loader image

Novel kita

KENARI DI ANTARA DUA HATI – BAB 4

KENARI DI ANTARA DUA HATI – BAB 4

TANTANGAN DONI
75 User Views

Yang kali ini ada di hadapan Adam benar-benar Kenari yang berbeda. Kalau biasanya perempuan itu hanya mengikat rambutnya dengan sangat sederhana, sesederhana penampilan pakaiannya meskipun kehidupan pribadinya tidak sesederhana penampilannya. Namun kali ini Adam benar-benar terpukau, sampai lupa menenggak minumannya.

“Bapak kenapa lihat saya kayak gitu?” tanya Kenari tak habis pikir dengan sikap Adam.

Adam tergagap kemudian tersenyum dengan canggung.

“Eh, mana ada aku seperti itu?” jawab Adam kemudian meneruskan meneguk minuman itu sekalian untuk meredakan jantungnya yang tiba-tiba menggelepar.

“Kirain aku terlihat aneh,” gerutu Kenari yang kemudian menutup pintu kamarnya.

Adam segera menghabiskan minumannya demi meredakan dirinya dari rasa yang asing namun sedikit menyenangkan.

“Jadi bagaimana penampilan saya? Cukup pantas? Apa cukup memalukan?” tanya Kenari dengan senyum polos layaknya bocah.

Adam mengamatinya sekilas, hanya untuk memastikan bahwa matanya tidak salah melihat. Meski sejujurnya dia begitu terpukau dengan penampilan tak biasa Kenari kali ini, namun Adam terlalu gengsi untuk mengakuinya.

“Lumayan,” jawab Adam singkat, mengabaikan jantungnya yang berdetak menggila.

Kenari mencibir tentu saja. Mana mungkin Adam akan memujinya.

“Lalu bagaimana dengan penampilanku?” tanya Adam mematut dirinya di depan Kenari dengan sikap dan nada yang sombong tentu saja.

Kenari mengamati sekilas. Yang Kenari lihat adalah Adam dengan tampilan setengah resmi. Celana berbahan kain, dengan kemeja lengan panjang warna soft blue yang dilipat sampai siku jelas menunjukkan sedikit otot Adam yang menonjol karena olahraga rutin yang dijalaninya.

Tanpa sengaja Kenari menelan ludahnya ketika ingatan samarnya berkelebat dimana dia yang memang sempat tersengal di bawah rengkuhan lelaki ini. Membuatnya tanpa sengaja menjeritkan nama lelaki itu saat gelombang hasrat itu menggulung raga dan akal sehatnya. Kenari benar-benar dipuaskan hingga titik yang paling jauh sekalipun. Yang bahkan kehangatan lengan itu telah beberapa kali dirasakannya dalam lelap dan nyaman.

“Ken? Apakah ada yang aneh dengan penampilanku?” tanya Adam membalikkan pertanyaan itu pada Kenari dengan senyum tertahan karena dia tahu bahwa Kenari membayangkan yang tidak-tidak kali ini.

“Ya, Bapak aneh karena terlalu formal,” Kenari mengalihkan rasa tergiurnya.

Dijawab seperti itu, Adam menatap dirinya sendiri.

“Sepertinya penampilanku biasa-biasa saja? Dimana anehnya, Ken?” tanya Adam bingung sekaligus salah tingkah.

 

Baru kali ini ada perempuan yang mengatakan bahwa dia aneh. Tak tahukah perempuan ini bahwa di luar sana masih banyak perempuan yang bersedia mengumbar kata-kata hanya untuk memujanya?

“Jadi kita berangkat sekarang apa nunggu Bapak selesai bengong?” tanya Kenari dengan kalimat pedas yang bahkan tak membuat Adam kesal. Laki-laki itu justru tersenyum mendengarnya.

“Sekarang, Ibu Kenari,” jawab Adam dengan formal bermaksud mengejek.

Tanpa menjawab, Kenari mendahului Adam melenggang keluar rumah. Sementara Adam yang masih menahan senyum mengikuti dari belakang.

 

‘Benar-benar bocah menggemaskan sekaligus menyebalkan!’ batin Adam. Dan entah mengapa, lenguhan Kenari ketika mereka digulung hasrat kembali terdengar di telinganya. Adam buru-buru mengusirnya, atau dia akan kembali menerkjan perempuan ini dan gagal keluar.

***

“Jadi apa yang harus saya lakukan ini nanti, Pak?” tanya Kenari ketika mereka sudah dalam perjalanan menuju ke tempat yang dijanjikan.

“Tak banyak. Tantangan Doni hanya aku datang dengan membawa pasangan. Pasangan tidak selalu harus pacar atau kekasih, menurut asumsiku,” jawab Adam santai.

“Siapa juga yang mau pacaran sama Bapak?” tanya Kenari dengan tak kalah santai.

“Yakin nggak mau pacaran sama aku?” goda Adam dengan senyumnya yang menyebalkan.

“Yakin, Pak. Percaya, deh,” jawab Kenari menatap sekilas ke arah lelaki yang duduk di belakang kemudi itu.

Meski sejujurnya Kenari ragu dengan jawabannya sendiri, akan tetapi jelas Kenari tak ingin menggantungkan mimpinya terlalu tinggi. Mereka tak sepadan satu sama lain. Jikapun memang harus dekat, Kenari akan menganggapnya sebagai kedekatan biasa. Meski jelas bukan kedekatan biasa.

 

Mana ada teman dekat yang sampai berhubungan sebagaimana yang mereka lakukan?

Adam tertawa.

“Padahal kalau kamu bilang iya saja, Ken, aku sudah pasti mempertimbangkan permintaanmu menjadi kekasihku. Tentu karena ada banyak keuntungan jika kita menjadi sepasang kekasih, kan? Kamu memiliki pacar tampan yang bisa kamu kangenin setiap saat, yang bisa kamu panggil ketika kamu nggak bisa tidur. Sementara aku? Aku akan punya teman kencan semi permanen, nggak harus membayar kamu dengan uang lembur hanya untuk kencan seperti ini, kan?” ujar Adam tanpa jeda sehingga membuat Kenari melotot, tak menyangka bahwa Adam bisa mengomel sepanjang itu.

“Dasar, ya, Bapak ini? Bisnisnya nggak ketinggalan,” cerca Kenari.

Adam tergelak. Komentar Kenari benar-benar membuatnya merasa segar untuk tertawa lebar.

“Ken, kita ini hidup di dunia nyata. Bukan di cerita roman penulis kesayangan kamu itu. Siapa yang selalu kamu follow ceritanya?” tanya Adam.

“Mak Yantie, Pak. Namanya Yantie Wahazz.” Kenari menjawab ketus.

“Nah, itu! Jadi wajar, dong, kalau aku memperhitungkan segala sesuatu dalam hidup ini? Bukan soal materi, Ken. Tapi tentang sebuah keselarasan timbal balik.” Adam memberikan keterangan.

“Ya … ya … saya paham. Termasuk mengeluarkan uang untuk membeli sepotong baju yang mahalnya nggak tanggung begini?” tanya Kenari memegang bajunya.

“Ya. Anggap saja sebagai hadiah karena kamu sudah membantuku melayani tantangan Doni.” Adam menoleh sekilas ke arah Kenari, yang meskipun berwajah cemberut tapi tetap saja menyenangkan untuk digoda. Rasanya seperti menggoda adik kecil yang pemarah.

 

‘Adik? Mana ada adik kakak yang terlibat hubungan seperti ini, Dam? Otak kamu sepertinya sedang tidak baik-baik saja.’  Hati kecil Adam memberinya peringatan.

Kenari mendengus kesal sementara Adam hanya tersenyum kecil menyadari hatinya sedang berperang kini.

“Tapi saya menunggu uang lemburan saya juga, kan, Pak?” tanya Kenari dengan sengaja.

“Tentu saja. Jangankan uang lembur, aku kamu suruh lembur pun akan dengan senang hati aku terima. Bukankah ini jauh lebih menyenangkan?” tanya Adam mulai ngelantur dengan kalimatnya.

Tentu laki-laki ini bertujuan menggoda Kenari.

“Terima kasih, ya, Pak. Tapi saya sedang tidak ingin meminta Bapak untuk lembur,” jawab Kenari dengan senyum mengejek yang kental.

Adam kembali tergelak. Entahlah, malam ini Adam terlalu sering tertawa lebar.

 

Sebahagia inikah pergi kencan dengan Kenari, meski hanya kencan pura-pura?

Mobil yang mereka kendarai memasuki sebuah restoran yang cukup mewah di kawasan pusat bisnis kota ini. Semua pengunjungnya nyaris mobil mewah dan orang-orang dari golongan menengah ke atas.

Adam bersikap layaknya seorang kekasih yang baik. Dia mematikan mesin mobilnya dan turun untuk membuka pintu mobil di dekat Kenari duduk. Dengan gerakan elegan Adam membuka pintu untuk Kenari dan Kenari turun dengan manisnya.

“Tunggu dulu!” sergah Adam ketika Kenari hendak melangkah.

“Ada apa, Pak?” tanya Kenari saat menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Adam.

“Ingat, malam ini kita adalah sepasang kekasih. Jadi usahakan agar setiap interaksi kita bisa berjalan dengan alami,” pesan Adam pada Kenari dengan suara rendah agar tidak terdengar oleh pengunjung lain yang mungkin saja sedang lewat.

“Saya mengerti, Pak,” tegas Kenari.

“Satu lagi.” Adam menyela lagi.

Kenari mendongak, menatap laki-laki tampan di sebelahnya itu. Sungguh, Kenari harus menguatkan hati untuk tidak jatuh terlalu dalam pada pesonanya yang susah dihindari itu.

“Masih ada lagi?” tanya Kenari.

“Jangan panggil aku dengan sebutan ‘bapak’ karena itu akan membuat aku terlihat tua dan sandiwara kita terbongkar. Sudah pasti aku akan malu kalau ketahuan,” ujar Adam pelan.

“Jadi harus memanggil dengan sebutan apa? Om?” tanya Kenari dengan senyum tertahan.

Adam berdecak. Candaan Kenari kali ini benar-benar garing, membuat Adam ingin menjitak kepalanya.

“Mas kek? Sayang kek? Abang kek?” jawab Adam memberikan pilihan.

“Sayang?” Kenari melotot menatap Adam dengan senyum tertahan. “Saya harus memanggil  Bapak dengan sebutan sayang? Nggak salah, Pak?” tanya Kenari lebih lanjut.

Adam kembali berdecak.

“Bukannya kita sedang bersandiwara?” tanya Adam konyol.

“Oke … oke. Tapi saya tidak akan memanggil dengan sebutan sayang,” jawab Kenari dengan tegas.

“Jadi?” tanya Adam penasaran.

Kenari tersenyum.

“Sepertinya Doni sudah menunggu kita, Abang. Bagaimana kalau kita segera ke sana?” tanya Kenari dengan penuh drama.

“Sip!” Adam mengacungkan jempolnya ke arah Kenari.

Adam lantas mengulurkan tangannya pada Kenari, namun perempuan itu hanya menatap tangannya.

“Untuk apa, Pak?” tanya Kenari heran.

Adam menatap Kenari dengan menggeram kesal. ‘Tidakkah Kenari sadar bahwa seharusnya pasangan kekasih itu berjalan dengan mesra?’

***

KENARI DI ANTARA DUA HATI

KENARI DI ANTARA DUA HATI

Score 10
Status: Completed Type: Author: Released: 2023
%SEQUEL dari novel HATI UNTUK KENARI yang terbit di GoodDreamer. Asmara menggantung antara Kenari, sekretaris paling handal yang dimiliki oleh perusahaan dengan Adam pemilik perusahaan konveksi Venus membuat Kenari memutuskan untuk menjauh dari lelaki itu, karena Adam tak bisa memberinya kejelasan hubungan. Hingga kemudian datang laki-laki ,bernama Raja, yang memiliki ketertarikan hati dengan Kenari, membuat Adam kelabakan dan tak membiarkan Kenari melenggang begitu saja. Dengan berbagai cara Adam menggagalkan hubungan Kenari dengan Raja. Namun, Adam kehilangan arah ketika akhirnya Kenari benar-benar pergi dari hidupnya. Apa yang akan dilakukan Adam untuk mendapatkan Kenari kembali. Mampukah dia memberikan sebuah hubungan untuk Kenari, setelah dia tahu bahwa Kenari mengandung anaknya?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset