Aku tidak menyukai iparku. Tidak pernah menyukainya. Dia perempuan yang manipulatif, kerap mengelabui, dan gemar berkata bohong. Namun, biar bagaimana pun, dia tetaplah kerabatku. Terutama bagi istriku, karena perempuan itu adalah istri dari adik kandungnya.
Meski begitu, aku lebih memilih untuk tidak terlalu akrab dengannya. Aku selalu lebih memilih untuk menjaga jarak, atau bahkan sama sekali tidak menemuinya. Padahal, kota di mana dia tinggalnya selalu kulewati di saat aku sedang melakukan perjalanan bisnis.
Suatu hari, melalui istriku, dia dan suaminya mengundangku untuk mampir ke kediamannya, sekadar untuk makan malam. Aku enggan memenuhinya, namun istriku memintaku untuk mampir di sana.
Hmm… kurasa, itu akan menjadi momen yang menyebalkan, ketika aku harus duduk semeja bersama ipar yang kubenci.
Cek