loader image

Novel kita

Kicked The Bucked – Bab 2

Kicked The Bucked – Bab 2

Premium acting
75 User Views

 

“Ayah!”

Dua detik setelah Jane berteriak, seorang yang memakai jaket bertulis ‘sutradara’ di punggungnya meneriakan CUT!  dengan lantang. Orang – orang yang berkerumun di sekitar ranjang kasur rumah sakit langsung pergi ke arah sutradara. Mereka mencacat, mencoret poster dan berkomunikasi dengan teman kerjanya. Para kru yang berkencan dengan alat – alat syuting langsung antusias merapikannya ke pinggir. Kamera, papan adegan, mikrofon dan kabel – kabel yang menyelalar di lantai juga sedang dalam proses perapihan.

Sutradara menyuruh asisten cantiknya memanggil perempuan yang merusak adegan syuting. Dia lihat perempuan itu sedang berdiri di pintu dan tak bergerak sama sekali. Sepertinya, dia baru pertama kali melihat adegan syuting sampai membeku, begitu pikir sang sutradara.

Jane yang masih mencerna pemandangan baru disekitarnya ini sedang mencoba untuk memahami apa yang sedang ayahnya lakukan. Kenapa sakitnya harus diliput oleh media segala. Kalau teman bisnisnya tau, ayahnya akan kena masalah. Dan, yang mengurus semuanya, tentu saja Jane yang akan terjun.

“Permisi, Nona.” Perempuan remaja berpakaian ketat dengan hak tinggi menyapa Jane dengan nada lembut. Dia tersenyum dan mengatakan, “Anda pasti yang barusan memanggil ayah itu ‘kan?”

“Iya, benar,” sentak Jane tegas. “Kenapa?”

“Tidak ada apa – apa, Nona. Aku hanya disuruh om sutradara untuk memanggil Nona,” serunya.

Apa? si sutradara gemuk berperut bulat itu memanggilku? Apa matanya tidak rabun. Suruh dan dengan ijin siapa dia berani memanggilku menghadapnya. Macam dekan saja, gerutu Jane dalam hati.

Perlu diakui, Jane punya rasa percaya diri yang luar biasa. Seorang diri dia menghadap sutradara yang lebih pendek darinya. Kira – kira, tinggi si pak sutradara itu sepundaknya.

“Hai, pak! Mau bicara apa?” sapa Jane dengan tatapan sengit.

Kepalanya mendongak ke atas. Sutradara mencoba bicara sejajar dengannya, tapi karena lebih tinggi Jane, dia menyuruh perempuan itu mundur beberapa langkah.

“Aku mau menjadikanmu aktris film baruku. Namanya Toronto Superwoman. Ceritanya kau adalah perempuan biasa yang punya kekuatan. Tugasmu menyelamatkan orang dan juga memberantas kejahatan. Gajinya lumayan loh. Dua season aku kontak 1,1 milliar. Bagaimana ?”

“Maaf pak. Kalau segitu, aku tidak tertarik,” tolak Jane mentah – mentah.

“Keuntungan kalau kamu ikut main film bersamaku, kamu bakal banjir uang, fans, hadiah dan juga jodoh. Aktris yang kuangkat dalam film sudah banyak yang cinta lokasi. Mereka sampai menikah dan punya anak. Tak sedikit juga yang punya rumah mewah dan pulau pribadi sendiri. Apa kamu tidak mau?” bujuknya sekali lagi.

“Tidak pak. Aku tidak tertarik dengan akting. Uang ayahku cukup menghidupi kebutuhan kami semua,”

“Yakin?” remeh pak sutradara. “Uang ayahmu itu uangku juga. Dia sudah jadi aktor di bawah agensiku selama sepuluh tahun terakhir. Ini adegan terakhirnya. Lalu, Thomas akan pensiun mulai besok.”

Yang Jane dengar ini bohong bukan. Ayahnya Thomas, laki – laki yang lahir dari keluarga terhormat ini tidak mungkin kerja jadi aktor di serial tv murahan untuk menghidupi kami bertiga. Kami bertiga sudah punya penghasilan sendiri. Rosa dengan toko kosmetiknya. Marilin dengan paket travelnya. Dan, Jane yang mengurus semua pekerjaan ayahnya di kantor properti, apa uang yang dihasilkannya masih kurang. Profit satu miliar sebulan itu sudah lebih dari cukup.

Jane berbincang empat mata dengan ayahnya. Di kafetaria rumah sakit, dia panjang lebar bicara soal uang, pekerjaan dan status keluarga seymor yang terhormat.

“Kenapa ayah sampai seceroboh ini?”

“Aku tau kau marah besar Jane. Akting adalah hobi ayah selama sepuluh tahun belakangan. Setelah aku pensiun dari perusahaan, aku jadi tak punya pekerjaan. Apa salah kalau aku produktif di dunia hiburan?”

“Tidak salah sih, yah. Tapi, apa pendapat teman – teman ayah nanti?”

“Mereka itu teman – teman palsu, Jane. Mereka datang kalau ada maunya dan aku ada apanya. Kalau tidak ada apa – apanya ya ditinggal. Kau ingat kapan terakhir kali ayah menyelenggarakan pesta akbar di rumah?”

Jane coba mengingat – ingat kapan pesta besar yang ayahnya terakhir gelar. Di ingatannya, pesta itu sangat mewah, dihadiri oleh banyak tamu, sumbangan saja sampai dapat seratus juta semalam. Tapi itu sudah lama sekali waktu dia masih SMA.

“Ayah benar, itu sudah lama sekali.”

“Nah, apa ayah bilang. Kita tidak bisa diam saja, Jane. Kita harus bergerak. Produktif dan terus bersenang – senang,” senyumnya lebar.

“Lalu, setelah ini, ayah mau kemana ? Akting ayah sudah berakhir”

“Ayah akan pergi beberapa tahun ke Sao Paulo”

“Brasil?”

Jane mempertegas nama kota yang penuh dengan sudut tempat yang cantik dan gadis – gadisnya yang eksotis. Salah satu mantan pacarnya adalah model Brasil yang terkenal. Malas sekali kalau dia harus berhubungan dengan negeri itu.

“Benar sekali, Jane! Apa kau keberatan?” tanya Thomas. “Ayah disana mencari uang sambil liburan. Siapa tau beberapa tahun disana ayah bisa memberimu ibu baru.”

“Ayah sudah tua. Berhentilah bermain – main dengan perempuan. Semua anak ayah perempuan. Ayah harus ingat karmanya.”

Selain menuruti kemauan Jane, Thomas tidak punya pilihan lain. Usianya sudah lima puluh lima tahun. Seluruh rambutnya beruban putih. Kulitnya juga mulai ditumbuhi banyak garis keriput. Kalau dia pindah dan tinggal di Brasil, dia bisa melakukan perawatan. Juga, memantau perkembangan bisnis yang selama ini dia sembunyikan dari Jane, Rosa dan Marilin. Bisnis yang ia sembunyikan ini begitu berbahaya dan ilegal. Anak – anaknya yang begitu manis dan polos tidak akan bisa menerima kenyataan pahit ini, apalagi kalau sampai Jane tau, bisa – bisa dia sendiri yang akan dijebloskan ke penjara.

Kicked The Bucked

Kicked The Bucked

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Kanada, AS – Kabar kematian Thomas Seymor terdengar hingga ke seluruh penjuru sudut kota maple. Jane, Rosa dan Marilin bergegas memindahkan sekotak brankas penuh uang ke dalam mobil. Hasil bisnis hitam itu sedang diincar oleh polisi. Salah satu dari mereka akan pergi ke luar kota dan menjaganya.  

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset