loader image

Novel kita

Ketika Cinta Menemukan Pemiliknya – Bab 7

Ketika Cinta Menemukan Pemiliknya – Bab 7

Kejutan Untuk Jelita
90 User Views

Di penghujung waktu kerja, Jelita yang masih berada di kantor sedang membersihkan ruangan para staf yang sudah pulang terlebih dahulu tiba-tiba dikejutkan kedatangan Ahsan. CEO tampan itu pun langsung menanyakan kondisi karyawan yang baru direkrutnya itu.

“Gimana hari pertama kamu kerja disini, Jelita? Apa kamu merasa nyaman?” tanya Ahsan.

“Jujur tadi saya ngerasa nggak enak sama Mbak Virni, Pak. Gara-gara kejadian tadi kerjaan Bapak sempat terganggu,” ucap Jelita dengan raut wajah muram.

“Sudahlah. Kamu jangan merasa bersalah gitu, lagian ini juga salah Virni yang sudah bersikap semena-mena. Jadi saya sebagai pemimpin harus tetap menegur setiap karyawan yang berbuat salah,” jelas Ahsan dengan nada penuh wibawa.

“Tapi, saya sebelumnya berterima kasih atas sikap Bapak yang bijaksana. Berkat keadilan yang saya dapat dari kantor ini, saya merasa tenang kerja disini,” sahut Jelita kembali.

“Iya sama-sama. Oh ya, setelah ini kamu datang ke rumah. Ada acara kecil-kecilan dan kamu bisa ajak Om dan Tante untuk ikut hadir. Nggak keberatan, kan?” Mendengar ucapan Ahsan, Jelita langsung terkejut tak percaya.

“Apa? Kenapa harus saya yang diundang ke rumah Bapak? Saya kan bukan siapa-siapanya Bapak,” jawab gadis polos itu.

“Nggak apa-apa. Habis ini kamu bersiap ya? Saya tunggu kedatanganmu.” Tanpa melanjutkan pembicaraan, Ahsan berlalu meninggalkan Jelita yang masih terpaku dengan ucapan pria itu.

Berbagai pertanyaan yang muncul dalam gadis belia yang usianya hampir menginjak 18 tahun itu. Bagaimana bisa perempuan yang baru diangkat sebagai karyawan tidak tetap sudah diundang langsung oleh seorang CEO ternama?

Tanpa membuang waktu, Jelita yang sudah menyelesaikan pekerjaannya bergegas pulang setelah memesan ojek online. Sekitar 40 menit perjalanan melewati jalan yang biasanya terkena macet, kali ini jauh lebih lancar hingga Jelita sampai rumah lebih cepat dari yang diperkirakan.

Setelah membayar ongkos sesuai tarif, Jelita langsung masuk ke dalam rumah dan memberi salam pada tante Erna dan om Heru yang duduk bersantai di depan televisi.

“Assalamualaikum, Om, Tante. Kalian udah pulang kerja?” tanya Jelita yang masih terlihat kelelahan.

“Iya udah. Ngapain kamu tanya-tanya gitu? Mending sekarang kamu siapin makan buat kami. Kami udah laper banget tahu,” ketus tante Erna.

“Tapi, kita hari ini diundang ke rumah Ahsan karena disana lagi ada acara kecil-kecilan, Tan. Dan kita udah ditunggu di rumahnya.” Tante Erna yang tertarik dengan ucapan Jelita, langsung mengulas senyum penuh tanya.

“Wah, kayaknya keluarganya Ahsan ini orang kaya, Pa. Buktinya sampai undang kita segala. Kita mending dateng aja yuk, Pa! Lumayan dapat makanan gratis juga, kan?” ucap tante Erna antusias. Om Heru pun mengiyakan permintaan istrinya.

Mereka bertiga langsung mempersiapkan diri untuk hadir di acara Ahsan. Sementara Jelita yang sedang berdandan di kamar, tiba-tiba mendapat notifikasi pesan masuk dari Ahsan.

[Dandan secantik mungkin ya. Karena hari ini akan ada kejutan buat kamu.] Jelita langsung terperangah saat membaca pesan yang diakhiri dengan emoji senyum.

Namun, tak lama gadis itu tersenyum sendiri dan penasaran dengan kejutan tersebut.

[Kejutan apa, Kak? Kok main rahasia-rahasia segala sih?] balas Jelita.

[Kalo sekarang dikasih tahu nggak kejutan lagi dong. Yang penting kamu segera bersiap. Oke? Kakak tunggu di rumah. Nanti kamu langsung datang di Jalan Merpati No. 12.]

Setelah mengakhiri berbalas pesan dengan Ahsan, Jelita segera mengambil tas berwarna putih yang dipadukan dengan dress bernuansa soft pink lengkap dengan kerudungnya. Gadis feminim itu tampak begitu cantik berkaca di depan cermin dan sempat teringat dengan kedua orang tuanya.

‘Seandainya aja Mama dan Papa masih ada disini, pasti kalian akan memuji penampilanku seperti ini dan mengecup keningku. Kapan aku bisa merasakan kehangatan seperti dulu lagi?’ batin Jelita dengan raut wajahnya yang sendu.

Tak ingin mengingat luka yang lebih dalam, Jelita mengusap air matanya yang sempat menetes di pipi. Gadis itu pun segera keluar dari kamar dan menemui tante Erna dan om Heru yang sudah menunggu di ruang tamu.

“Lama banget sih kamu dandannya, Om sama Tante udah jamuran nih nungguin kamu. Ya udah ayo cepetan berangkat! Ntar keburu telat lagi acaranya,” ucap tante Erna yang tak sabaran.

Jelita menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan sikap yang ditunjukkan tante Erna. Sedangkan om Heru yang tidak ingin adanya keributan di antara mereka langsung menyuruh mereka masuk ke dalam mobil.

“Kita berangkat sekarang!” perintah om Heru sambil menghidupkan mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang.

“Rumahnya Ahsan alamatnya dimana, Ta?” lanjut om Heru kembali.

“Tadi katanya ada di Jalan Merpati No. 12, Om. Aku juga nggak tahu alamat ini sebelumnya.” Om Heru pun langsung menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Setelah melalui perjalanan sekitar 45 menit kemudian, akhirnya mereka bertiga sampai di kediaman Ahsan. Tante Erna yang takjub akan rumah Ahsan berlantai 2 dengan halamannya yang luas lengkap dengan beberapa unit mobil di dalamnya, langsung membelalakkan matanya.

“Waahh, mewah banget rumahnya. Nggak salah Tante nyuruh kamu buat deketin Ahsan kalo dia ternyata anak konglomerat,” ucap tante Erna yang tak tahu malu.

Sementara Ahsan yang sedang berada di balkon kamarnya di lantai dua, segera turun untuk menghampiri keluarga Jelita.

“Selamat datang di rumah saya, Om, Tante. Maaf kalau saya mengundang kalian secara mendadak begini. Kalau begitu mari silakan masuk!” ajak Ahsan sembari menatap Jelita yang membuatnya begitu terpesona.

“Terima kasih ya, Nak Ahsan,” sahut om Heru.

Dengan mengangguk, Ahsan langsung mempersilahkan mereka duduk dan segera memanggil kedua orang tuanya yang berada di kamar.

“Ma, Pa. Mereka udah datang, kita temui mereka dulu yuk!” Bu Rossa yang enggan akan permintaan dari Ahsan, akhirnya mengutarakan pendapatnya.

“San, emang kamu yakin sama pilihan kamu? Dia kan cuma anak yatim piatu yang latar belakangnya aja nggak jelas seperti itu. Mana usianya juga jauh pula sama kamu,” sindir bu Rosa.

“Pliss lah, Ma. Daripada aku dijodohin sama anak teman Mama yang tingkah lakunya lebay gitu. Masih mending Jelita yang penurut. Apa Mama nggak pengen punya menantu yang kayak gitu?” ledek Ahsan yang semakin membuat wajah sang ibu masam.

“Sudahlah. Daripada kalian bertengkar lebih baik kita temui saja dulu mereka. Kasihan kalo mereka harus nunggu lama. Ayo!” ucap pak Anwar melerai perdebatan keduanya yang tidak ada ujungnya.

Dengan muka ditekuk, bu Rossa dan anak semata wayangnya segera menemui keluarga Jelita yang sudah menunggu. Ahsan pun segera memperkenalkan kedua orang tuanya pada keluarga Jelita.

Mereka segera bersalaman dan memperkenalkan nama mereka masing-masing. Ahsan yang masih terpikat dengan kecantikan Jelita, terus memandang perempuan di depannya hingga tanpa sadar dikagetkan dengan panggilan sang ayah.

“Ahsan!”

Ketika Cinta Menemukan Pemiliknya

Ketika Cinta Menemukan Pemiliknya

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Bermula dari sebuah kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Jelita hingga menyebabkan kematian mereka. Saat itulah hadirnya sosok Ahsan yang menjadi penyangga kerapuhannya membuat Jelita menganggap Ahsan adalah semestanya. Seseorang yang bisa diandalkan untuk menguatkannya. Hingga suatu hari, kenyataan pahit mengenai dalang kasus kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya justru mengerucut kepada orang terdekat sosok semestanya itu. Siapa orang terdekat yang dimaksud? Benarkah kematian orang tua Jelita adalah kecelakaan biasa atau kecelakaan yang penuh tanda tanya?  

Comment

  1. Vivie Azura says:

    Deg”an jangan sampai Bu Rosa menolak Amel

    Ayo Ahsan nggak sabar di segerakan? Lnjut Thor , rajin up nya dong,,πŸ™πŸ‘

  2. Vivie Azura says:

    Jelita maksutnya.. haha teramel” aku ThorπŸ™πŸ‘πŸ’ͺπŸ’ͺ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset