loader image

Novel kita

Hidden Love My Husband – BAB 9

Hidden Love My Husband – BAB 9

Kebohongan Pertama
83 User Views

“Hubungan saya dengan Axel saat ini hanya sebatas teman!”

Itulah kalimat terakhir yang dikatakan Sharena di wawancaranya sehari yang lalu yang saat ini kembali menjadi pembicaraan di media. Sudah satu minggu yang lalu dia keluar dari rumah sakit dan baru kali ini dia mengkonfirmasi tentang hubungannya dengan Axel. Keadaan Aktris itu sudah jauh lebih baik sekarang.

“Jadi dia sudah tak bersama Axel lagi?” tanya Nayra yang ikut menyaksikan cuplikan wawancara Sharena di televisi. Berkali-kali dia mondar mandir antara meja makan dan dapur untuk menyajikan makan malam.

Sementara Edwin hanya terpana diam tanpa komentar apapun dengan acara itu.

“Papa lihat! Bagus?” tanya Calisa tiba-tiba. Gadis kecil itu datang sambil memakai seragam sekolahnya. Memang, tahun ajaran depan, tepatnya tiga bulan lagi dia akan segera memulai sekolahnya.

Edwin tersenyum lebar sambil mengacungkan kedua jempolnya. “Sini!” ajaknya melambaikan tangan pada anak perempuannya itu. “Anak Papa sudah mau masuk sekolah sekarang ya?”

Calisa pun mendekat. Duduk di pangkuan Papanya dengan senyuman sumringahnya. “Papa nanti antar Calisa ke sekolah ya!” ucapnya bersemangat.

“Pasti!” Edwin memeluk anaknya itu dengan hangat.

Sementara Nayra menatap keduanya dengan tersenyum haru. “Masih lama, Cal. Sini bajunya disimpan dulu. Kita makan malam dulu ya!” ajaknya membawa Calisa ke dalam kamar untuk berganti pakaian.

Gadis kecil itu pun menganguk patuh.

“Bagaimana keadaan Sharena, Win? Dia benar-benar sudah sembuh?” tanya Nayra sekembalinya dari kamar, langsung bertanya hal yang membuat Edwin tampak berpikir beberapa saat.

“Ya. Dia sudah jauh lebih baik sekarang!” jawabnya tanpa menatap pada Nayra.

“Kira-kira mereka putus kenapa ya? Padahal mereka terlihat serasi sekali!” tukas Nayra lagi menatap acara televisi itu yang masih membahas tentang kandasnya hubungan Sharena dengan Axel.

“Oh ya, Ra. Besok aku ada pertemuan di luar Kota!” ucap Edwin tiba-tiba.

“Besok? Kok mendadak?” Nayra menatap suaminya heran.

“Bukan mendadak. Informasinya sudah sejak satu minggu yang lalu, aku hanya lupa memberitahumu,” jawab Edwin menatap penuh rasa bersalah.

Nayra hanya mengangguk pelan. “Berapa hari kamu di sana?”

“Tidak lama. Hanya tiga hari!” jawab Edwin sambil menyuap makanannya.

Sekali lagi Nayra hanya mengangguk mengerti. Dia lalu menoleh pada Calisa yang sedang sibuk dengan makanannya. “Makan yang banyak ya, Cal. Biar nanti di sekolah bisa jadi anak yang pintar. Terus bisa jadi Dokter kayak Papa!” celutuknya sumringah.

Gadis kecil itu mengangguk kuat lalu menatap pada Papanya dengan senyuman lebar.

Tiba-tiba saja, ponsel Edwin yang terletak di atas meja berdering keras. Sebuah nomor tak dikenal pun tertera di atasnya. Laki-laki itu tampak heran beberapa saat lalu menjawab panggilan itu.

“Halo!” sapanya.

“Halo. Dokter Edwin?” tanya suara di seberang sana. Suara seorang gadis yang membuat Edwin tertegun lama. “Halo!” sapanya sekali lagi.

“Iya!” jawab Edwin singkat.

“Ini Dokter Edwin, kan?” tanya gadis itu sekali lagi.

Buru-buru Edwin bangkit dari duduknya. Menjauh dari meja makan untuk menjawab panggilan itu yang membuat Nayra menatapnya bingung, tapi hanya beberapa saat, perempuan itu pun kembali sibuk dengan anaknya yang masih belum selesai dengan makan malamnya. “Iya. Saya Dokter Edwin!” jawabnya setelah menjauh dari meja makan.

“Kenapa Dokter? Dokter tidak mengenal suaraku?”

“Sharena?” gumam Edwin menebak.

Di seberang sana, Sharena pun tersenyum lebar. Tak menyangka kalau ternyata Edwin mengenal suaranya dari sambungan telepon. “Aku tidak mengganggu, kan?” tanyanya pelan.

“Tidak! Ada apa?” jawab Edwin cepat.

Sekali lagi Sharena mengulum senyum. “Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin bilang terima kasih sama Dokter. Sebenarnya, aku ingin mengatakan ini saat meninggalkan rumah sakit tapi entah kenapa, aku merasa gugup mengatakannya saat itu.”

Mendengar itu, Edwin pun terdiam beberapa saat. Tidak mengerti, entah alasan apa yang membuat Sharena gugup. “Terima kasih? Untuk apa?” tanya Edwin terlihat heran.

“Semuanya. Beberapa hari ini aku terus berpikir, mungkin Dokter benar, aku selamat malam itu karena hidup ingin memberikan kejutan padaku. Terima kasih Dokter Edwin, sudah menyelamatkanku!”

“Terima kasih buat apa? Itu sudah tugas saya, Ren!” jawab Edwin.

“Bukan soal tugas, Dokter, tapi soal wawancara Dokter hari itu. Terima kasih telah mengatakan pada wartawan kalau malam itu aku sedang tidak mabuk!” jawab Sharena. “Jujur! Aku memang kehilangan kendali malam itu karena tiba-tiba kesadaranku hilang. Aku minum karena aku marah dengan Axel. Terima kasih, karena Dokter media tidak memberitakan hal buruk tentangku!”

Hening beberapa saat. “Sama-sama!” jawab Edwin pelan.

“Kalau aku boleh tahu, kenapa Dokter berbohong? Dokter Edwin pasti tahu kan, kalau malam itu aku sedang mabuk?” tanya Sharena penasaran. Hal yang sebenarnya begitu ingin dia tanyakan sejak masih berada di rumah sakit, tapi ada banyak hal yang membuat keinginannya urung.

Edwin pun terdiam. Dia pun tak mengerti dengan diri sendiri, kenapa dia mengatakan hal sebaliknya pada wartawan. Kenapa dia malah terkesan melindungi gadis itu? Bukankah seharusnya dia mengatakan apa adanya saja?

“Dokter!” panggil Sharena karena tak ada jawaban apapun.

“Ya!” Edwin terkesiap sesaat.

“Dokter masih di sana?” tanya Sharena.

“Ya. Saya hanya berpikir itu hal yang sangat pribadi. Saya tidak perlu mengatakannya pada media. Informasi pasien adalah hal yang sangat rahasia!” jawab Edwin sekenanya.

Sharena mengulum senyuman. “Apapun alasannya, tapi aku sungguh berterima kasih Dokter!”

“Ya! Apapun alasannya, jangan meminumnya lagi. Tidak baik untuk kesehatan!” ucap Edwin setengah bercanda. Namun jauh di dalam hatinya, alasan itu seperti bukan satu-satunya. Ada alasan lain yang membuatnya begitu ingin melindungi Sharena, namun entah apa.

Sharena tergelak ringan. “Baik Dokter Edwin, aku akan mengingat pesannya. Terima kasih untuk waktunya. Selamat malam!”

“Selamat malam!” jawab Edwin pelan. Sambungan telepon itu pun terputus. Tiba-tiba saja, laki-laki itu mengulum senyuman penuh arti. Dalam hati dia menyayangkan satu hal, kenapa tidak bertanya dari mana Sharena mendapatkan nomor pribadinya? Laki-laki itu hanya bisa menghela nafas pelan, memegang kepalanya sambil tersenyum tipis.

“Siapa, Win?” tanya Nayra tiba-tiba.

“Ha?” Laki-laki terkesiap sejenak. Menatap Nayra dengan tatapan kaget.

“Kamu kenapa terkejut seperti itu?” Nayra pun tak kalah kaget.

“Nggak. Ini panggilan dari rumah sakit, membahas soal pertemuan besok,” jawabnya asal.

Nayra mengangguk pelan meski wajah itu menyiratkan keheranan yang tak terutarakan. Tak biasanya Edwin menjauh darinya hanya untuk menjawab panggilan dari rumah sakit, bahkan dari siapapun dan ini adalah untuk pertama kalinya.

“Aku sudah menyiapkan perlengkapan yang akan kamu bawa besok,” ucapnya.

“Ya!” jawab Edwin masih dengan gugupnya yang terlihat sangat kentara.

“Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Nayra menatapnya bingung.

“Ya tentu. Aku hanya memikirkan soal rapat besok!” Edwin berusaha tersenyum. Berusaha bersikap seperti biasanya.

Nayra mengangguk lagi.

Edwin pun berpikir keras. Ada apa dengan dirinya? Kenapa semuanya terasa tiba-tiba saja berbeda? Kenapa dia harus berbohong pada Nayra? Padahal selama ini, dia selalu mengatakan apa saja pada istrinya itu. Dan saat ini, kenapa dia tak bisa berkata jujur tentang Sharena?

Sekali lagi tanya itu menggelitik dinding hati. Ada apa dengan dirinya?

Hidden Love, My Husband

Hidden Love, My Husband

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2023
Nayra tercekat bukan main. Sebuah kabar di televisi tiba-tiba saja menyeret nama suaminya, Edwin Jazziel ke dalam sebuah berita yang begitu mencengangkan. Bukan karena prestasinya sebagai seorang Dokter bedah. Namun, karena hubungan gelapnya dengan Sharena Darren, salah satu Aktris muda yang tak lain adalah pasiennya sendiri. Dan buruknya lagi, saat Nayra bertanya, Edwin bahkan tak menyangkal kabar itu dan mengakui hubungannya dengan Sharena. Pengakuan itu jelas membuat Nayra kecewa, namun demi anaknya Calisa, Nayra bersedia mengesampingkan perasaan kecewanya dan memaafkan Edwin dengan syarat, dia harus meninggalkan Sharena dan mengklarifikasi pada media bahwa hubungan mereka hanya rumor belaka. Pada awalnya Edwin setuju meski dengan hati yang berat, namun ternyata semuanya tak sesuai rencana. Sharena tiba-tiba hamil. Apakah Edwin akan meninggalkan Sharena atau malah memilih untuk mengakhiri pernikahannya?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset