mereka,” cerita kakek Hamzah di dalam mobil.

“Kenapa kakek tidak mengajakku?” tanya Reynold.

“Sejak kapan kau tertarik, kau tidak pernah mau ketika kakek mengajakmu.”

Setiap tahun, tepat di saat perayaan meninggalnya anak dan menantunya, kakek Hamzah selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa panti asuhan, dia membawa banyak paket makanan dan kebutuhan yang mungkin dibutuhkan, ada juga mainan, selimut, makanan ringan, minuman dan lain sebagainya.

Jika tidak datang sendiri, kakek Hamzah biasa mengutus sekretaris Pete untuk melakukan kunjungan dan sumbangan, dia begitu dermawan dan baik hati di mata banyak orang. Sebagai pengusaha sukses, tentu mengeluarkan beberapa uang untuk kebaikan bukanlah sulit, karena itu adalah cita citanya sejak lama, bekerja keras, sebisa mungkin, supaya bisa membahagiakan banyak orang.

Kebaikan hatinya dapat dilihat dari beberapa pegawai setia yang tidak meninggalkannya, mulai dari karyawan kantor, supir, bahkan asisten rumah tangga, berada di sisinya sejak awal mulai meniti karir hingga menapaki kesuksesan, itu adalah gambaran nyata dari betapa baik dan royalnya kakek Hamzah.

Reynold terdiam sejenak, berusaha memahami ucapan kakeknya yang baginya begitu sempurna. Belum pernah terlintas di dalam benaknya untuk mewarisi kebaikan yang dimiliki oleh kakek Hamzah, namun beberapa hari ini, ada sedikit perasaan ingin melakukan kebaikan lagi dan lagi.

“Rey, bagaimana, kau sudah menemukan calon istri?” tanya kakek Hamzah yang tiba tiba memudarkan lamunan Reynold.

“Belum kek, terlalu sulit,” ucap Reynold pelan.

“Tidak ada yang terlalu sulit jika kau mencari dengan hati, kau harus memiliki hati yang bersih dan cinta yang tulus untuk dapat menemukan gadis istimewa itu,” ucap kakek Hamzah yang menemukan kekhawatiran terpancar dari cucu kesayangannya itu.

“Kakek, apakah benar benar harus gadis seperti itu? Yang tidak pernah tersentuh oleh pria manapun? Sedangkan ini adalah zaman modern yang sangat sulit menemukannya,” ucap Reynold putus asa.

“Lagi pula gadis gadis itu melakukan kesalahan bukan hanya kesalahannya sendiri, ada pria yang juga ikut andil, mungkin aku juga salah satu pria brengsek itu,” lanjut Reynold.

“Tidak Reynold, aku sangat mengenalmu, kau tidak pernah mengambil, atau bahkan merebut, kau hanya membeli apa yang mereka jual,” ucap kakek Hamzah.

“Sudah seharusnya seorang gadis yang belum menikah menjaga kehormatannya dan juga keluarganya, itu sudah menjadi keharusan. Kau lama tinggal di Amerika tapi jangan pernah melupakan budaya, tradisi dan ajaran agamamu, kau boleh menjadi pandai seperti orang Amerika, tetapi kau tidak perlu menjadi seperti mereka,” lanjut kakek Hamzah.

Sebelumnya Reynold memang tinggal di Amerika, hampir delapan tahun, belajar di sana dan menyelesaikan gelarnya. Dia baru kembali ke Indonesia sekitar satu tahun yang lalu, mulai memegang alih perusahaan keluarga dan menjadi pemimpin yang hebat, walau pengalamannya belum banyak, namun kemampuannya tidak dapat dipandang sebelah mata.

“Kau masih bersama gadis itu?” lanjut kakek Hamzah.

“Monalisa?” tanya Reynold.

“Iya,” jawab kakek Hamzah singkat.

“Iya, dia sangat memahamiku kek, dia mengerti bagaimana cara menyenangkan ku,” ucap Reynold seolah bercerita dengan seorang teman.

Kakek Hamzah selalu menempatkan diri sebagai teman, dia membesarkan Reynold dengan hati yang kuat dan berhasil menempatkan posisinya sebagai seseorang yang penting di hati Reynold, itu terlihat dari bagaimana Reynold begitu menghormati kakeknya, begitu mempercayainya dan tidak pernah melawan perintahnya.

“Suatu ketika kau akan bisa membedakan, apa itu cinta yang datang dari hati dan cinta yang hanya kau anggap cinta,” ucap kakek Hamzah.

Kekeh Hamzah tau betul bagaimana perangai cucu tunggalnya tersebut, itu dia dapat dari sekretaris Pete yang selalu memberikan info setiap saat, apapun yang dikerjakan oleh Reynold, di mana dan dengan siapa, kakek Hamzah dengan detail mengetahuinya.

Kehidupan Reynold dipenuhi dengan gemerlap dunia malam, mengunjungi beberapa klub besar, bermain dengan wanita, menghabiskan banyak uang untuk sekedar menyenangkan diri. Seringkali dia pulang dalam keadaan mabuk, dan itu membuat kakek Hamzah khawatir.

Namun terlepas dari semua kebiasaan buruk itu, Reynold tidak pernah mengabaikan tanggung jawabnya, dia selalu bangun dengan segar dan mengerjakan semua pekerjaan kantornya dengan sempurna.

Dia adalah cerminan CEO muda yang sempurna dengan gaya hidup flamboyan. Hidup dengan gelimang harta yang seolah tidak habis tujuh turunan dan bebas bersenang senang dengan cara maksimal.

Beberapa menit setelahnya, mobil sudah terparkir di area komplek pemakaman elit. Reynold turun dari mobil dengan membawa bunga mawar putih di tangan. Hatinya selalu bergetar hebat setiap kali dia mengunjungi tempat itu.

Reynold membalut tubuhnya dengan setelan jas berwarna hitam dan juga kacamata hitam. Sebenarnya kacamata itu dia gunakan untuk menyembunyikan matanya yang sering kali lembab, tidak mampu membendung rasa rindu terhadap dua orang yang terlalu sedikit memiliki kenangan dengannya.

Reynold dan kakeknya harus berjalan beberapa meter untuk sampai di makam orang tuanya. Pemakanan itu merupakan pemakaman elit yang nominal harga belinya begitu mencengangkan, hanya orang orang dengan kantong tebal yang mampu membeli sepetak tanah pemakaman di komplek pemakaman elit ini.

Bersih, tertata sangat rapi, tidak ada aura mistis dan juga rasa takut ketika menginjakkan kaki di tempat yang memiliki nuansa klasik. Beberapa pantung putih menghiasi komplek pemakaman, bunga bunga indah dan beberapa bangunan kecil.

Beberapa menit berjalan, Reynold sudah sampai di makam kedua orang tuanya, Reynold menaruh bunga kesukaan ibunya. Beberapa saat berdiri tanpa suara. Kakek Hamzah terlihat mengelus nisan anak lelakinya, melantunkan beberapa doa, bergantian dengan nisan anak menantunya.

Gadis Perawan Untuk CEO

Gadis Perawan Untuk CEO

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Perjuangan untuk menjaga sebuah kehormatan berupa KEPERAWANAN. Devanka nyaris diperkosa oleh tetangganya sendiri, nyaris menjadi kutukan karma buruk bagi keluarganya, karma tujuh turunan yang akan terjadi mana kala tidak mampu menjaga keperawanan. Keperawanan seutuhnya, tak tersentuj pria dari ujung rambut hingga kaki, sebelum diminta secara resmi sebagai seorang istri. Devanka bertemu dengan pria casanova. sang petualang cinta, kaya, namun arogan yang harus mendapatkan istri seorang perawan sejati demi mewujudkan keinginan kakeknya melihat cucu satu satunya menikah dengan gadis perawan seutuhnya terpat di ulang tahun yang ke 80. Bisa menikah dengan gadis perawan sejati adalah sebuah kehormatan bagi keluarga Hamzah, keluarga kaya raya dan memiliki banyak kuasa.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset