Paling disesali oleh Badrika. Hadiah yang tidak seberapa ini mampu menghidupkan suasana hati Badrika dari Riki. Riki tahu jika ada waktu berdua antara paman dan keponakan selama satu harian dalam kondisi tertentu. Seperti sakit, ulang tahun, hari libur dan cuti.
Selain itu Badrika tidak menerima alasan lain untuk tidak bekerja. Makanya Badrika mengetahui sedikit kilasan mata berbinar Riki. Rupanya Riki meminta satu hari secara penuh untuk kebersamaan mereka berdua terhalang pekerjaan sehari-hari. Badrika memeluk game itu sebelum dibongkar, mengikuti instruksi dan memasangkannya ke tv yang disediakan hotel.
Mata Badrika tidak percaya ketika dua akun sudah dipasangkan lalu informasi maupun event game sudah masuk ke email masing-masing. Badrika menelan ludah paksa. “Anak itu, kamu kira aku senang dua akun ini lebih penting daripada nyawa kamu?!” Hampir berteriak kencang tapi tidak bisa. Teredam dengan suara perjalanan game dari awal menerangkan tiga orang, membentuk tiga negara diubah menjadi tiga genre yaitu kehidupan sehari-hari melakukan pekerjaan, romance dan fantasi. Masing-masing memiliki raja yang makmur sehingga meluas ke segala arah dan hidup modern saling membantu.
Letak game itu mengatasnamakan paling kuat dan lemah. Untuk keduanya, akun game itu belum menemukannya. “Jangan dipikirkan lagi kalau ini hadiah ulang tahun kamu yang diserahkan Riki. Aku meminta izin memainkannya,” sahut Badrika meski tidak ada orang lain yang menjawabnya riang sesering mungkin seperti Riki. Badrika mendudukkan dirinya sembari bertelanjang dada.
Kaos hitam dan jaket kulitnya sudah dibuang ke tempat baju kotor yang menyisakan Badrika mengenakan celana panjang. Rambut disibak ke belakang setelah mencuci rambutnya. Sesuai saran polisi, orang yang menghuni apartemen di TKP tidak boleh masuk sebelum diizinkan. Kemudian game memuat pemilihan dan negara atau genre yang dimainkan.
Badrika memilih akun terhubung dengan emailnya. Nama X selalu dikenal Riki. Nama yang tidak menarik itu kerap dipanggil semua pelanggan maupun gengnya. Badrika berterima kasih ke Riki, memusatkan perhatian pemilihan karakter dan mengklik genre kehidupan sehari-hari. Namun pekerjaan Badrika tidak muncul. Bukannya menghubungkan serasi seperti aslinya?
Badrika mengerutkan alis, memindai pekerjaan lain dan pasrah mendapatkan posisi pengawal tidak terlalu buruk dilakukan. Karakter diharapkan keadaan Badrika dicocokkan. Garis biru hologram menerawang dari atas sampai bawah kaki Badrika. Seketika game itu berlanjut kembali. “Tidak ada apa-apa. Biasa saja. Apa yang menarik?” Suara notifikasi hp menerangkan akun X saling terkait satu sama lain selama ada listrik.
Sepersekian detik Badrika terhanyut masuk ke dalam. Karakter akun X sama seperti dirinya setelah dipindai. Lalu game itu membuat dua pilihan. Pertama masuk ke game dan kedua saling berbagi dua dunia. Badrika mengetik pilihan kedua. Prosedur awal selesai.
Badrika merasakan kenikmatan game itu mulai menarik dirinya. Seluruh pandangan dimasukkan ke fitur game. Kanan ada peraturan game berupa keluar, identitas akun, pesan dan seluruh informasi karakter. Bagian kiri terlihat ada kendaraan dan nominal uang. Badrika menahan tawa.
Uang yang dihasilkan game ini masuk langsung ke rekeningnya. Sekali lagi Badrika ingin memuji pembuatan game tersebut. Satu pesan masuk sekaligus misi pertama yang dilakukan sebagai pengawal. Alamat lengkap, data klien dan isi misinya sangat lengkap.
“Baiklah aku akan mendatangi klien pertamaku terlebih dahulu. Baju yang dikenakan hari ini formal saja.” Badrika menyibukkan diri dengan penampilan jas lengkap. Meski sedikit khawatir mengenai rambutnya membuat kepribadian kejamnya lebih menonjol. Tv dimatikan otomatis. Game itu berpindah ke hpnya.
Ini menanamkan kekaguman bahwa teknologi semakin tidak terbatas selama ada orang-orang membuatnya sedemikian rupa. Langkah kaki Badrika menuju lantai satu. Kliennya sudah menunggu Badrika dari awal.
Tidak ada komentar karena di atas kepala Badrika masih pengguna baru. Akan tetapi mengejutkan Badrika adalah usia dan gender klien pertamanya cukup mencengangkan. Memang game ini tidak ada batasan umur namun Badrika menarik moralnya dalam hati.
“Kamu X bukan? Antarkan aku ke kampus sebelum terlambat. Pembayarannya aku sudah transfer. Kalau tidak percaya silakan dibaca,” terang wanita muda menggunakan sweater biru, kalung batu safir, kupluk rajut dan celana panjang hitam. Beberapa orang setelan sama dengan Badrika memerhatikan misi yang diambil.
Setelah menghabiskan waktu berpikir, Badrika meminta maaf dan kunci mobilnya langsung diberikan tanpa ada kode mata lagi. “Jangan membuat aku berubah pikiran lalu meminta kerugian. Kamu sudah membaca seluruh karakter pengawal jadi tidak menimbulkan kesalahan lagi ke klien lain. Cukup aku saja kamu masih pemula. Aku Safir,” kata wanita muda menempatkan posisinya di samping Badrika.
“Yang lain jangan ikuti aku. Aku percayakan dia daripada pengawal lainnya. Kabari ke Ayah atau Ibu.” Titah itu menjadikan Badrika menaikkan sebelah alisnya. Jarang melihat orang lain terpengaruh oleh kalimat bukan tindakan mengingatkannya dengan Riki.
Berdehem kecil. Seluruh kehidupan Badrika berpusat bersama Riki. Mau tidak mau Badrika mengakui kehilangan keponakannya dua kali lipat sejak kematiannya. Badrika menjalankan mobil mewah itu yang diarahkan navigasinya. Kampus ternama. Tidak mengherankan jika kliennya sangat angkuh, sombong dan memerintah bos ke bawahannya. Mata cokelat bertemu dengan biru.
Meski terpana melihat wanita muda menangkap sedikit kode, Badrika melayangkan perhatiannya ke radio dan memecah kesunyian. Walaupun bukan karakter Badrika memulai awal pembicaraan tapi di mobil ini sangat menyesakkan.
“Bagaimana di kampus, Putri Safir? apakah baik-baik saja?” tanya Badrika merilekskan emosi negatif membunuh dirinya sendiri ketika mendengar suaranya sangat lembut dan sentimental terhadap anak-anak berusia muda. Kliennya mematikan hp, menunjukkan jadwal dan mengirimkan data informasi lebih lanjut klien akun Safir tersebut.
“Email terkirim. Semua data asli aku ada di tanganmu. Aku menyewakan kamu satu minggu per bulan berkaitan dalam dan luar Kampus. Bayaran setimpal. Keberatan?” Badrika menggelengkan kepala. Lebih baik begitu guna meningkatkan kinerjanya sebagai pengawal di game Wolf and Sheep.
Apalagi tatapan Badrika memicu ke level kliennya sudah melonjak naik sedangkan dirinya masih level satu. Misi ini mudah. Tidak ada ketegangan sama sekali menggunakan senjata atau fisik Badrika dipakai. “Kalau begitu aku sarankan kamu menggunakan bagus dariku. Ini hadiah karena segelintir saja mau menatap mataku dan sejajar bukan menunduk ke bawah.”
Badrika melonjak kaget saat pakaiannya berubah lebih bernilai dibandingkan sebelumnya. Bisa dipastikan harganya enam bulan di geng ular hijau. “Terima kasih kami sudah mempercayai aku. Apakah ada aturan berbagi informasi asli? jika iya aku akan melakukan hal sama.” Ucapan Badrika dihentikan oleh akun Safir.
Wanita muda itu tidak mau ada hubungan pribadi meski ini game. Dua dunia menjadi realitasnya tetap ada. Tidak luput menjaga informasi harus dua belah pihak saling menyetujui kalau mengungkapkan nama aslinya di dunia nyata.
Badrika paham lalu berbelok ke kanan, memasuki kawasan Kampus dan menaruhkan ke parkiran. Gerak cepat Badrika menarik perhatian Safir. Pintu mobil dibuka.
Safir keluar penuh percaya diri. “Aku tidak salah memilih kamu menjadi pengawalku. Ingat jadwalku selama satu minggu. Bulan berikutnya aku berikan jadwal yang lain,” ucap Safir merapikan dasi Badrika longgar, berjinjit dan mengecup pipi pelan. Badrika datar tanpa ekspresi. Meski ada pro dan kontra bergejolak di dalam hati, Badrika membiarkan kliennya sesuka hati selama tidak melewati batas.