loader image

Novel kita

I’m Tired – Bab 2

I’m Tired – Bab 2

Dilema
75 User Views

Sudah tiga minggu berlalu sejak Rusdi bertugas di luar kota. Semenjak Rusdi menjalankan tugasnya, Ina sangat menikmati hari-harinya. Ia sibuk bekerja di pagi hari, dan saat malam harinya ia selalu menikmati waktu berdua bersama Riko.

Di pagi hari, Ina sibuk menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu dan juga sebagai teller bank. Ia selalu memperhatikan kedua anaknya sebelum berangkat ke sekolah. Setelah itu ia akan memulai tugasnya sebagai pegawai bank.

Saat jam kerjanya berakhir, biasanya Ina menikmati waktu bersama kedua anaknya. Terkadang ia mengajak anak-anaknya untuk berbelanja, menonton bioskop, makan, atau pergi ke tempat-tempat wisata. Terkadang Ina juga menyempatkan diri, untuk membantu kedua anaknya mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka.

Setelah melaksanakan semua tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan pegawai bank, Ina akan menyempatkan diri untuk beristirahat. Ia memiliki banyak cara untuk beristirahat. Terkadang, ia memilih untuk tidur, terkadang menonton acara-acara televisi kesukaannya, memasak menu-menu baru yang belum pernah dibuatnya, atau tidur bersama kedua anaknya.

************

“Oh my God!” seru Ina yang masih terbaring di kasurnya. Wanita itu baru saja terbangun dari tidurnya yang lelap. Ia segera mengecek ponselnya, dengan niat mengecek apakah ada pesan-pesan yang masuk pagi ini. Tetapi, Ina tertegun saat melihat tanggal yang tertera di sisi kiri atas ponsel pintarnya.

“Bisa-bisanya aku gak sadar sama sekali!” Ina segera bangkit dari tidurnya. Ia segera berlari ke kamar mandi, dan segera mencuci mukanya. “Aku baru sadar, ternyata udah hampir tiga minggu, kayaknya aku gak haid,” gumam Ina. Saking asyiknya menikmati waktu bersama Riko, Ina sampai tak ingat bahwa ia sudah tak datang bulan, kurang lebih tiga minggu.

Wajah Ina memucat, tubuhnya menjadi dingin. “Gak, gak, gak. Gak mungkin!” Ina mulai berkeringat dingin, ia takut jika ini adalah pertanda buruk baginya. “Gak bisa! Pokoknya gak boleh!” Ucap Ina. Dengan piyama yang masih melekat di badannya, Ina segera berlari meninggalkan kamar. Ia bergegas mendapati mobilnya dan melajukan mobilnya menuju apotek terdekat.

Ina segera membeli alat tes kehamilan. Lalu ia segera mencari toilet umum di perjalanan pulangnya. Setelah melakukan tes kehamilan menggunakan alat tes kehamilan, tubuh Ina menjadi lemah, ia bahkan hampir terjatuh saat berada di toilet. “Gak…. Aku gak boleh hamil…” ujar Ina lesu.

Hasil tes kehamilan menunjukkan positif. Ina sama sekali tak menyangka jika hubungannya dan Riko benar-benar sudah sejauh ini. Ina yang awalnya hanya menjadikan Riko pengisi kekosongan, akibat Rusdi yang sering berada di luar kota, kini malah melewati batasan yang sangat jauh.

“Gimana ini? Gimana ini?” ucap Ina, sembari menggigit ujung-ujung jarinya. Ia kini menjadi sangat khawatir, jika suaminya tahu bahwa dirinya sedang mengandung anak dari pria lain. “Gimana kalau mas Rusdi tahu? Mas Rusdi pasti bakalan marah banget.

Pernikahan Ina dan Rusdi tak didasarkan atas paksaan. Keduanya menikah karena saling mencintai. Sejak dulu, tak pernah ada niatan untuk mengkhianati Rusdi di dalam hati Ina. Namun, perlahan-lahan Ina mulai merasa kosong. Ia merasa suaminya yang kini tak lagi seperti dulu, yang bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.

Rusdi yang kini sangat sibuk bekerja, tak lagi bisa membagi waktu untuk keluarganya. Hilangnya waktu yang disisihkan Rusdi untuk istri dan anak-anaknya, membuat Ina akhirnya mengkhianati Rusdi. Ina pun mencari cara lain untuk untuk mengisi kekosongan itu bersama Riko. Wanita itu awalnya hanya berniat bersenang-senang bersama Riko, dengan menjalin hubungan rahasia. Sayangnya, keduanya berjalan terlalu jauh.

Ina segera berlari keluar dari toilet umum dan menuju mobilnya. Ia melajukan mobilnya dan secepat mungkin menuju kediamannya. Setibanya, Ina segera berlari menuju kamarnya tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Seorang wanita berbadan berisi dengan rambut yang dikonde, sedang merapikan meja makan usai anak-anak Ina menyelesaikan sarapan. Wanita itu adalah asisten rumah tangga Ina. Ia terheran melihat Ina yang berlari menaiki anak tangga. “Ada apa, nyonya?” tanya wanita itu, tetapi tak dihiraukan Ina. Ia terus berlari ke atas menuju kamarnya di lantai dua.

“Nyonya kenapa, ya?” gumam wanita itu melanjutkan pekerjaannya.

************

Setibanya di kamar, Ina segera mencari ponselnya. Ia mengacak-acak tempat tidurnya, mengangkat selimut dan bantal-bantal untuk menemukan ponsel pintarnya. “Aduh…. Di mana lagi hpku?” tanya Ina panik karena tak menemukan ponselnya.

Ina terus mengacak-acak tempat tidurnya, namun ia tak juga menemui ponsel pintarnya. Padahal, ponselnya terletak di bawah selimutnya. Tetapi, ia yang panik tak memerhatikan dengan baik.

“Oke, tenang dulu. Kita cari pelan-pelan,” ujar Ina. Ia menarik nafas dan menghembuskannya beberapa kali. Setelah merasa lebih tenang, Ina kembali mencari di tempat tidurnya tenang. Ia kembali mengangkat bantal-bantalnya dan memindahkan ke lantai. Lalu, ia menarik selimutnya dan memindahkan ke lantai juga.

“Huh….” Ina merasa lega setelah melihat ponsel pintarnya lagi, yang ternyata berada di bawah selimutnya. “Untung aja,” gumam Ina. Ina segera duduk di atas kasur, lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Riko.

“Halo, mas Riko. Mas, aku mau bicara penting,” ucap Ina perlahan. Ia berusaha tetap tenang, agar tak terdengar panik. “Mas, aku…. aku…. aku hamil anak kamu mas,” ujar Ina. Ia berpikir Riko yang selalu bersamanya akan senang mendengar kabar itu. Sehingga ia pun tak menyembunyikan apa pun dan langsung memberitahukan pada Riko.

Ina berpikir Riko akan merawat anak ini nantinya. Sayangnya, jawaban Riko bukanlah jawabannya diinginkan oleh Ina. “Kamu gugurin aja,” ucap Riko membuat Ina membelalak.

“Kita gak boleh punya anak, karena kita sama-sama sudah berkeluarga.” Ina tertegun mendengar perkataan Riko. Ia tak menyangka pria itu akan menyuruhnya untuk menggugurkan bayi dalam kandungannya. “Kamu… tega?” tanya Ina lesu.

“Ina, ini bukan masalah tega atau bukan. Tapi kita sudah punya keluarga, dan anak ini bakal hancurin rumah tangga kamu dan juga aku,” jelas Riko. Ia tak bisa menerima kehadiran bayi dalam kandungan Ina, karena bagaimana pun ia dan Ina sama-sama susah memiliki keluarga sendiri. “Jujur aku memang ingin punya anak, tapi aku gak bisa nerima anak itu.”

“Aku pikir kamu laki-laki yang baik, mas. Ternyata kamu brengsek!” ucap Ina meneteskan air matanya. Ia pun segera memutuskan sambungan telepon, dan mulai menangis sejadi-jadinya. “Laki-laki brengsek!” umpat Ina dalam tangisnya.

*************

Hati Ina sangat dilema, ia bingung harus berbuat apa. Saat ini Ina sudah memutuskan untuk tak berhubungan dengan Riko lagi, karena menurutnya Riko bukanlah pria yang baik. Tetapi ia bingung dengan nasib bayi yang berada dalam perutnya.

“Apa aku harus ikutin kata mas Riko?” gumam Ina. Ia masih duduk di atas kasurnya, dengan kedua mata yang sembab karena menangis. Meski Ina tahu betul bahwa bayi yang sedang dikandungnya adalah anak haram, tetapi Ina tak tega merenggut nyawa bayi itu.

“Bagaimana ini? Gimana kalau mas Rusdi tahu? Tapi… aku gak bisa bunuh bayi ini.” Ina merasa sangat dilema. Ia tak bisa memilih antara rumah tangganya dan nyawa bayi dalam kandungannya.

I’m Tired

I’m Tired

Score 10
Status: Completed Type: Author: Artist: Released: 2023
Risa adalah seorang gadis bungsu, dari pasangan suami istri, Rusdi dan Ina. Tetapi, sebenarnya Risa bukanlah anak kandung dari pasangan suami istri itu. Memang Risa masih memiliki hubungan darah dengan Ina, namun tidak dengan Rusdi. Ina menyembunyikan sebuah fakta selama bertahun-tahun, bahwa Risa adalah anak hasil hubungan gelapnya dengan seorang pria. Ia menipu suaminya dan mengatakan bahwa Risa adalah anaknya. Awalnya Rusdi mempercayai perkataan Ina dan ia pun sangat menyayangi Risa seperti anak-anaknya yang lain. Tetapi, beberapa tahun kemudian, Rusdi mulai merasa curiga. Ia sempat berpikir kembali lagi, apakah memang benar Risa adalah anak kandungnya? Pasalnya Rusdi sering sekali melakukan tugas ke luar kota. Rusdi akhirnya diam-diam melakukan tes DNA, dan hasilnya negatif. Rusdi mendapati ternyata Risa bukanlah anak kandungnya. Sejak saat kebenaran terungkap, rumah tangga Rusdi dan Ina pun menjadi hancur. Sejak saat itu juga, Risa mulai diperlakukan berbeda dari sebelumnya. Rusdi yang dulunya menyayangi Risa, kini mengabaikannya seakan ia tak pernah ada. Lebih parah lagi, Ina dan anak-anaknya melakukan kekerasan pada Risa karena dianggap dalang dari kehancuran rumah tangga Ina dan Rusdi. Tetapi, kekerasan yang dialami Risa tak berhenti sampai di situ. Bagaimana kehidupan malang Risa selanjutnya?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset