Badrika merasakan sistem lidahnya semakin tajam setiap suapan yang masuk. Apalagi menu makanan yang dipesan Badrika sangat menstimulasi seluruh tubuh.
Tak sadar telinga dan ekor Badrika bergerak ke sana kemari bergoyang senang. Mereka melihat Badrika, mencari tawaran baik dan menjual item-item bagus untuk digunakan.
Badrika menyesap minum, menegaknya tandas dan melakukan tawar-menawar.
“Aku bingung memilihnya yang mana. Sebentar aku menggunakan ini,” ucap Badrika menggerakkan keyboard hologram mencari informasi ditawarkan beberapa akun kepadanya.
Rahang mulut mereka terbuka lebar. Pemilik warung menggeleng kepala tahu kepintaran Badrika di atas rata-rata sehingga kemampuan ini dianggap biasa.
Selama lima menit Badrika manggut-mangut untuk mengumpulkan berita item itu, Badrika menekan tombol item dipilih.
Segera saja transfer berlangsung cepat di mana item tadi langsung masuk ke penyimpanan. “Makasih sudah menjualnya. Aku membutuhkan item-item ini selaku bodyguard.”
Senyum miring Badrika kembali terkembang jelas. Badrika pamit diri lalu masuk ke kampus. Tanda pengenal bodyguard milik akun Safir diterangkan ke penjaga. Kemudian Badrika menjalankan mobilnya di depan kelas.
Selama menantikan Safir pulang, Badrika menatap aturan berlaku pengawal dari Safir.
“Ini banyak sekali. Ada hukuman dan hadiah untukku? menarik sekali aku menerimanya. Jangan bilang aku sudah ada hadiahnya tapi aku tidak tahu,” kata Badrika mengecek bagian spam berasal dari email akun Safir berisi pesan singkat bersama gambar hadiah bergerak-gerak. Jemari kanan menekan gift terbuka.
Lalu bermunculan voucher sangat berarti bagi Badrika. “Voucher ini sebulan. Gokil!” seru Badrika menekan voucher kebutuhan satu bulan, makanan diskon untuk mengetik cemilan di dalam mobil dan puas tak terbayangkan.
Chat Safir menarik dari kenyataan. Badrika membalasnya bahwa dirinya sudah memarkirkan mobilnya. Mode wolfnya masih aktif selama satu minggu.
Padahal Badrika tidak mengaktifkan mode tersebut. “Akhirnya balasan pihak perusahaan gamenya masuk ke email. Apa jawabannya?”
Mata Badrika memahami penjelasan customer service mengenai akun dan genre yang bug. Rupanya kesalahan sistem buruk demi mengupdate versi barunya terkendala.
Badrika maklum tahu masalah itu sulit ditangani pihak IT. Semakin fokus ke satu arah maka cepat selesai.
Reply Badrika mengeluarkan kalimat sopan sekaligus memberikan rating bintang lima dalam pelayanan customer service dan aplikasi. Semua komentar akun game Wolf and Sheep mendapat respon positif jadi kendala apapun akan dijawab.
Badrika menaruh kepalanya ke belakang. Kursi pengemudi diputar beberapa derajat guna menyamankan diri.
Jam terakhir mata kuliah Safir sebentar lagi selesai. Irama lagu mellow mengiringi Badrika sedang memejamkan mata sembari bersenandung kecil.
Ketukan sepatu, gerakan jari dan menoleh ke samping di mana semua mahasiswa berhamburan keluar. Badrika memicing matanya ketika gerombolan kekanakan menyerang dengan tumpahan kopi hitam, air bekas pel dan berbau busuk dari limbah. Sepertinya Badrika mengernyitkan dahi kalau perbuatan melewati batas.
“Aku tidak sabar mereka merusak mobil Safir. Ini pekerjaanku,” geram Badrika keluar penuh aura tekanan negatif. Telinga maupun ekornya memasuki kategori beranjak kemarahan.
Menghadapi anak-anak yang awalnya tertawa lebar malah ketakutan pergi menjauh saat Badrika mengaktifkan item teleportasi. Alamat lengkap masing-masing akun berada di hologramnya hingga Badrika tinggal mengirimkan ke rumah, kos maupun apartemen mereka tinggal.
“Kalian menganggu aku berjalan. Oh my God! mobilku kenapa, X?” Sontak saja mereka tidak bisa lari saat Safir dan Badrika memegang bahu mereka tanpa ampun lalu Badrika menggunakan item pemberhentian waktu. Safir melihat sekitar bahwa semuanya berhenti layaknya patung-patung di museum.
Langkah kaki berat Badrika menyusul mengimbangi aura hitam. Geraman rendah dari Badrika menciutkan nyali anak-anak sheep. Setidaknya mereka tahu berhadapan dengan siapa.
“Ini mobil Safir, sayang. Aku merasa marah kalau kalian mengotorinya di tempat umum. Mau urusannya diperpanjang?” tanya Badrika menekan seluruh pertanyaan itu dengan suara mengerikan. Bahkan Safir bergidik ngeri ketika Badrika menanamkan kekuatannya ke musuh gemetaran.
Salah satu mereka mengompol. Tatapan Badrika menusuk ke relung jiwa. Tidak ada diantara mereka mendongak wajahnya. “X, kita pergi ke pembersih mobil. Ide mereka kreatif sekali untuk mendekorasi mobilku. Nama-nama mereka telah dikirimkan ke dekan dan ketua prodi.”
Safir melipat tangan lalu meringis kondisi mobilnya membutuhkan perawatan khusus, Badrika melepaskan para pembuat onar.
“Jangan sampai aku melihat kalian lagi di kampus dan silakan cari alasannya mengelak dari dekan maupun ketua prodi kalian hari ini. Bye,” kata Badrika membalikkan badan, mengelap tangan dengan tisu basah dan membuang bekas tisu ke tong sampah.
Muka menjijikkan memegang para pelaku terlalu kentara. Berbeda dengan Safir yang menyuruh Badrika untuk membukakan pintu.
Kemudian mobil berjalan keluar. Orang lalu lalang memandang aneh penampilan mobil Safir sampai ke pagar kampus.
Karena lokasi cuci mobil jauh, Badrika mengelilingi item teleportasi yang tidak jadi digunakan langsung menyetel tempat tujuan, melemparkan ke depan dan portal glitch terbuka lebar. Pemandangan itu menakjubkan saat mobil Safir masuk ke dalam tanpa ada orang lain menghentikannya.
“Kamu dapat dari mana item itu? apakah ini digunakan sekali?”
Badrika melirik wajah Safir penuh kekaguman. Item yang dibeli Badrika itu jarang dipakai di genre ini tapi tidak dengan genre fantasi.
Badrika berdehem kecil lalu berkata, “Aku membeli dari orang acak. Harganya terjangkau jadi aku memilih item tersebut. Memang sekali item dipakai pergi dan pulang kemanapun kamu mau. Tapi aku ada alat menggandakan barang,” tutur Badrika menunjukkan alat yang digunakan menipu orang lain dalam perdagangan.
Meskipun alat praktis itu bisa menggandakan jumlah benda diinginkan si pengguna, kualitasnya belum tentu sama seperti aslinya. Akan tetapi Badrika lihai menggabungkan item khusus ke alat itu agar salinannya seratus persen.
Ini sangat manjur jika keadaan paceklik. Safir mengusap-usap kepalanya sendiri. Badrika menunggu respon selanjutnya. “Kalau itu berhasil, apakah bisa benda itu menyerupai aslinya bukan benda? misalnya makhluk hidup.”
Badrika menjentikkan jarinya menyatakan pertanyaan Safir akan digunakan di tempat sepi.
Mana tahu alat itu akan populer di genre kehidupan sehari-hari ini. Game Wolf and Sheep ini saja membedakan karakternya tapi tidak gerakan di luar dugaan.
“Pasti menarik jika aku bergerak banyak menuntaskan misi pengawal. Safir, kamu mau sekarang makan all eat nya?” Safir merengek ingin sekarang dipertontonkan dihadapannya.
Segera saja Badrika mengusap pipi Safir penuh kasih sayang. “Habis cuci mobilnya ini. Kerugian ini aku tangani karena aku teledor.”
Safir membuang muka malu sampai telinga. Badrika tidak tahu Safir merasakan gejolak yang aneh hanya saja itu emosi labil. Setelah membayar paket cuci mobil, Badrika menyaksikan mobil Safir dicuci bersih pelan-pelan.
Selama itu mereka berdua makanan ringan dikeluarkan dari mobil. “Kamu menyetok jajanan ini di mobilku. Aku tidak menyangka kamu mempunyai ide ramah tamah itu ke orang lain tidak mudah mempercayai orang asing.”
Badrika memakan cokelat silverqueen tidak perlu menjawabnya karena ada tujuan sebagai pengawal terbaik.
Seketika Badrika memiringkan kepalanya ke bahu Safir mulai bosan. “Masih lama? aku ingin mencoba alat yang kamu minta. Dasar lamban.”