loader image

Novel kita

Hate that love mafia – bab 31

Hate that love mafia – bab 31

Pertemuan pertama
71 User Views

“Hallo, ini nomor ponselku,” balas Nash dalam pesan tertulisnya di aplikasi biro jodoh online.

Gadis berambut ebony itu memberikan nomor ponsel yang sengaja diberikan oleh Alejandro untuk ia gunakan dalam penyamaran. Dan tentu saja, nomor ini sudah di pindai oleh boss besar Jenderal Geffri melalui anak buahnya. Tak hanya nomor ponselnya saja yang diberikan oleh Alejandro dalam aksi penyamaran ini, ponsel pintar berlogo buah dengan kapasitas memori terbesar pun diberikan secara Cuma-Cuma oleh sang Jenderal untuk Nash.

“Apa kau sudah memberikan nomor ponselnya?” tanya Alejandro

“Sudah. Tinggal kita tunggu saja balasan dari mereka,” jawab Nash. “Oiya, kenapa paman memberikanku ponsel juga? Ponselku kan masih terlihat sangat layak walaupun sudah agak tertinggal beberapa tahun,” lanjut Nash sambil tersenyum lebar.

“Justru itu, aku juga begitu heran sekali denganmu. Kenapa kamu masih mau memakai ponsel yang sudah ketinggalan model seperti itu, kenapa tidak mau ganti?” tanya Alejandro dengan nada meledek.

“Karena di sini begitu banyak kenangan akan kedua orang tuaku, paman,” jawab Nash seketika lirih.

“Memangnya kamu ini hidup di zaman apa sih? Semua kenangan akan kedua orang tua kamu itu bisa di back up,” balas Alejandro dengan penuh kesabaran.

Jujur saja, jika ditanya mengenai perangkat ponsel yang dimiliki oleh Nash jauh terbilang dari kata modern serta canggih. Ponsel yang dimiliki oleh Nash saat ini adalah ponsel yang ia beli pada delapan tahun saat dirinya masih berkuliah di Inggris. Ponsel yang ia dapat dari hasil warisan yang dimiliki oleh kedua orang tuanya. Hingga kini, terasa begitu berat jika harus digantikan oleh yang baru.

“Tapi jika aku menggantinya dengan yang baru, apakah artinya aku juga melupakan pemberian dari kedua orang tuaku?” celetuk Nash lirih.

“Apa maksudmu?” tanya Alejandro tak mengerti.

Nash pun menjelaskan maksud dari ucapannya itu dengan suara begitu lirih dan sesekali suaranya hilang karena air mata yang cukup deras mengalir begitu saja. Berusaha memahami perasaan Nash, dan tanpa harus membuatnya tersinggung Alejandro juga menjelaskan maksud dari dirinya memberikan ponsel selama penyamaran ini.

“Jadi … ponsel ini ada ….” Suara Nash tertahan lantaran terkejut dan bingung.

“Yes. Jadi ku harap kamu bisa menjaganya dengan baik,” balas Alejandro.
Pertemuan pertama

“Hallo, Lucette. Ini aku Braxton, dan ini adalah nomer ponselku. Jika ada waktu, aku ingin melihatmu dalam panggilan video,” ucap seorang pria di seberang sana.

Kedua mata Nash membulat saat membaca pesan dari salah seorang pria dalam aplikasi biro jodoh. Gadis itu bergumam, betapa cepatnya pria ini membalas pesannya sesaat setelah ia memberikan nomer ponsel barunya. Nash terdiam beberapa menit, dan kemudian ia mulai merapikan rambut serta pakaiannya.

“Ada apa dengan rambutmu?” tanya Alejandro seraya melirik kearah Nash.

“Salah seorang pria dari dua pria yang ingin mengajakku bertemu ini ingin melihatku dalam panggilan video. Setidaknya, aku harus terlihat semenarik dan secantik mungkin, bukan?” balas Nash.

“Hmm … begitu, tapi alangkah baiknya kecantikan itu datangnya dari dalam. Cantik sealami mungkin, jangan karena polesan,” nasihat Alejandro.

“Iya aku tahu itu,” balas Nash seraya membalas pesan tertulis dalam aplikasi whatsapp.

Tak lama, terdengar bunyi yang begitu nyaring yang berasal dari benda berukuran delapan inch berwarna pink. Terlintas dalam layar ponsel, nomor ponsel asing yang belum diberi nama.

Merasa deringan ponsel itu berasal dari dalam saku celana miliknya, Alejandro menghentikan sesaat kendaraan roda empatnya tepat di depan salon wanita. Dirogohnya dengan cepat benda itu dan dikeluarkan perlahan.
Dilihat kembali dalam layar ponselnya, siapa yang sudah menghubungi dirinya. Namun ternyata, tak ada satupun panggilan maupun notifikasi pesan yang masuk dari ponselnya. Pria paruh baya itu mengernyitkan keningnya dan menoleh ke arah putri angkatnya.

“Aku rasa ponselmu bordering,” ucap Alejandro.

“Masa sih? Aku pikir yang berdering tadi, adalah ponselmu,” jawab Nash.

Nash segera memeriksa benda berwarna pink dan benar saja, ada notifikasi panggilan video yang berasal dari nomor yang belum ia simpan.

Nash membiarkan benda itu bordering cukup lama yakni sekitar sepuluh menit. Tujuh kali nomor dari pria yang bernama Braxton menghubungi dirinya. Dan Selama itu jugas Nash mengalihkan perhatiannya dengan berdandan di salon.

Tak lama ada notifikasi ada pesan tertulis yang dikirim atas nama Braxton dan satu lagi dari nomor yang tidak di kenal. Dalam pesan tertulisnya, Braxton mengatakan bahwa pria itu begitu sangat ingin melihat wajah cantik Nash.

“Hai Lucette, kenapa kau tidak angkat video panggilan dariku? Apa kau sedang sibuk?”

Senyuman lebar smirk merekah dari bibir mungil merah Nash. Menikmati pijatan di seluruh tubuhnya, Nash menjawab pesan itu dengan gaya manja, “Maafkan aku Brax. Aku sedang kuliah. Selain itu aku juga sedang presentasi. Maaf jika aku tidak bisa menjawab panggilan videomu. Tak perlu penasaran seperti itu, toh nanti kita akan bertemu,” balas Nash.

Mendapat balasan seperti itu, jujur saja Edward merasa kecewa dan sungguh sangat penasaran. Namun, ia menghargai akan permintaan demi menumbuhkan rasa kepercayaan sang korban, Edward pun menyetujuinya. Ia juga mengatakan kalau dirinya akan memakai pakaian kemeja berawarna abu-abu gelap.

Nash pun hanya menjawab dengan emoji tersenyum merekah, serta tanda jari ok. Setelah menikmati pijatan seluruh tubuhmya, tiba saatnya Nash dirias mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Gadis bermanik hijau emerald itu minta agar dirinya terlihat begitu feminine.

Tak hanya pesan tertulis saja yang dikirimkan dari Braxton, tapi juga satu pria yang mengajaknya untuk bertemu di tempat yang sama, yaitu Neil Elio. Dalam pesannya, Neil mengatakan ia tak sabar ingin bertemu dengan dirinya. Pria itu juga mengatakan kalau dirinya akan memakai pakaian kemeja berwarna biru navy.

DominiQueen

POV Elio & Edward

“Edward, untuk malam ini ada baiknya kita fokuskan saja pada gadis yang bernama Lucette,” titah Elio.
Dalam perjalanan menuju kedai DominiQueen, Elio sengaja mencari siapa sosok dari gadis yang bernama Lucette Neomi yang sudah membuat hatinya menetap. Di carinya seluruh infromasi dari berbagai social media mengenai gadis tersebut, namun sayangnya pencarian hanya berujung pada nama yang sama.

“Kenapa begitu, tuan?” tanya Edward bingung.

Perintah Boss nya kali ini membuat Edward merasa tidak nyaman, pasalnya cara kerja yang sudah ia lakukan selama hamper satu bulan lamanya ini dengan pola yang sama , seperti berkenalan dengan banyak gadis lalu bertemu dengan para gadis dan membiusnya, harus di rusak dengan pola yang berbeda hanya dalam waktu malam ini saja.

“Entah mengapa aku begitu yakin pada gadis ini, kalau dia adalah sepupuku yanghilang,” jawab Elio mantap.

“Tapi tuan, Aku juga sudah memiliki banyak janji dengan banyak gadis. Aku hanya menjalankan tugasku saja pada Tuan Josephine,” tolak Edward secara halus.

Edward sengaja menggunakan nama Josephine agar Elio langsung berubah pikiran. Maklum saja, Josephine itu adalah tangan kanan dari ayahnya yang secara tidak langsung apa yang di perintahkan oleh Josephine merupakan perintah dari sang pimpinan mafia sisilia.

“Ayolah Edward. Hanya malam ini saja kau turuti saja perintahku. Kita bertemu dengan Lucette, berbincang dengannya lalu kita bawa dia bertemu dengan ayahku,” usul Elio.

Dalam benak Edward sungguh bertolak belakang dengan usul dari bossnya itu, permainan model apa ini? Kenapa harus bertemu dengan pimpinan Urtzi! Justru pria tua itu tidak harus mengetahui para gadis yang nantinya akan bekerja untuknya. Edward pun berpikir mencari cara agar Elio tetap merubah pikirannya dengan mengikuti kemauannya yakni bertemu dengan para gadis.

Mobil Rubicon keluaran terbaru sudah tiba di halaman depan kedai Dominiqueen. Wajah Elio begitu sumringah, kedua tangannya sibuk merapikan rambut serta pakaian kemeja yang ia kenakan. Ia tak ingin tampil dengan kesan pertama yang terlalu biasa.

Pria metroseksual itupun turun dengan membawa satu bouquet bunga mawar putih untuk gadis yang akan ia temui nanti. Melihat dari fotonya saja, justru membuat hati Elio terpana. Berbeda dengan Edward yang tampil apa adanya, tak ada karangan bunga yang ia bawa ke dalam untuk ia berikan pada sang gadis.

Elio dan Edward pun masuk ke dalam kedai, seraya kedua netra mereka mencari sosok gadis yang akan mereka temui. Berharap bahwa mereka akan langsung bertemu, tapi sayangnya sosok gadis itu masih belum terlihat. Tak ingin salah mengenal, Elio pun segera mengeluarkan benda berukuran sembilan inch dari saku celananya dan segera mencari foto dari gadis yang akan mereka temui.

Sedang asyiknya mencari foto si gadis, tiba-tiba saja terdengar ada suara gadis dari arah belakang mereka, “Maaf permisi, saya mau lewat.”

Kontan saja kedua pria itu segera menoleh kearah belakang dan melihat suara siapakah itu. Dilihatnya gadis berperawakan kecil dengan tinggi tak sampai 170 centimeter, dan harum parfume di seluruh tubuhnya, kulit berwarna putih mulus, rambut berwarna ebony serta bibir mungil berwarna merah.

“Lucette?” celetuk Neil Elio.

Hate That Love Mafia

Hate That Love Mafia

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2023
Ascella Nash Casare berambisi menjadi kepala FBI dan kepala B.A.U,Roma. Ambisinya tentu saja memiliki alasan yang sangat kuat, yakni mencari pelaku pembunuhan dari kedua orang tuanya. Meskipun saat itu sudah ditetapkan seorang sebagai pelaku pembunuhan. Nash merasa adanya kejanggalan pada pelaku pada saat kejadian tahun 2015 atau saat ia berumur 12 tahun. Dengan kekuasaan sebagai kepala FBI, Nash membuka kembali kasus yang sudah lama ditutup, yakni kasus tewasnya kedua orang tuanya, saat mereka ingin menangkap Ketua Mafia yang sudah mengedarkan narkoba di kalangan anak sekolah. Nash sengaja menguak kembali Kejanggalan demi kejanggalan dengan bukti yang ada. Bukti tersebut mengarah pada Celia, seorang wartawati yang terkenal dengan keberaniannya dalam mengungkap kejahatan mafia. Namun, belum sempat Nash bertemu dengan Celia, pemimpin Mafia, Urtzi yang tak lain adalah paman kandungnya membunuh Celia dengan menyuruh petugas penjara menaruh racun pada makanan. Merasa telah kehilangan barang bukti serta saksi utama, Nash menceritakan kekesalannya pada seorang pria yang ia kenal sebagai dosennya, Draco. Draco pun membantu setiap langkah Nash dalam menangkap kroco Mafia. Di saat yang bersamaan, Draco menaruh hati pada Nash. Bak gayung bersambut, Nash menerima cinta Draco. Namun,hancur hati Nash melihat kekasihnya itu adalah seorang anak buah mafia yang selama ini ia benci. Bagaimana kisah cinta antara Nash dengan Draco? Apakah Nash masih mencintai Draco? Lalu apakah Nash berhasil menangkap Urtzi yang tak lain adalah paman kandungnya?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset