loader image

Novel kita

Hot Secretary – BAB 9

Hot Secretary – BAB 9

'HUKUMAN' UNTUK CARLA
80 User Views

Carla bergerak tak nyaman dalam rengkuhan Andra. Semakin ia menggerakkan tubuhnya, semakin erat pula Andra memeluknya. Ia mendekatkan wajahnya ke arah Carla, membuat Carla sebisa mungkin menjauhkan wajahnya dari Andra.

Sebuah getaran yang berasal dari handphone Andra menghentikan aksinya. Ia melepaskan Carla yang kini bisa bernapas lega. Diangkatnya telepon tersebut sambil berjalan keluar dari kamar.

Carla mengikutinya dari belakang, ketika Andra berjalan ke arah meja makan, Carla membawa sarapan milik Andra. Seporsi nasi goreng dengan telur mata sapi setengah matang.

“Carla, mulai hari ini kau yang memegang ponselku,” perintah Andra yang kini bersiap menyendok makanannya.

“Baik pak akan saya lakukan,” ucap Carla yang kini duduk di samping Andra.

“Saya ingin lihat jadwal hari ini.”

Carla dengan sigap memberikan sebuah dokumen yang berisi jadwal Andra dari hari ini hingga 10 hari ke depan. Ia sengaja mengurutkannya per hari agar tidak terlalu pusing.

“Pertemuan dengan Pamela Group apakah kita yang menjamu atau mereka?” tanya Andra.

“Perusahaan kita pak. Karena rencananya Pamela Group akan berkunjung ke perusahaan untuk membahas kerjasama pembangunan Royal’s Choice,” jelas Carla. Andra mengangguk paham.

“Agenda selanjutnya yaitu rapat internal dengan pembahasan yang sama yakni Royal’s Choice.”

Carla mengabsen satu persatu agenda yang harus dilakukan oleh Andra hari ini.

“Bapak baru memiliki waktu luang pukul 22.00,” tegas Carla mengakhiri laporannya.

“Selama itu aku pasti membutuhkan sekretarisku. Maka dari itu, kau harusĀ  menemaniku.”

Carla berjalan dengan anggunnya dibelakang Andra. Keduanya melangkahkan kaki di lobby utama Royal Group yang langsung disambut sapaan dari beberapa karyawan.

CEO Pamela Group, Reinita Pamelia dan beberapa bawahannya tiba di perusahaan Royal Group. Andra, Carla, dan beberapa karyawan lain menyambut kedatangan mereka dan langsung menuju ruang rapat.

Setibanya di sana, tak banyak yang dibicarakan selain rencana pembelian lahan bertempat di ibu kota bagian selatan yang merupakan lokasi strategis dibangunnya sebuah apartemen kelas atas.

Carla mencatat setiap percakapan yang terjadi di ruangan tersebut sebagai suatu bahan yang akan ia berikan kepada Gerald. Setidaknya dua hari ia bekerja di perusahaan ini ada sedikit informasi yang bisa didapat oleh Carla.

“Apa yang akan kau lakukan dengan lahan yang masih digunakan sebagai perkebunan itu, Andra?” tanya Reinita yang kini duduk berhadapan dengan Andra.

“Tentunya menggunakan strategi yang biasanya digunakan Rein,” Andra tersenyum penuh misteri ke arah Reinita, begitupun sebaliknya.

“Kau memang hebat dalam mengambil hati para petani itu, Andra.”

“Kau lebih hebat dariku karena menjadi CEO wanita terbaik selama lima tahun berturut-turut, Rein.”

Acara saling memuji itu begitu dinikmati oleh setiap karyawan yang ada di sana, lain halnya dengan Carla yang justru mencibir Andra.

‘Dasar CEO so tampan. Memangnya dia siapa, sibuk merayu kiri kanan.’ ketusnya dalam hati.

“Berapa banyak uang yang kau keluarkan untuk membuat para petani itu bersedia menyerahkan lahannya, Andra?” Reinita menyelidik Andra yang kini tertawa.

“Tak banyak, sekitar 3M. Itu bukan apa-apa bagiku.”

Satu poin penting didapatkan lagi oleh Carla, bahwa ternyata Andra memberikan banyak uang agar proyeknya bisa berjalan di daerah tersebut.

Andra menangkap gerakan Carla yang sibuk menulis di bukunya. Ia menghentikan sejenak obrolan dengan Reinita dan memfokuskan pandangannya ke arah Carla,

“Apa yang kau catat, Carl?”

Carla terperanjat hingga menjatuhkan pulpennya. Ia memungutnya dengan segera, “Saya sedang mencatat poin penting dari pertemuan ini, Pak. Sebagai bukti bahwa saya benar-benar bekerja.”

“Tak perlu dicatat lagi, Carl. Ini hanyalah pertemuan pertemanan biasa.”

Andra kembali memulai percakapannya dengan Reinita. Kini Carla hanya menatap keduanya, tak bisa menulis kembali poin-poin penting yang bisa dijadikan referensi untuk menyerang Andra nantinya. Carla mencoba mengingat percakapan yang terjadi meskipun tak seakurat ketika ditulis langsung.

“Apa yang menjadi pembeda apartemen yang akan kita bangun dengan apartemen lain?” Reinita sudah mulai membuka percakapan mengenai bisnis. Hal tersebut disambut baik oleh Andra.

“Fasilitas yang disediakan.” Singkat Andra.

“Kata-katamu selalu saja sulit dipahami.”

“Apartemen yang kita bangun, menyediakan satu kolam renang mini di balkonnya. Dengan keamanan tingkat tinggi menggunakan kunci yang mendeteksi menggunakan iris mata serta bentuk bangunan yang menyerupai mansion mini yang elegan.”

Akhirnya, Carla tersenyum sinis karena kini ia sudah bisa memberikan kabar gembira ini kepada Gerald. Jika ia sudah berhasil memberikan kabar ini, maka Gerald akan segera bertindak untuk menjadikan desain apartemen yang kini sedang digarapnya sama persis dengan desain milik Andra.

Pertemuan ditutup dengan segelas anggur yang diteguk oleh keduanya, padahal jam baru menunjukkan pukul 12.00. Setelah Reinita meninggalkan perusahaan, pertemuan internal pun diadakan untuk membahas topik yang sama.

“Paparan sejauh mana progres pembangunan apartemen kita,” ujar Andra kepada kepala divisi perencanaan konstruksi, pak Burhantoro.

“Royal’s Choice ini merupakan apartemen bergaya modern yang menyediakan fasilitas apartemen kelas atas, mall, sarana bermain anak, sarana olahraga, dan sarana beribadah,” jelas kepala divisi perencanaan konstruksi, pak Burhantoro.

“Lantas, sarana apa lagi yang mampu menarik minat konsumen untuk menempati apartemen ini?” Andra mulai mengajukan pertanyaan sinisnya kepada pak Burhantoro.

“Pembeda apartemen ini dengan apartemen lain yakni mengenakan sistem pengamanan kebakaran tingkat tinggi. Dimana, apabila terjadi kebakaran, secara otomatis ruangan yang terbakar tersebut ada sejenis ‘hujan buatan’ untuk menghentikan api.”

“Jika begitu, hanya satu saja kelebihan apartemen yang bisa diunggulkan.”

“Saya tidak mau tahu, cari pemikat lain yang mampu menaikan penjualan.”

Andra keluar dari ruangan, membuat seisi ruangan mendesah pasrah karena mereka harus kembali memutar otak untuk merancang pembangunan apartemen tersebut.

“Sebenarnya apa yang ada di benak mereka, mengapa memberikan rancangan yang pasaran seperti itu.” Andra berbicara sendiri, membuat Carla tersenyum melihat tingkah bosnya itu.

“Temani aku ke pesta relasi nanti malam, Carl,” ucap Andra.

“Saya tidak membawa baju ganti pak,” ucap Carla yang mencoba untuk mencari alasan agar tidak terlibat dengan banyak orang.

“Saya sudah menyiapkannya.”

“Apa?!”

Hot Secretary

Hot Secretary

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2023
Carla Azzanadia yang awalnya berusaha untuk membantu keluarga yang sudah membantu membesarkannya, justru terjebak dalam permainan kalangan atas itu. Persaingan bisnis antara keluarga Barrack dan Azbaniar membuat mereka bersaing meskipun dengan cara yang tidak sehat. Carla yang diutus untuk memata-matai perusahaan Andra justru terjebak dalam pesona lelaki tampan pengusaha itu. Dalam satu kesempatan, rupanya Gerald pun mencintai perempuan yang sudah tumbuh dan berkembang bersamanya selama ini sampai ia tidak rela jika Carla harus menjadi milik musuh bebuyutannya. Sampai akhirnya, Gerald dan Andra memutuskan menjadikan Carla sebagai barang taruhan keduanya. Dimana, dia yang bisa mendapatkan Carla bisa dengan bebas mengambil semua tender yang masuk tanpa persaingan didalamnya. Lantas, apakah permainan mereka akan berjalan lancar? Atau justru Carla memutuskan untuk pergi dari lingkungan yang membuatnya rendah diri.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset