“Sejak kecil, Ayah tidak pernah mau pulang ke rumah. Ada, ada konflik yang terjadi antara ayah dan ibu. Sejak saat itu, Ibu dan kakak laki-lakiku yang selalu menjagaku. Mereka selalu berpesan untuk menjaga kehormatan saya di tengah peradaban barat saat ini. Hanya pria yang mau menikahi saya yang boleh menjamah harta paling berharga di diri saya ini. Bisakah kita menundanya … tolong beri saya kesempatan …,” lirih Celine dan ia malah menangis. Sementara kedua tangannya masih melekat di wajah Justin.
Justin terdiam … Sial! Tinggal sedikit lagi saja dan Justin berhasil mencapai puncaknya!
“Kamu boleh mengambilnya, tapi … bisakah kita menikah dulu?”
Deg!
Justin sampai terkejut dengan pertanyaan Celine. Menikah? Pikirnya, kata itu bahkan tidak ada dalam kamus kehidupannya.
“Kita menikah, dan kamu boleh perlakukan saya sesuka hati kamu, kalau kamu suka saya akan terus berusaha membahagiakan kamu, tapi kalau kamu tidak suka, kamu boleh pergi meninggalkan saya, dan anggap saja ini hanya seperti sebuah percobaan! Saya Cuma tidak mau melakukan hal ini di luar pernikahan!” jelaskan Celine penuh penekanan.
Andai boleh membunuhnya, bukankah seorang Justin tidak pernah peduli dengan kata ampun? Gadis itu hidup di mana sebenarnya? Bahkan selama Justin hidup di wilayah itu, tak ada satu wanita pun yang berpikir sempit dengan mengandalkan syarat pernikahan sebagai alasan mendapatkan mahkotanya!
Ya! Mereka menjajakannya secara Cuma-Cuma, beginilah hidup di sebuah negara maju, berstatus perawan ketika usia sudah cukup akan membuat mereka mendapatkan gelar ‘tidak laku’ dan rata-rata mereka menikah dalam kondisi memang sudah tak lagi bersegel! Bahkan kadang telah hamil dengan orang lain! Atau justru telah memiliki anak tanpa menikah!
Justin bangkit, dia duduk di tepi kasur tempat tidur dan membelakangi Celine. Membiarkan ia menangis terbaring di belakangnya. Entah apa yang Justin pikirkan saat ini, entah kesal atau justru merenungi perkataan dari Celine.
“Tolong maafkan saya …,” ucap Celine di antara tangisannya.
“Waktu itu saya hanya tidak ada pilihan lain, seandainya saya menolak dan menentang kemauan ayah, maka ia bisa saja menjadikan saya seorang kupu-kupu malam dan saya tidak pernah bisa membayangkannya … Saya mohon, ampuni saya! Saya, saya benar-benar ketakutan … Saya janji akan bekerja keras untuk membayar semua uang yang Bos gunakan untuk membeli saya, berikan saya waktu,” lanjut Celine.
“Pakailah!” kata Justin lalu melemparkan pakaian milik Celine yang berserakan di sampingnya dan tanpa menoleh sedikit pun.
Celine tidak mengerti tapi dia cepat-cepat memakai kembali baju itu.
“Urusan kita sudah selesai!” tambah Justin, Celine semakin tidak mengerti.
“Ma-maksudnya?”
“Hutang kalian sudah lunas!” sahut Justin membuat Celine tambah terbungkam. Benarkah Justin sudah menganggap harga yang ia bayar pada ayahnya, sudah lunas? Sementara Justin sendiri sadar belum mendapatkan inti dari bagian terpenting milik gadis itu
“Benarkah?” ulang Celine kemudian mendekat pada Justin yang masih duduk membelakanginya.
“Ya!”
“Terima kasih! Terima kasih banyak!” ucap Celine sangat gembira, hingga ia tak sadar telah memeluk tubuh Justin dengan kuat dari belakang.
“Lepas!” titah Justin tidak suka.
“Iya, maaf ….” Celine menunduk.
“Lihatlah! Bukankah pemandangan lautnya begitu indah?” tanya Celine, ketika kapal yang mereka tumpangi pergi menuju tempat tujuannya.
“Iya, itu indah!” jawab Justin singkat.
“Ada apa?” tanya Celine kembali, ketika melihat raut wajah tidak bersemangat Justin.
Justin hanya diam, kemudian duduk di bagian paling belakang kapal itu, diam, lalu memejamkan mata.
‘Apa … dia mengantuk?’ batin Celine, merasa kasihan melihat Justin yang sepertinya sudah mulai kelelahan.
Seorang awak kapal dengan usia sangat muda datang menghampiri mereka. Celine segera memberikan kode agar awak kapal itu tidak berbicara lantang dan membangunkan Justin dari tidurnya.
Kemudian bertanya, apa tujuannya.
“Ini,” ucap awak kapal itu memberikan beberapa berkas, dan meminta mereka untuk mengisinya.
“Ini untuk apa?” tanya Celine masih belum memahami.
“Sesuai dengan prosedur, kalian bergabung sebagai penumpang kapal secara ilegal! Dan itu berarti, kalian harus segera menyiapkan dokumen samaran. Itu sesuai dengan keinginan atasanku! Sebaiknya segera beritahu kekasihmu itu!”
“Apa! Kekasih?”
Awak kapal itu pergi, meninggalkan Celine yang masih terpaku dan merasa aneh dengan dugaan tanpa alasan itu.
‘Kekasih katanya, hah!’ batin Celine merasa geli. ‘Tapi aku rasa … tidak ada salahnya dengan itu, dia juga pria yang tampan.’ Celine terkekeh dengan batinnya.
Terlihat Justin hanya memperhatikan semuanya dari belakang, kemudian berdiri mendekati Celine dari belakang lalu berkata. “Kenapa?” tanya Justin yang membuat Celine tersentak dan menarik belatinya, tepat mengarah kepada leher Justin.
Justin hanya diam, memperhatikan sampai mana nyali budaknya itu. Kemudian bertepuk tangan.
“Jadi, sekarang sudah berani mencoba menghabisiku? Sudah sampai di sini rupanya keberanianmu! Aku mengakui, kau berbakat dalam mendeteksi adanya bahaya. Namun, lain kali coba bedakan suara siapa yang sedang berbicara denganmu!” ucap Justin, kemudian mengusap sesuatu yang sudah mengalir di lehernya, yang sedikit terasa perih.
“Maafkan aku Bos! Itu …,” ucapan Celine terhenti ketika melihat ada sedikit luka gores di leher Bosnya. “Bos! Anda terluka? Sekali lagi aku minta maaf …,” pinta Celine memohon.
“Tidak papa, ini hanya sedikit luka gores. Jadi, apa yang awak kapal itu berikan kepadamu?” tanya Justin mengalihkan pembicaraan.
“Penyamaran identitas!” jelas Celine tetap dengan sikap merasa tidak enak.
“Begitu, ya!” Justin mulai menarik napas berat, kemudian berpikir. “Untuk sekarang isi saja statusmu di berkas itu, sebagai istriku! Dan jangan ajukan pertanyaan. Ini hanya sementara, hanya sampai kita diizinkan keluar dari pelabuhan, jadi turuti saja!”
Kemudian Justin pergi menemui seseorang yang membantunya pergi dengan cara ilegal ini.
“Kepada siapa barang ilegal yang kita sembunyikan dan kau selundupkan di bawah kapal ini?”
“Kepada pemimpin yang bertugas mengambil barang itu dan bekerja langsung menjadi penguasa pasar dagang barang legal di Sisilia. Namanya, Van Toai Ba, apa Anda mengenalnya?” tanya Pria itu kembali.
“Tidak, aku tidak mengenalnya! Bisakah kau membawaku untuk pergi menemui dirinya?” pinta Justin, dan berharap disetujui.
“Tentu saja! Tapi itu yang terakhir kalinya,” Ucap pria itu. “Segera siapkan juga imbalan untuk diriku!” lanjutnya.
Justin pergi meninggalkan pria itu dan memberikan sebuah kantong kain berisi imbalan yang diminta pria itu. Kembali menemui Celine, melihat gadis itu masih sibuk mengisi semua data di berkas itu. Mungkin merasa ragu akibat data yang harus diisi sekarang adalah untuk menjadi seorang istri.
‘Sekali lagi aku harus berkelana, tapi haruskah aku membawa seorang gadis!’ batin Justin bertanya-tanya. Memang benar, status gadis itu adalah budaknya. Namun, masih adakah alasan untuk menyebutnya budak dikala dirinya bahkan sudah kehilangan kursi kepemimpinannya.
HATE TO LOVING YOU – BAB 2
CELLINE KIAN MENGGODAKU
Posted by ? Views, Released on April 14, 2023
, 73 User Views

HATE TO LOVING YOU
ZONA LAKI DEWASA!
Justin Nicolossi berjanji tidak akan pernah jatuh pada cinta. Namun, sosok Celine membuatnya perlahan bertanya-tanya apakah cinta itu benar ada dalam hatinya.
Celine di jual padanya untuk menjadi pemuas nafsu sang mafia. Namun, sikap dingin Justin terhadap siapa pun membuatnya sama sekali tidak tertarik untuk melihat apalagi menyentuh Celine.
Celine hanya pajangan di tempat sang mafia. Sampai akhirnya Justin terganggu karena justru Celine lah yang menyelamatkan hidupnya dari kematian.
Dapatkah Celine menyentuh hatinya dengan sikap pemberani wanita itu?