Dengan tubuh polos yang tertutup selimut, lelaki dengan nama lengkap Riel Nathan Megison itu mulai membuka matanya perlahan.
“Emh … hoammm, sudah pagi ternyata,” ujar Riel diawali dengan menguap.
Riel pun mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk, di ambilnya ponsel yang tergeletak di meja samping ranjang kamar hotel tempatnya biasa memadu kasih dengan perempuan-perempuan yang berbeda setiap seminggu sekali.
“Tuan,” panggil seseorang dari luar kamar, Riel hanya diam karena tau siapa yang memanggilnya.
Pintu kamar hotel yang sudah tak terkunci-pun terbuka, Rathan Fizars yang tak lain adalah sepupu sekaligus asisten pribadi nya itu berdiri terdiam setelah masuk ke kamar hotel memandang Riel yang tengah duduk santai di ranjang dengan bertelanjang dada.
“Kenapa?” tanya Riel kemudian mengalihkan pandangannya dari ponsel ke Rathan yang masih terdiam.
“Huh.” Rathan menghembuskan napasnya kesal, “Dia Aila Nathalie, yang ku carikan untukmu dengan kriteria yang kau mau,” ujar Rathan sambil menunjuk seorang gadis dengan pakaian minim bahan yang ada di sampingnya.
“Ouh, lalu?” tanya Riel bingung, karena seharusnya Rathan tidak membawa gadis itu kemari tetapi Riel merasa sedikit bersyukur juga karena Rathan melakukannya. Apa mungkin Rathan tau, bahwa ia ingin mengulang malam yang sama dengan gadis yang sama?
Senyum terukir begitu saja, di bibir Riel. Rathan yang melihat senyuman itu pun dengan cepat melempar bantal yang dapat ia gapai, Riel menatap kesal pada Rathan.
“Apa masalahmu?” tanya Riel masih dengan ekspresi kesal nya sambil bangun dari duduknya, Rathan dengan reflek menoleh ke sebelahnya.
“Kau tidak terkejut?” tanya Rathan pada Aila, gadis di sampingnya yang ia siapkan dan ia cari-cari untuk menemani malam Riel yang dingin.
“Aku punya adik laki-laki dan sekali menonton video dewasa, jadi tidak terkejut ketika melihatnya,” jawab Aila sambil memalingkan wajahnya ke samping karena enggan menatap lama-lama pada bagian bawah perut milik Riel yang terlihat.
Riel hanya menatap Aila sekilas lalu kembali menatap pada Rathan, “Hei, jawab pertanyaan ku, Rathan,” ujar Riel yang di respon dengan lirikan tajam dari Rathan.
“Pakai dulu celana mu,” sahut Rathan sambil melempar celana yang ada di lantai pada Riel, Riel pun dengan sigap menerima dan mengenakannya.
“Seperti yang ku bilang, dia Aila. Gadis yang ku dapatkan untukmu–”
“Lalu dimana masalahnya?” tanya Riel dengan cepat memotong ucapan Rathan.
Rathan menatap kesal pada sepupu sekaligus bosnya tersebut, “Masalahnya adalah, bukan Aila yang menemanimu semalam!” serunya dengan kekesalan yang ada.
“Apa?!!!” pekik Riel sambil mendekat pada Rathan.
“Iya, Tuan. Semalam, ketika aku kemari untuk melayani mu meskipun aku tidak tau bagaimana caranya dan hanya berbekal video dewasa. Aku melihatmu tengah sibuk dengan gadis lain di ranjang ini,” ujar Aila menjelaskan sambil menunjuk ranjang yang tadi di duduki oleh Riel.
Riel menatap Aila dan Rathan bergantian, “Lalu, dengan siapa ku habiskan malam ku?” tanya Riel lalu menghampiri ranjang dan duduk di tepian ranjang tersebut.
“Tuan Rathan, kesalahan terjadi bukan karena ku. Artinya, bayaran ku harus tetap ku terima,” ujar Aila sambil menatap pada Rathan yang dengan cepat mengambil sebuah amplop dari saku jas nya.
Aila menerima amplop tersebut dengan sumringah dan pamit setelahnya, sedangkan Riel dan Rathan sama-sama terdiam selama beberapa saat.
“Jadi, seperti apa wajah gadis itu?” tanya Rathan sambil mendaratkan bokongnya di samping Riel.
“Kami bermain dalam gelap semalam, dan aku sibuk menikmati sensasi permainan kami hingga tidak ku pedulikan seperti apa wajahnya,” jawab Riel membuat Rathan menghembuskan napasnya.
“Kirimkan rekaman cctv yang mengarah ke kamar Tuan Riel,” ujar Rathan setelah mengotak-atik ponsel dan menempelkannya ke telinga.
“Baik, Tuan. Mohon tunggu sebentar,” jawab seseorang dari sebrang telpon, Rathan pun segera mematikan sambungan telpon.
Rathan menatap pada Riel yang juga menatapnya, ”Kenapa menatapku begitu?” tanya Rathan menatap tak suka pada tatapan mata Riel padanya.
“Kau tau? Aku ingin mengulang malam yang sama dengan gadis yang sama, tapi … siapa dia?” tanya Riel sambil kepalanya menoleh ke sana kemari melihat pemandangan kamar yang berantakan akibat ulahnya semalam.
“Huh? Ketagihan?” tanya Rathan sambil berdiri menatap tak percaya pada Riel, Riel menganggukkan kepala tanpa ragu.
“Cara apa yang dia pakai?” tanya Rathan masih menatap tak percaya pada Riel.
“Entahlah, aroma nya membuatku candu,” jawab Riel sambil ingatannya kembali mengingat kejadian semalam yang begitu memabukkan nya.
“Kalau begitu, nikahi dia ketika kita menemukannya dan berhenti bermain wanita. Bagaimana?” tanya Rathan sambil mengulurkan tangannya sebagai tanda kesepakatan diantara keduanya, Riel tersenyum kemudian menjabat tangan Rathan.
“Deal,” jawab Riel, Rathan tertawa mendengarnya lalu sebuah notifikasi masuk ke ponselnya dan ternyata seseorang yang sebelumnya Rathan telpon telah mengirimkan rekaman cctv.
“Mari kita lihat wajahnya,” ujar Rathan lalu mulai menonton rekaman cctv yang ia dapatkan.
“Lihat,” sahut Riel, Rathan pun membagi layarnya pada Riel dan mereka menyaksikan rekamannya bersama-sama.
“Ayo tunjukkan wajahmu,” ujar Rathan dengan geram pada layar ponselnya, Riel hanya diam memandang layar ponsel Rathan.
“Sial!” seru Rathan kesal dan melempar ponselnya ke belakang, “Kenapa dia tidak menunjukkan wajahnya? Siapa dia? Siapa yang mengirimnya? Pasti ada seseorang di balik ini, aku akan mencari tau untuk mu Riel,” ujar Rathan sambil berdiri dari duduknya kemudian berniat melangkah pergi tetapi memutar kembali langkahnya dan mengambil ponsel yang sebelumnya ia lempar.
“Ini … milik siapa?” tanya Rathan mengambil sebuah kertas kecil seperti kartu nama yang tergeletak di dekat ponsel nya berada.
“Itu …? Entahlah,” sahut Riel bingung dan mengambil alih kartu nama yang ada di tangan Rathan.
“Ayara,” ujar Riel membaca sebuah nama dengan tulisan terbesar di kartu nama tersebut, Riel lalu membaca tulisan di bawah nya yang tertera sebuah alamat.
“Datangi alamat ini, Rathan,” ujar Riel lalu menyerahkan kartu nama tersebut pada Rathan yang langsung di terimanya, Rathan pun tanpa basa-basi langsung pergi
Sementara itu Riel merapikan penampilannya sebelum melangkah keluar dari kamar hotel tempatnya tidur semalam dan menghabiskan waktu dengan gadis yang mungkin bernama Ayara, Riel melangkah dengan pasti meninggalkan hotel yang menjadi salah satu dari beberapa asetnya.
Riel membawa mobilnya meninggalkan tempat parkir hotel menuju rumah kediamannya beserta keluarganya yang memakan waktu sekitar tiga puluh menit, Riel pun langsung masuk ke dalam rumah dengan memutar-mutar kunci mobil milik nya.
“Siapa nama nya kali ini, Kak?” tanya seseorang dengan suara keras dan menghentikan langkah kaki Riel yang akan menaiki tangga menuju lantai dua rumah.
“Siapa pun namanya, ku rasa bukan urusanmu, Kylie,” sahut Riel lalu tersenyum di akhir kata dan melanjutkan langkahnya menuju lantai dua rumah.
***
Bersambung….
Wow Ayara ini mainnya profesional ya? Harus ketemu dulu baru tahu semuanya. Next recommended bikin penasaran.
Makasih udah mampir ke karya ku 💞