loader image

Novel kita

Kau Curangi Aku – Bab 19

Kau Curangi Aku – Bab 19

Ayo Kita Pergi
73 User Views

Tubuh Mike jatuh ke sofa hotel karena pukulan keras Ray yang tak mau atlit basket ini menyakiti nonanya.

“Berani sekali kau,” rintih Mike maraba pipinya yang memerah karena bogem mentah Ray.

“Astaga!” Maya hanya bisa terbelalak kaget melihat Mike yang tinggi besar bisa tumbang karena tangan supirnya yang secara fisik lebih kecil.

“Kau jangan sakiti Nona! Kalau kau berani menyakitinya lagi setelah semua ulahmu, ku hajar kau lebih keras!” ancam Ray dengan wajahnya yang begitu serius.

“Kau tau siapa aku? Berani kau pukul aku, ya?!” Mike buru-buru bangkit dari tempat sofa lalu menatap Ray dengan begitu berani.

“Kau siapa?” Ray mulai kikuk menyadari siapa yang dia hajar hingga terjatuh.

“Kau lupa aku siapa?”

“Tidak! Aku tau kau crazy rich. Tapi apa berarti kau boleh menyakiti wanita karena gelarmu itu?”

“Sial! Dia bener lagi,” sesal Mike lalu memejamkan matanya sebagai tanda dia sangat menyesali perbuatannya pada Maya.

“Kalau kau tak bisa menjaga Maya, aku tak akan rela kau sakiti dia. Kau dengar itu!” Ray langsung meraih tangan Maya kemudian menariknya lembut. “Kita pergi saja,”

“Tapi!”

“Untuk apa kau di sini, orang-orang ini tak menghargaimu, May!”

“Ray,” Maya berbisik pada supirnya itu. “Tapi rencana kita bagaimana?”

“Lupakan! Aku tak mau dia sampai menyakitimu lagi sekian kalinya.”

“Kalian sedang bicara apa?” tanya Mike lalu mendekat ke arah Ray yang berdiri begitu dekat dengan wanita pujaan hatinya.

“Jangan ikut campur! Ini urusan kami!” tegas Maya dan wajah Mike yang awalnya begitu tengil seketika berubah jadi ramah pada supir Maya ini.

“Kita lari saja!”

“Untuk apa lari? Mereka tak mengejar kita!” tunjuk Maya dan Ray terkekeh menyadari apa yang dikatakan oleh Maya.

“Kau benar! Pokoknya kita pergi saja! Aku muak dengan orang-orang ini!”

“Iya!” jawab Maya dengan tatapan kesal pada Miya dan Mike yang hanya bisa terdiam melihat Ray yang menarik tangan nona mudanya. “Kau benar!”

“Mike, kenapa kau biarkan mereka pergi?” tanya Miya dengan kesal pada Mike yang tak juga menghalangi kakaknya.

“Biarkan saja, aku tak mau cari masalah dengannya,”

“Cari masalah? Memangnya apa yang kau tau tentang rencana mereka?”

“Bukan rencana, aku rasa aku tau siapa pemuda itu,”

Miya menekuk keningnya mencoba mengerti apa yang dikatakan oleh Mike. “Kau tau apa tentang pemuda itu?”

“Nanti aku katakan di kamar saja. Aku yakin pemuda itu bukan pemuda sembarangan,”

“Oh! Karena itu kau tak menghalangi mereka?”

Mike mengangguk lalu mengajak Miya beranjak dari lobi hotel mewahnya.

Saat Mike dan Miya menuju kamar hotel, Maya dan Ray bergegas pergi meninggalkan hotel di pusat Kota Surabaya itu menuju Malang.

Malam semakin larut saat perjalanan mereka masih setengah jalan. Maya yang kelaparan mulai meraba perutnya sambil berharap masih ada rumah makan yang buka saat itu.

Melihat tangan Maya yang tak henti meraba perutnya, Ray segera menyalakan lampu sein ke kiri menuju rumah makan KFC yang kebetulan masih buka di pusat kota Pasuruan.

“Kau mau kemana?” bisik Maya sambil menoleh ke Ray.

“Kau lapar, kan? Kenapa tak bilang?”

“Ih, aku hanya meraba perutku saja,”

“Sudah, kita makan dulu. Lagi pula, kau pasti belum makan sejak kau pergi ke Surabaya, kan?”

“Tapi!” Maya menahan tarikan tangan Ray dengan lembut lalu tersenyum kuda. “Aku tak bawa uang,”

“Oh! Soal itu, tenang saja. Aku tadi dapat uang ongkos dari ibumu. Aku rasa ini cukup untuk kita makan berdua!”

“Sungguh?” Maya tersenyum lebar lalu melangkah keluar mobil untuk mengikuti langkah kaki Ray yang begitu yakin hingga ke depan kasir.

“Selamat malam, pesan apa?” tanya seorang pelayan wanita berbaju merah khas rumah makan cepat saji ini.

“Paket ayam goreng krispy 2 plus es krim,” ujar Ray dengan suaranya yang berat.

“Ada yang lain?”

“Dua paket itu dulu,”

“Baik, ayamnya mau yang dada atau yang paha,”

“Yang dada saja,”

“Totalnya seratus ribu,”

Maya terus memperhatikan gerak gerik Ray yang begitu meyakinkan kemudian meraih dompetnya dan menyodorkan selembar uang seratus ribu sesuai total pesanan mereka.

Gadis manis ini terus memperhatikan tangan Ray yang memegangi dompet tebalnya entah apa saja isinya.

“Kau lihat apa?” tanya Ray dengan lembut.

“Kau bawa apa aja di dompet? Tebel amat!”

Ray terkekeh mendengar pertanyaan Maya yang begitu polos tapi ada benarnya. Dia lalu membuka dompetnya di depat mata Maya agar gadis itu tak penasaran.

“Isinya SIM, STNK, foto ibuku, uang tunai, kartu tol, kartu diskon minimarket dan ada beberapa lembar struk pembelian bensin, serta ATM kalau-kalau aku kehabisan uang di jalan.”

“Oh! Banyak juga,” kekeh Maya menghargai kejujuran supirnya itu.

“Iya, aku ini kan supir anak orang kaya. Jadi semua kebutuhan ini harus aku lengkapi biar kalau dijalan aku tak mendapatkan masalah,”

“Ini pesanannya,” tutur pelayan sambil menyajikan dua potongan ayam berukuran besar dan dua gelas besar cola yang segera diraih Maya.

“Kita duduk di sana,” tunjuk Maya yang melangkah lebih dulu dari Ray kemudian setelah meletakkan nampan di meja segera berjalan lagi menuju wastafel tanpa menunggu supirnya tiba.

Mata gadis cantik ini begitu berbinar melihat potongan ayam goreng kesukaannya dan diapun segera melahapnya setelah mendapatkan posisi duduk yang nyaman.

“Ayo kita makan!” seru Maya kemudian mulai menyuir daging ayam di atas nasi sebelum melahapnya.

“Makanlah yang banyak, aku akan cuci tangan dulu,”

Ray kemudian berdiri dan melangkah menuju wastafel tempat tadi Maya mencuci tangannya.

Saat supir tampan itu kembali ke meja, tiba-tiba sesosok tinggi besar menghalangi jalannya kemudian berbincang cukup lama sambil berdiri.

“Dia siapa?” tanya Maya yang lebih tertarik pada nasi dan ayam goreng kering di depannya ketimbang Ray yang terlihat begitu serius berbincang dengan orang asing yang baru dia lihat.

Setelah berbincang cukup lama akhirnya Ray kembali ke meja tempat Maya makan untuk memulai makan malamnya.

“Dia siapa?” tanya Maya dengan mulut yang penuh dengan makanan.

“Dia itu mata-mata yang mengawasi Miya.

“Hah! Oh! Jadi ada juga yang mengawasi adikku?”

“Tentu saja! Kalau ada yang ditugaskan menjagamu, pasti ada juga yang ditugaskan menjaga Miya!”

“Apa katanya?” tanya Maya mulai kepo.

“Dia bilang Miya sebenarnya tak hamil. Dia hanya pura-pura hamil agar Mike mau menikahinya,”

“Kok adikku berbohong?” Maya mengerutkan keningnya.

“Sudah! Sudah! Kau makan saja. Aku juga lapar. Nanti kita bahas ini setelah semua selesai, Ok!”

Maya mengangguk cepat lalu melanjutkan makannya.

Banyaknya masalah yang menimpanya membuat gadis manis ini sudah tak kaget ketika mendengar berita-berita miring tentang keluarganya termasuk Miya yang semakin hari semakin aneh saja.

Setelah mereka menyelesaikan makan malam, Ray terlihat mulai sibuk dengan ponselnya dan Maya yang pingin pipis lalu pamit ke toilet rumah makan cepat saji itu.

“Sebentar,” tunjuk Maya pada arah menuju toilet.

“Ok!” jawab Ray singkat lalu kembali memeriksa ponselnya.

Maya lalu berjalan menuju kamar kecil yang kebetulan saat itu sangat sepi. Dia lalu masuk ke salah satu bilik.

Krek!

Pintu dikuncinya dan diapun langsung duduk di atas kloset.

“Ah! Lega!”

“Jadi bagaimana rencana kita setelah ini!” terdengar dua orang wanita masuk ke dalam toilet itu dan berbincang cukup serius di dalamnya.

“Kita harus merusak mesin mobil yang dikendarai anak Winata itu agar mereka tak pernah tiba di Malang!” balas sosok lain dengan lantang hingga Maya tak bergeming dari tempatnya.

“Kau benar!”

“Sial! Apa lagi ini?”

Kau Curangi Aku

Kau Curangi Aku

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Tak disangka kekasih Maya justru berselingkuh dengan adik kembarannya, tentu hal ini membuat sang kakak geram dan mengutuk kejadian ini. Tapi alih-alih mencoba menghentikan perselingkuhan Miya, adiknya. Maya justru menemukan sebuah rahasia yang menyangkut kekayaan keluarganya yang ternyata jadi incaran para penjahat. Siapakah penjahat itu? Dan apa motif dari semua kejahatan mereka hingga memperalat Miya, kembaran Maya?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset