loader image

Novel kita

KENARI, DI ANTARA DUA HATI – Chap 42

KENARI, DI ANTARA DUA HATI – Chap 42

MELAMAR
69 User Views

“Maaf, Bapak sakit apa, Buk?” tanya Adam.

“Sudah beberapa hari ini demam, Pak Adam.” Aminah berkata dengan lembut dan sedih. Sepertinya beberapa hal yang telah Adam lakukan itu membuat Aminah sedikit membuka hati dan pikirannya dari rasa dengki terhadap kenari. Terbukti tadi Aminah menanyakan Kenari.

“Boleh saya menjenguk Bapak, Bu?” pinta Adam sopan.

Rudi yang melihat interaksi ini sedikit terpukau. Bagaimana Adam yang terkesan sering dingin dan kaku itu kini bisa beramah tamah dengan elok saat menghadapi keluarga Kenari.

“Silahkan, Pak Adam,” kata Aminah yang kemudian berdiri dan mengajak Adam untuk masuk ke dalam, ke kamar ayah Kenari.

“Kamu tunggu di sini, ya, Rud,” kata Adam pada si sopir.

“Baik, Pak.” Rudi mengangguk sopan.

Adam kemudian mengikuti langkah Aminah memasuki rumah Kenari. Dan ketika melangkah masuk ke dalam, Adam nyaris gila karena seolah melihat kelebat Kenari di rumah ini. Bahkan setiap sudutnya membuat Adam ingat betul dimana dia bersama Kenari berbincang malam itu.

“Tapi maaf, Pak Adam. Kamar Bapak tidak sebagus rumah Pak Adam di kota,” ujar Aminah ketika membuka pintu kamar pak Atma.

Sampai di dalam, perabot serba sederhana yang ada di kamar itu membuat Adam terenyuh. Entah mengapa dia melihat ada kerapuhan di wajah pak Atma, Seketika, Adam mengurungkan niatnya untuk bertanya mengenai Kenari. Dia tak ingin menambah beban pikiran laki-laki tua yang terbaring di atas ranjang dengan napas yang sesak itu.

“Selamat siang, Pak Atma,” sapa Adam yang kemudian duduk di kursi yang Aminah ambilkan untuknya itu.

“Saya permisi ke belakang dulu, Pak Adam,” pamit Aminah. Setelahnya perempuan itu memberi waktu pada Adam dan pak Atma untuk berbincang. Perempuan itu menuju ke dapur, membuat teh hangat untuk tamu mereka itu.

Pak Atma menatap Adam dan tersenyum ketika menyadari bahwa dia mengenali laki-laki yang menyapa dirinya itu.

“Pak Adam?” Pak Atma langsung menyapa karena dia mengenali Adam dengan baik.

“Ya, Pak. Ini saya, Adam. Bapak sehat?” tanya Adam dengan santun. Adam lantas mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan keriput pak Atma yang menggenggamnya dengan erat.

Pak Atma tersenyum. Meski kesehatannya jelas memburuk, namun dia masih bisa menyapa dan menyambut Adam dengan ramah.

“Saya baik, Pak Adam. Bagaimana dengan Kenari? Apakah dia ikut pulang juga?” tanya pak Atma membuat Adam bingung mencari jawaban.

‘Berarti selama resign beberapa bulan ini Kenari tidak pernah pulang? Berarti keluarganya hanya tahu bahwa Kenari masih bekerja di Venus? Kenari … Kenari. Dimana kamu sebenarnya?’ Adam bertanya dan berpikir sendirian.

“Pak Adam?” panggil pak Atma ketika Adam tidak juga memberinya jawaban atas pertanyaan mengenai Kenari.

“Ya, Pak?” tanya Adam tergugah dari alam pikirannya sendiri.

“Bagaimana kabar Kenari? Mengapa dia tidak ikut pulang?” tanya pak Atma.

“Kenari … dia sehat, Pak. Dia baik-baik saja. Hanya saja … dia memang tidak ikut pulang karena dia harus tetap berada di sana sementara saya ada kepentingan keluar. Dan kebetulan saya sedang ada acara di kota sebelah, maka saya sekalian singgah kesini untuk menjenguk Bapak. Dan kebetulan Bapak ternyata sedang demam,” kata Adam dengan berbohong tentu saja.

Pak Atma tersenyum.

“Namanya saya sudah tua, Pak Adam. Jadi, ya, beginilah, sering sakit-sakitan.” Pak Atma menjawab dengan nada rendah.

“Bagaimana dengan ibu dan Dewi sekarang, Pak? Apakah mereka berdua menjadi baik sekarang? Sepertinya saya lihat ada perubahan sikap ibu ke Bapak?” tanya Adam dengan suara rendah agar tidak terdengar oleh siapapun selain mereka berdua.

“Semenjak Pak Adam ke sini terakhir kali itu, sikap mereka berdua berubah total, Pak Adam. Saya tak tahu persis apa yang membuat mereka menjadi demikian baik,” jawab pak Atma dengan suara rendah pula.

“Syukurlah kalau keadaannya memang seperti itu, Pak. Saya ikut senang sekaligus lega karena mereka sudah baik sama Bapak,” ujar Adam.

Pak Atma mengangguk.

“Kalau nanti Pak Adam bertemu dengan Kenari, katakan agar sesekali pulang. Bapak sudah rindu sama dia.” Pak Atma beresan pada Adam.

Dan mau tak mau Adam terpaksa mengangguk. Apapun nanti, tak mungkin dia mengatakan bahwa Kenari sudah resign beberapa bulan ini. Karena itu sama artinya dia membunuh laki-laki tua di depannya itu.

“Pasti, Pak. Saya pasti akan menyuruhnya pulang jika saya sudah bertemu dengannya nanti. Kalau perlu saya sendiri yang akan mengantar Kenari pulang ke sini,” janji Adam.

“Terima kasih, Pak Adam. Terima kasih,” ucap pak Atma dengan sorot mata bahagia,

“Namun sebelumnya ada yang harus saya katakan sama Bapak,” ujar Adam dengan serius.

“Mengenai apa, Pak Adam?” tanya pak Atma penuh tanya.

“Begini, Pak Atma ….” Adam menghentikan pembicaraannya ketika Aminah muncul di kamar itu dengan membawa dua gelas teh hangat untuk Adam dan pak Atma.

“Tidak perlu repot-repot, Bu. Saya hanya singgah,” ujar Adam dengan kikuk.

“Tidak masalah, Pak Adam. Silahkan ngobrolnya dilanjutkan. Saya akan mengantar minuman untuk teman pak Adam itu,” kata Aminah yang kemudian keluar dari kamar.

Adam mengangguk dan mereka terdiam  beberapa saat sebelum akhirnya Adam mengatakan yang dia hentikan tadi.

“Ini mengenai saya dan Kenari, Pak Atma,” ujar Adam sedikit ragu.

Namun kalimat Raja beberapa hari lalu bagai cambuk bagi Adam untuk mengambil keputusan cepat dalam waktu singkat.

Pak Atma menatap Adam dengan kening yang mengkerut.

“Apa maksudnya, Pak Adam? Saya kurang mengerti,” tanya pak Atma.

“Ehem!” Adam berdehem sejenak untuk melegakan tenggorokannya yang rasanya demikian kaku. Tak berhasil dengan ini, dia kemudian mengambil teh yang disuguhkan Aminah tadi dan menyeruputnya untuk membuatnya sedikit rileks.

“Ini mengenai Kenari, Pak Atma.” Adam memulai mengatakan apa yang harus dikatakannya dengan segera itu.

Pak Atma mengerutkan keningnya.

“Ada apa dengan Kenari, Pak Adam? Apakah dia berbuat kesalahan yang merugikan kantornya? Melakukan korupsi?” tanya pak Atma dengan spontan karena panik oleh rasa khawatir dan takut,

Melihat hal ini, Adam hanya tersenyum kemudian menggeleng.

“Tidak, Pak Atma. Kenari bukan pegawai yang seperti itu. Justru dia adalah pegawai terbaik yang pernah Venus miliki selama ini. Posisinya juga tidak berada pada posisi yang memungkinkannya untuk melakukan tindak korupsi,” jawab Adam untuk meredakan kepanikan pak Atma.

“Syukurlah kalau begitu,” ujar pak Atma merasa sangat lega. “Lalu hal apa mengenai Kenari yang ingin Pak Adam katakan?” tanya pak Atma lebih lanjut.

“Ini mengenai kenari dan saya, Pak Atma. Saya dan Kenari memiliki hubungan yang istimewa. Selain sebagai atasan dan bawahan, Kenari adalah kekasih saya, Pak Atma,” ujar Adam dengan penuh kebohongan.

Bagaimana tidak bohong, sementara saat ini dia dan Kenari sama sekali tidak memiliki hubungan apapun. Tapi Adam tidak peduli, dia harus melakukan ini untuk mengikat Kenari agar tidak terambil oleh Raja. Terkait cinta sebagaimana yang Hendra simpulkan mengenai perasaan Adam terhadap Kenari, mungkin Adam akan kembali mempelajarinya nanti bersama berjalannya waktu.

“Bagaimana … bagaimana mungkin hal itu terjadi, Pak Adam? Kenari hanya perempuan kampung yang bukan dari kalangan orang kaya. Kehidupan kami hanya seperti ini,” ujar pak Atma sedikit terkejut.

Adam tersenyum.

“Meskipun Kenari berasal dari kampung, akan tetapi dia perempuan yang baik, Pak Atma. Apalagi dia juga cerdas sehingga bisa melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Jadi kedatangan saya kesini, selain singgah, saya ingin meminta pada pak Atma untuk melamar Kenari menjadi istri saya,” ujar Adam dengan nada tenang.

Padahal siapapun tahu bagaimana gemetar dan gemuruhnya jantung Adam.

“Melamar?”

***

KENARI DI ANTARA DUA HATI

KENARI DI ANTARA DUA HATI

Score 10
Status: Completed Type: Author: Released: 2023
%SEQUEL dari novel HATI UNTUK KENARI yang terbit di GoodDreamer. Asmara menggantung antara Kenari, sekretaris paling handal yang dimiliki oleh perusahaan dengan Adam pemilik perusahaan konveksi Venus membuat Kenari memutuskan untuk menjauh dari lelaki itu, karena Adam tak bisa memberinya kejelasan hubungan. Hingga kemudian datang laki-laki ,bernama Raja, yang memiliki ketertarikan hati dengan Kenari, membuat Adam kelabakan dan tak membiarkan Kenari melenggang begitu saja. Dengan berbagai cara Adam menggagalkan hubungan Kenari dengan Raja. Namun, Adam kehilangan arah ketika akhirnya Kenari benar-benar pergi dari hidupnya. Apa yang akan dilakukan Adam untuk mendapatkan Kenari kembali. Mampukah dia memberikan sebuah hubungan untuk Kenari, setelah dia tahu bahwa Kenari mengandung anaknya?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset