loader image

Novel kita

Jodoh Penjaga Wasiat – Bab 5

Jodoh Penjaga Wasiat – Bab 5

Alasan
69 User Views

Bab: 5 AlasanĀ 

“Wah, hebat juga tuh cowok kampung gak tumbang setelah gue kunciin di balkon tadi malam,” batin Agatha saat melihat Teja membantu tukang kebun menyirami tanaman.

“Pagi, Non,” sapa BiMin.

“Pagi, Bi,” sahutnya,
“Pagi, Yah!” Agatha melambai ke arah Andre yang sudah lebih dulu ada di meja makan sambil membaca berita dari _tablet_ miliknya.

“Pagi, Tha,” sahut Andre. “Sini sebentar ada yang mau ayah omongin,” ujarnya.

“Kenapa?” Agatha duduk di depan Andre.

“Ayah mau Teja kerja di perusahaan kamu,” kata Andre langsung ke pembicaraan mereka. Agatha berpikir sejenak, dalam hati dia tersenyum licik karena jika Teja menjadi bawahannya dan dia menyiksanya di kantor dengan alasan pekerjaan ayahnya tidak akan bisa ikut campur.

“Oke, lagi pula awal di ke sini bukannya untuk cari kerja ya. Eh, malah dijodohin sama cewek cantik kayak Agatha, dia beruntung lha Agatha,” sindir Agatha.

“Nanti akan ayah bicarakan pada Teja soal ini, kamu carikan posisi yang udah cocok untuk dia apapun itu ayah yakin dia mau.” Andre sama sekali tidak acuh pada sindiran yang anaknya lontarkan.

“Silakan, Tuan besar, Non, sarapannya sudah siap,” kata BiMin meletakkan sarapan pagi ini di atas meja dibantu asisten rumah tangga lainnya.

“Yang lain gak dipanggil, Bi?” tanya Andre.

“Lagi pada sibuk kerja, katanya nanti aja,” jawab BiMin yang memang selalu menjadi alasan mereka jika diajak sarapan oleh Andre, tentu saja mereka akan segan.

“Yasudah, habis ini panggilkan Teja. Kamu mau berangkat kerja ‘kan?” Andre mantap Agatha.

“Jelas, Yah. Udah rapi gini juga, lagi pula _time is money_, _no money no happiness_ untuk Agatha, Yah,” jelasnya untuk kesekian kali soal prinsipnya itu. Usai sarapan Agatha langsung pergi ke kantornya, dia sudah rindu kesibukan itu.

“Tuan eh maksudnya Ayah panggil saya?” tanya Teja yang baru saja selesai menyiram tanaman.

“Iya, sini duduk dulu. Sarapan.”

“Nanti saja, Pak bareng yang lainnya,” tolak Teja halus merasa tidak enak jika harus sarapan di depan orang yang sudah dia anggap majikan sekaligus ayah untuknya itu. Teja juga menganggap Agatha demikian majikan sekaligus istri.

“Jadi, begini. Sesuai surat yang kamu berikan kepada saya dari bapak kamu saya akan memberikan kamu pekerjaan. Kamu akan bekerja di perusahaan Agatha, perlu saya ingatkan melihat sifat Agatha yang masih belum menerima pernikahan ini sepertinya dia akan menempatkan kamu di posisi terenda mungkin sebagai OB dan menyiksa kamu di tempat kerja. Apakah kamu sanggup?” tanya Andre sekaligus menjelaskan, dia sudah bisa menebak pikiran Agatha begitu anaknya langsung menyetujui permintaannya.

“Alhamdulillah, Makasih Yah udah kasih saya ini pekerjaan. Saya sanggup Insyaallah, terima kasih sekali lagi akhirnya dapat kerjaan di kota.” Teja bersujud syukur langsung di lantai.

“Iya, sama-sama,” jawab Andre sambil tersenyum.

***

Agatha turun dari dalam mobil, rambut hitamnya berkibar indah terkena angin yang seperti sengaja lewat itu.

“Pagi, Bu,” sapa karyawannya.

“Ibu seperti biasa, cantik banget.” Ada juga yang memuji. Agatha hanya tersenyum membalas mereka satu per satu sambil menuju ke ruang kerjanya.

Aqilla sudah menunggu di depan pintu ruang kerja Agatha “Selamat pagi dan selamat datang kembali, Bu. Seperti yang sudah saya laporkan jadwal Ibu hari ini adalah rapat dua puluh menit lagi untuk membahas peluncuran produk terbaru kita, setelahnya usai makan siang Ibu harus ….”

“Baik, ingatkan saya jadwal seterusnya nanti. Sekarang saya mau lihat dokumen produk baru kita,” ucap Agatha memotong ucapan Aqilla.

Selain perusahaan Andre, Agatha juga punya perusahaan sendiri yang memasarkan kosmetik dan mekap. Nama perusahaan Agatha adalah ABG (Agatha _Beauty Glow_).

Baru pertama kali Agatha bersyukur punya kesibukan biasanya dia akan mengeluh dan marah-marah ke hampir semua bawahannya. Hal ini karena dia merasa tidak punya beban harus memikirkan bahwa dia sudah menikah.

“Ini bunga dari siapa?” tanya Agatha yang baru pulang dari rapatnya beberapa menit lalu.

“Dari para karyawan, Bu. Katanya tadi gak sempat ucapkan selamat atas pernikahan Ibu,” jawab Aqilla sambil tersenyum karena berharap atasannya itu menerima dengan baik pemberian mereka.

“Bunganya saya terima, tapi ucapan pernikahannya saya tolak!” bentak Agatha “jangan ada yang pernah ungkit pernikahan saya, beritahukan ke semua orang. Bawa ini buang kartu ucapannya!” Agatha menggebrak meja, baru saja otaknya melukapan hal itu dan sekarang sudah diingatkan kembali.

“Ba … baik, Bu.” Aqilla segera membawa bunga itu dan bersiap memberitahukan yang Agatha perintahkan.

“Sabar Agatha, turunkan emosi. Emosi gak baik buat kecantikan,” katanya pada diri sendiri sambil membuang napas melalui mulut. Setelah itu hari-hari sibuk Agatha kembali berjalan, dan tidak ada lagi yang mengungkit masalah pernikahan. Walaupun tentu saja di belakang masih saja bergosip, maklumlah.

Semburat jingga yang mulai menghiasi langit dan bulan malam sudah menanti mengakhiri pekerjaan Agatha dan Teja di tempat berbeda. Agatha segera pulang dengan mobilnya sendiri.

“Agatha pulang!” seru Agatha sebelum masuk ke dalam rumah. Agatha langsung duduk di sofa panjang dekat televisi, tidak lama BiMin datang dengan teh jahe.

“Ayah mana, Bi?” tanyanya.

“Lagi di kolam Non sama Teja,” jawab BiMin.

“Oh, suka banget sih ayah sama itu cowok kampung,” ejek Agatha sedikit kesal. Agatha segera berdiri dan menuju ke kolam belakang. Di taman dekat kolam terlihat Teja dan Andre sedang tertawa bersama, meraka benar-benar akrab.

Dengan perlahan Agatha berjalan melihat apa yang sedang mereka lihat dan ternyata album keluarganga, apalagi kebanyakan adalah foto masa kecilnya benar-benar memalukan.

“Ayah!” seru Agatha sambil merebut paksa album foto itu dan menutupnya.

“Udah gak seru, Mak lampir datang,” ejek Andre. Agatha melotot karena dirinya yang cantik itu dikatakan mak lampir.

“Agatha bidadari bukan mak lampir!” protesnya tidak terima, Andre dan Teja tertawa lepas. Sudah lama Agatha tidak melihat tawa lepas ayahnya sejak kematian Darsita–ibu Agatha. Apakah alasannya karena kedatangan Teja? Entahlah Agatha masih tidak mengerti hal itu.

“Udah, gak baik lama-lama di luar. Teja pegang ini jangan dibuka!” perintahnya kemudian mendorong kursi roda menuju ke dalam rumah.

***

“Ayah,” panggil Agatha sambil mengetuk pintu kamarnya.

“Masuk,” jawab suara bariton milik Andre. Perlahan Agatha masuk.

“Ayah, Agatha mau tanya sesuatu karena penasaran,” ungkapnya.

“Kebetulan ayah juga ada yang mau dikasih tau sama kamu. Sini duduk.” Andre menutup bukunya kemudian menepuk-nepuk tepi ranjang. Agatha duduk di sana.

“Gini, Yah. Agatha mau tanya Ayah suka sama Teja, bukan berarti suka dalam artian yang giman-gimana tapi karena yah gitulah pokoknya.” Agatha binging harus menjelaskan bagaimana.

Andre tertawa kecil “Iya, dia itu dari kecil gak berubah,” jawab Andre.

“Maksudnya dari kecil?” Agatha mengerutkan dahinya.

“Oh, iya soal yang ingin ayah kasih tau. Begini ayah ‘kan sudah tua kamu urus juga ya perusahaan ayah, ayah yakin kamu bisa. Atau kamu ajari Teja untuk bantu kamu.” Andre langsung mengalihkan pembicaraan dan Agatha yang langsung terpancing dan lupa dengan pertanyaannya tadi langsung antusias menjawab. Akhirnya ayah dan anak itu berdiskusi soal pekerjaan.

Jodoh Penjaga Wasiat

Jodoh Penjaga Wasiat

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
  Agatha tidak pernah mau dijodohkan oleh Teja, dia menikahi Teja hanya karena wasiat orangtuanya--Andre dan Dita. Sejak Andre meninggal Agatha menghalalkan segala cara agar Teja mau menceraikannya, bahkan sampai menghilangkan mahkotanya sebagai seorang wanita kepada yang bukan suaminya. Di sisi lain Aqilla terus mengejar cinta Teja, dan ingin berada di sisi pria itu. Semua kembali berbalik saat Agatha mengetahui fakta alasan perjodohan mereka yang selama ini ditutupi rapat-rapat oleh kedua orangtuanya dan Teja, tidak hanya itu Agatha juga mengetahuu fakta mengerikan tentang Indra--kekasihnya sekarang membuat Agatha ingin kembali ke sisi Teja. Apakah yang akan Teja lakukan? Apakah Teja masih ingin bertahan?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset