loader image

Novel kita

Game Wolf And Sheep – BAB 19

Game Wolf And Sheep – BAB 19

Harapan yang paling menyakitkan
72 User Views

Badrika memenangkan seluruh tim pengantar barang tadi. Memang ada hak mereka menyadari ilmuwan bisa egois atau tidak tergantung tujuannya.

Kalau ada pengorbanan maka seseorang tidak akan memilih pilihan. “Kamu tenang saja, Badrika. Tapi kami tidak. Coba saja kamu di posisi kami pasti kamu melegak marah!”

Badrika melihat sekitar, menyuruh naik helikopter dan pergi meninggalkan pulau. Pulau tak berpenghuni itu dihuni hanya eksperimen.

“Aku juga akan berkelakuan sama namun mereka bisa menghilangkan nyawa kita. Ini kepercayaan pelanggan VIP nya Bos Zero, kalian tidak mau dimasukkan ke ruang tahanan bukan?” Setelah mengatakan hal yang mengingat trauma, Badrika memunculkan satu set sushi dan botol hijau masing-masing orang.

Kemudian mereka diam lalu makan pelan-pelan saat Badrika memastikan keadaan kembalinya mereka tidak terganggu.

Angin kencang berhembus selalu menghalangi pergesekan berjalan helikopter. Tapi tidak ada info kerusakan kendaraan mereka miliki, Badrika menajamkan penglihatan di malam hari.

Suara benda melesat ke helikopter langsung Badrika membagi tugas agar mereka selamat. “Badrika, kamu gila! kamu mau apa melawan senjata angin mereka?!” Tingkah laku Badrika tidak bisa dihentikan walau pikirannya sudah memberikan lampu merah.

Tubuh Badrika jatuh, memilah item teleportasi seluruh helikopter dan Badrika sambil mengeset lokasi. Badrika tersenyum menjanjikan ketika item berfungsi baik sehingga rencananya akan dikenang satu gengnya.

“Aku pastikan kalian terima akibatnya. Bam!” teriak Badrika mendaratkan kakinya di atas rudal, menanamkan bom waktu sederhana dan memutar badannya langsung di langit terbuka.

Hamparan sekitar menerbangkan rudal lain mengenai target tiba-tiba menghilang. Tempel bom rakitan berangsur menduplikasi sendiri. Badrika bersiul melihat tim peneliti kebingungan yang mengeluarkan rudal tersebut.

Untung ada item langka yang bisa direfill tanpa batasan waktu. Badrika menembakkan cahaya teleportasi sembari menunjukkan jari tengahnya. Tak butuh lama keberadaan Badrika berganti menjadi markas geng ular hijau.

Berguling-guling di tanah dan dikerubungi anggota lainnya, Badrika menghirup napas kasar lalu berkata, “Kalian baik-baik saja ketika aku mengirimkan helikopter di sana? kalian boleh marah saja.”

Bos Zero datang menemui Badrika yang tertawa setan memandang tim-tim kembali tanpa terluka. Bahkan tidak ada lecet maupun muka suram malahan mereka khawatir Badrika hilang dari jejaknya di bumi. “Kamu bikin apa klien aku memarahiku?”

Badrika merubah tubuhnya duduk di tanah. Tak sadar punggung Badrika membekas goresan tak tentu lalu menampilkan cctv jarak dekat mengenai interaksi tersebut.

Bos Zero memukul tongkatnya seluruh tubuh Badrika tanpa ampun tahu keadilan dikedepankan. “Lain kali ada pengantar, kamu tidak boleh ikut!” murka Bos Zero tidak bisa dilawan. Siapapun melawan bos langsung namanya dicoret.

“Tapi mereka akan mati. Kirimkan video ini untuk diancam. Aku tidak suka mereka melakukan semena-mena orang-orang kita. Bos Zero akan melakukan pembenarannya yang sama seperti aku. Mereka diinjak-injak. Aku tumbuh bersama kita semua,” jelas Badrika menahan pukulan bertubi-tubi layaknya dirundung kemalangan jangka pendek. Orang lain meratap sedih atas pembelaan Badrika sangat tinggi.

Gertakan gigi tajam mendesis dari Bos Zero membuang amarahnya ke udara.

“Kamu keluar dari geng ini. Selama bertahun-tahun aku menahannya tapi pergerakan kamu tidak bisa sikap toleran lagi. Silakan pergi dengan hormat lewat terowongan.” Keputusan itu membuat semua orang meminta Bos Zero mempertimbangkannya tapi ketentuannya sudah diterapkan peraturan geng.

Badrika bergerak menentang tongkat bosnya, berdiri penuh muka lebam dan bernapas berat. Mata tajam Badrika sangat menusuk sampai kerumunan membeku.

“Kebijaksanaan yang bagus, Bos. Aku akan menyimpan kendaraan di penyimpanan game. Aku menuju jalan besar tidak ada komentar. Terima kasih sudah memberikan kehidupanku di sini,” balas Badrika membuang darah tidak ada bantahan. Sebenarnya Badrika kurang mengerti selama ini belum ada hukuman akhirnya momentumnya keluar.

Badrika masuk ke terowongan lima ratus meter dari pendaratan teleportasi mendadak.

Di sini Bos Zero membiarkan Badrika mengerjakan profesi keduanya meski tidak rela Badrika pergi. Badrika melirik ke belakang melihat senior dan junior berteriak keras minta Badrika mengganti komitmennya.

Pria tidaklah mengingkari janjinya setiap langkah pertama. Badrika melihat data baru di terowongan. Paling anehnya beberapa akun menginap dalam kegelapan.

Tangan Badrika memegang dinding terowongan untuk mencari sumber saklar penerangan. Lalu Badrika menghidupkan senter hp, memperbaiki kabel-kabel putus dan mengembalikan keadaan terowongan ini sedia kala.

Tak heran orang penakut tidak berani memasuki tempat ini kecuali pemberani dan orang-orang bertahan hidup. Sebelum berbalik, Badrika mencium aroma ketakutan yang mengalir deras di mana Badrika dikepung oleh kelompok baju compang-camping sembari memainkan tombak.

Badrika angkat tangan mengenali akun-akun itu bermutasi hilang. Pernah mendengar kabar keberadaan mereka lenyap.

Kenapa mereka berkumpul di tempat lain bukan genrenya? Terlihat jenis akun dipakai berbeda-beda juga membuat Badrika buntu pemikirannya.

Ingatan Badrika bergulir saat bertugas menjadi pengawal pribadi Profesor K di kampus kedokteran. Mereka hilang bersamaan mengamuknya Badrika berwujud wolf glitch.

Badrika membuka pembicaraan seakan-akan pendekatan ini akan berjalan baik. “Aku bukan orang jahat. Hanya dibuang sama gengku. Kita gamers yang sama.”

Badrika menampilkan database akunnya di hadapan semua orang. Masih level setengah dari lima puluh tapi Badrika tidak keberatan jika diantara mereka menertawakan kelambatan cara mainnya.

Ini pertama kali Badrika menerima game yang mengkondisikan dua dunia jadi tidak akrab dan berusaha keras terhubung. “Kamu pemula wolf glitch? kita beruntung atau diterkamnya?” Badrika tidak suka dituduh di mana kaum wolf banyak mempunyai riwayat kejahatan.

Berdasarkan lapangannya, Mereka takut Badrika berubah tak terkendali ketika pertama kali melihat beritanya tersebar. “Kak X? kami di sini sedang bersembunyi. Kakak ngapain?”

Badrika menolehkan kepalanya otomatis memandang genre fantasi nyasar di kampus itu mengingat Badrika. “Kenapa kalian bersembunyi dekat geng ular hijau? kalian tidak dimanfaatkan sama mereka tanpa sepengetahuanku?” tanya Badrika memberontak, merentangkan tangan untuk dipeluk dan berbalas rindu.

Meskipun mereka sebentar saja pertemuannya, Badrika ingat jelas tentang bantuan laporannya. Segera saja Badrika menampilkan balasan pihak perusahaan game ke arah kelompok kecil.

Muka mereka menangis tidak menyesal tahu itu salah sistem dan diperhitungkan masuk bagian perbaikan. Badrika melirik akun lain melonggarkan keamanannya, membungkuk hormat dan penjelasan mereka menjadikan Badrika tidak bisa ditemukan kebenarannya.

“Kamu yakin itu benar? mereka tidak peduli kalian masih hidup meski terdampar di genre kehidupan sehari-hari? udah komplain sama petinggi genre kalian?” Badrika menuaikan misterinya saat wajah mereka meredup.

Satu per satu bubar menunjukkan jalan tidak ada di peta sengaja tempat melindungi diri agar tidak terlihat. Badrika mengekor belakang sembari memerhatikan situasi tegang itu. “Kamu anak geng ular hijau. Kami tidak takut dengan mereka melainkan ini.”

Muka-muka petinggi dua genre lain terpampang lewat cahaya proyektor mini. Pasangan anak SMA genre romance menurut. Badrika meminta informasi ini dibagikan.

Mana tahu bisa berguna jika ini kelalaian orang atas. “Tetap saja tidak cukup. Kami saja tidak bisa log out. Tempat kami diacak-acak jam lima pagi dari sistem. Terus kembali setelah matahari terbenam.”

Badrika menyakinkan mereka tawaran bantuannya tidak pakai imbalan. Bisa bahaya mereka ditinggalkan.

“Harapan adalah keadaan menyakitkan untuk diraih, X. Kamu bisa menanggung ini semua?” Badrika melihat transfer informasi petinggi sukses masuk ke hpnya.

Lagipula Badrika sudah ikut campur kelompok ini walaupun di mata mereka tetap tidak ada pendirian saling percaya.

Game Wolf And Sheep.

Game Wolf And Sheep.

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Badrika Shuura mengikuti permainan dunia maya yang disambungkan lewat android dan perangkat online lainnya. Setelah bergabung, permainan ini memiliki level sesuai pekerjaan dunia aslinya. Badrika mengambil pekerjaan pengawal di mana seluruh pemain menyewanya dalam tingkatan harga berbeda-beda. Hanya Badrika satu-satunya pemain yang maksimal semua level dan bisa menambah pekerjaan kedua dan seterusnya sebagai bonus utama dalam game tersebut. Namun tidak disangka Badrika mendengar berita mengatakan permainan itu berbahaya yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Bahkan kematian mereka alami terlalu nyata. Meski begitu, Badrika harus berhubungan satu pelanggan VIP yang teratur menyewanya selama seminggu setiap bulannya. Wanita berumur dua puluh tahun berstatus mahasiswi kaya Jurusan Psikologi bernama Alana Liora Gantari. Apakah ada kebenarannya di permainan itu? Kenapa banyak sekali korban berjatuhan?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset