loader image

Novel kita

Game Wolf And Sheep – BAB 8

Game Wolf And Sheep – BAB 8

Tandai saja Mereka
82 User Views

Badrika menggunakan pisau lipat. Senjata lawan sangat menggairahkan. Nanti bisa didapatkan selama bertarung saat mereka kurang awas berhadapan dengan Badrika.

Ada sepuluh orang di mana mereka menyeringai lebar seakan-akan memojokkan buruan di tepi. Namun siapa sangka Badrika merasakan sistem gamenya eror.

Ada tanda-tanda garis merah, sinar X dan data pemain para musuh. “Aku salut kalian bisa membeli game itu saat peluncuran pertama dilaksanakan. Aku tidak sabar menghancurkan kalian.”

Gertakan Badrika dianggap angin lalu lalu mereka serentak menyerang Badrika. Dua orang menembakkan peluru jarak jauh dengan senapan. Di sebelah kiri mengenakan senjata berat dan tajam.

Sebelah kanan berlari-lari kencang ingin meninju Badrika secara langsung. Badrika bergerak maju terbiasa menerima aktivitas ekstrim. Dilatih dari dulu oleh bos geng ular hijau biar kuat melindungi siapapun.

Badrika mengelak serangan peluru beruntun lalu meladeni tinju maupun balasan yang akan datang dengan pukulan kekuatan dalam.

Gerakan berikutnya Badrika memberikan jarak. Lompat setinggi mungkin untuk memberi peluang menghujam vital leher dan jantung setiap musuh. Rencana Badrika bergonta-ganti senjata telah dilakukan.

Ini main adu kecepatan dan kekuatan. Kalah sedikit akan hilang kepala Badrika dalam sekejap. Badrika mendeteksi Kakek K masih sibuk mengais cemilan di mobil sungguh lega. Jika ada mereka ambil kliennya lalu membuat kesalahan, Badrika akan mematikan alarm kehidupan mereka.

Sepuluh menit habis. Terakhir musuh membobol pintu mobil tidak bisa dan berujung mendarat ke kematian. Muka musuh memakai topi baseball ambruk di jendela mobil Badrika.

“Kakek K apakah kamu tidak apa-apa? tidak ada terluka?” Kakek K mengasih bukti tidak ada orang lain berhasil masuk ke sana. Keringat Badrika banjir membasahi pakaian pemberian Safir.

Badrika akan menerangkan alasan bajunya akan dicuci bersih. Pintu mobil terbuka, menepis pikiran negatif saat Kakek K mengelus rambutnya lalu berkata, “Kamu yang kenapa-kenapa. Kamu hebat, Nak X. Apakah kamu belajar militer? Berani melawan puluhan orang. Dasar wolf arogan.”

Badrika tersenyum hangat. Sifat kebapakan Kakek K menguat hebat. Badrika bernasib baik menerima misi dari Kakek K.

“Darah ini semuanya milik musuh. Kesimpulannya aku orangnya hati-hati. Levelku naik drastis dan pengumuman sistem hampir meledakkan kepalaku,” jawab Badrika sedang masuk balik ke tempat kemudi, mengunci pintu mobil, menelpon teman-teman untuk mengurus perbuatannya dan mengirim pembagian lokasi.

“Rupanya aku menyewa anak geng.” Badrika memandang Kakek K takut-takut pria tua itu membencinya. Lagipula Badrika tidak mau ambil risiko tapi keselamatan klien di prosedur pengawalan harus diutamakan.

Kemudian Badrika mengganti pakaiannya dengan jaket hitam dan celana jeans. Darah merembes tadi akan ditanyai sama orang lain. “Aku senang kamu baik orangnya melindungi aku. Tagihannya naik lagi,” tawa Kakek K melihat persediaan jajanan habis.

“Itu bisa dibeli. Jangan sungkan memakannya. Aku sengaja trik itu mengendurkan hawa busukku dengan klien. Kamu aman dan aku berterima kasih masih memikirkannya.”

Urat malu Badrika sudah lama putus. Dulu saja tidak ada orang lain yang membuatnya menangis kecuali Riki. Badrika meninggikan volume radio. Mobil berhenti di toko buku yang diresensi Badrika.

Tentu saja Kakek K selaku profesor tak sabaran masuk ke dalamnya. Orang-orang berilmu enggan menghabiskan waktu luangnya dengan duduk bersantai melainkan mengisinya bacaan buku-buku.

Badrika ditarik ke tengah toko buku. Badrika yakin Kakek K seorang sheep di game Wolf and Sheep sangatlah kuat menarik Badrika tanpa kehabisan tenaga. “Jadi kamu pilih buku di sini. Ini tanda terima kasih menyelamatkan nyawaku dua kali. Aku bayar.”

Badrika mengiyakan pelan, berjalan menelusuri rak-rak buku dan jatuh ke novel-novel. Riki suka sekali mengoleksinya.

Tubuh tegap Badrika nyaris oleng saat orang-orang mengerumuni buku best seller. Badrika tidak mau ketinggalan mengambil satu buku bersampul cokelat tua. Di dalamnya ada tanda tangan penulisnya.

Apakah tidak capek memberikan kepada ribuan eksemplar? Tanda tangan, kata-kata penyemangat dan emoticon itu familiar. Kepala Badrika kesakitan bak dipaku dalam-dalam.

“Kamu kenal Riki Mahesa kan? dia salah satu penulis best seller ini tapi sayang sudah almarhum. Padahal aku ingin ketemu dan foto bersama dengannya.”

“Aku malah penasaran RM -Riki Mahesa- sudah punya pacar atau belum? sayang sekali sampai mati masih single dan perjaka.” Badrika membatu.

Seluruh atmosfer toko buku mulai abstrak, tidak beraturan dan keseimbangan Badrika perlahan-lahan tidak berdaya. Buku dipegangnya adalah buku terakhir diterbitkan penerbit dengan penulis keponakannya? Selama ini Badrika sibuk mencari-cari uang dari geng ular hijau.

Tidak sempat mengamati kehidupan Riki menambah rasa bersalah Badrika maksimal tak ada ampunan.

“Pak, kamu sakit? mau diantar ke Rumah Sakit?” tanya petugas toko buku ke Badrika sambil menghindari pengunjung masuk. Badrika membalas gelengan kepala lalu memutuskan untuk membelinya.

Pikiran berputar-putar sudah mereda saat Badrika menelan utuh obat procold. Kakek K mendapatkan hasil informasi keadaan Badrika kurang enak badan langsung mengeluarkan kartu VIP member.

Saat menggesek kartu Kakek K, para petugas memberikan jalan Kakek K dan Badrika duluan membayar lalu mengantarkan ke mobil.

Sesampainya Badrika menolak masuk. Takut orang awam melihat berantakan darah berlumuran di sekitar mobil, Badrika menyetopnya sebelum masuk parkiran. Kakek K menjelaskan alasan logis agar petugas pergi menjauh.

“Kamu memendamkan emosi kamu. Kamu sakit saja tidak pernah bilang ke siapapun. Nak X, jangan diulangi lagi.” Badrika terdiam cukup lama sambil menahan beban buku di tangan kirinya sampai jemarinya memutih.

“Ya Kakek K aku tidak akan mengulanginya dan transparan saat kamu menyewakanku.”

Badrika tidak tahu itu Dejavu atau tidak, perkataan Kakek K sama persis seperti Riki menegurnya saat pulang-pergi keadaan bersimbah darah. Tetangganya saja tahu kalau Badrika adalah anggota geng berkuasa banyak.

Tak aneh keadaan Badrika buruk dan tidak pernah bersih. Kakek K mengelap darah di pintu mobil. Tisu basah satu per satu habis hanya satu kegiatan. Tong sampah terdekat, Kakek K melemparkannya dengan baik.

“Seperti kamu bilang jangan sungkan maka aku berlaku juga. Kamu boleh curhat ke klien yang kamu percayai. Ingat kalimat ini?”

Badrika menggosok matanya sedang menyesuaikan cahaya masuk. Akibat tubuhnya bereaksi pasca trauma, Badrika merespon lamban.

“Istri dan anakku mengundang kamu makan malam. Jadi penjagaan kamu bukan anjing polisi menyalak keras di depan rumah pemiliknya,” kata Kakek K masuk lagi ke mobilnya dan melupakan reaksi Badrika di tempat umum. Keganasan wolf di game Wolf and Sheep terlalu tinggi jadi Badrika ingin memeriksa menjaga nama baiknya di hadapan klien.

Bagi Kakek K mempunyai asisten wolf akan percuma dinasehati atas kehati-hatian bersama Badrika sampai misinya terpenuhi. Badrika memijit keningnya lalu berfirasat ada orang lain sedang mengikuti mereka berdua.

‘Aroma wolf jahat ada di belakang. Inikah orangnya ingin membunuh Kakek K?’ Kemungkinan semua itu terjadi, Badrika merasakan sistem lainnya tidak merespon cepat. Hanya insting telah memupuk lama di dalam diri Badrika memberitahukannya.

‘Aku tandai saja mereka.’

Game Wolf And Sheep.

Game Wolf And Sheep.

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Badrika Shuura mengikuti permainan dunia maya yang disambungkan lewat android dan perangkat online lainnya. Setelah bergabung, permainan ini memiliki level sesuai pekerjaan dunia aslinya. Badrika mengambil pekerjaan pengawal di mana seluruh pemain menyewanya dalam tingkatan harga berbeda-beda. Hanya Badrika satu-satunya pemain yang maksimal semua level dan bisa menambah pekerjaan kedua dan seterusnya sebagai bonus utama dalam game tersebut. Namun tidak disangka Badrika mendengar berita mengatakan permainan itu berbahaya yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Bahkan kematian mereka alami terlalu nyata. Meski begitu, Badrika harus berhubungan satu pelanggan VIP yang teratur menyewanya selama seminggu setiap bulannya. Wanita berumur dua puluh tahun berstatus mahasiswi kaya Jurusan Psikologi bernama Alana Liora Gantari. Apakah ada kebenarannya di permainan itu? Kenapa banyak sekali korban berjatuhan?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset