Pernikahan Zyan dan Liza akan dilaksanakan malam ini di hotel bintang 5 di kota Seoul Korea Selatan.

Semua isi rumah itu kini pergi bersama mengahadiri pernikahan tuan muda mereka yang baru saja kembali ke Korea setelah beberapa tahun terakhir tinggal di Australia.

Kinara sama halnya dengan mereka, malam ini ia sedikit kecewa dengan pernikahan Zyan. Entah parasan aneh apa yang tiba-tiba muncul.

Hatinya seakan tidak rela, jika pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu kini harus menjadi suami dari orang lain.

” Kamu baik-baik saja,” tanya paman Rio yang menepuk pelan pundak Kinara.

” Tentu, aku sangat baik,” ujar Kinara dengan memaksa untuk tetap tersenyum, meski hatinya ingin sekali untuk menangis kali ini.

” Gadis yang malang,” batin paman Rio yang berjalan meninggalkan Kinara.

Seketika saja saat kinara sedang membagikan minuman untuk semua orang yang menghadiri pesta, David dengan sigap datang lalu menarik tangannya dan mengajaknya menepi dari kerumunan tamu undangan.

” Kenapa kita kesini,” tanya Kinara yang menyadari bahwa ruangan saat ini adalah ruang rias pengantin.

” Kau harus segera memakai ini,” pinta David dengan menyodorkan baju pengantin kepada Kinara.

” Apa?” Kinara kebingungan dengan apa yang sedang terjadi sekarang.

” Cepat rias, dan pakaikan gaun pengantin kepada wanita ini.”
David tanpak sangat kebingung dirinya terus saja mondar mandir tanpa arah, bahkan sekali-kali ia mengacak- acak rambutnya.

Ponselnya terus saja berbunyi entah siapa yang sedari tadi menelfonya.

Sedangkan kinara, gadis itu kini sedang berada di ruang ganti, menatap kecermin. dirinya masih saja kebingungan, namun gaun pengantin ini menenangkannya. Gaun panjang berwarna putih dengan di penuhi taburan mutiara nan indah, kini terbalut sempurna dengan bentuk tubuh Kinara.

Perlahan Kinara keluar dari ruangannya,  memangil David yang kini tampak semakin bingung dan sedang berdiri di depan kaca basar dengan meletakkan sebelah tangan nya di meja.

” Tuan David,” panggil Kinara dengan pelan.

David memalingkan wajahnya menatap kearah Kinara, seketika saja ia menghela nafasnya bahkan dirinya menelan salivanya melihat seorang gadis biasa kini terlihat cantik dengan balutan drees pengantin itu.

” Sempurna….”

David dengan sigap meminta penata rias untuk segera memasang kan aksesoris penutup wajah kepada Kinara,
Kinara semakin bingung kali ini.

” Kenapa aku harus memakai hiasan kepala pengantin, padahal bukan aku yang akan menikah.” Satu pertanyaan yang seketika terlintas dari benaknya.

” Kinara, cepat kita harus segera pergi,” hentak David meyadarkan lamunannya, dan dengan sigap menarik Kinara masuk ke gedung pesta.

Ruangan itu tampak sangat redup, dengan cahaya yang tidak begitu terang.

” Maaf terlambat pengantin nya ada disini,” teriakan David bergema di seluruh ruangan.

Bahkan lampu seketika menyala dan menyoroti wajah Kinara.

” Wahh pengantin nya cantik sekali.”
Tamu undangan mulai berbisik satu sama lain, hampir setiap pasang bola mata sekarang tertancap pada Kinara.
Sedangkan dirinya tidak tahu apa yang sedang direncanakan David sebenarnya. Dia hanya patuh dan berjalan Pelan menuju pelaminan. Tampak dari arah sana seorang pria mengulur kan tangan padanya.

Pria itu Zyan, datang mengahampiri nya dan menarik nya untuk naik.

Semua orang memberi tepuk tangan dengan riuh, tapi Kinara hanya diam dan masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang.

“Mulai hari ini kalian sudah resmi menjadi suami istri.”

Kinara masih saja tercengang meskipun semua orang kini kembali memberikan tepuk tangan yang sangat meriah.

“Cium.”

“Cium.”

” Cium.”

Suara itu terdengar lantang, semua orang sangat sibuk meminta mereka untuk ciuman, tapi kinara hanya pasrah karena tau laki-laki di depan nya ini tidak akan pernah menciumnya. Sampai seketika saja pria itu menarik dengan palan kepalanya lalu menyatukan bibir mereka.

” Apa ini?  dia pasti akan menyesalinya nanti. Tapi kali ini, kenapa ciuman begitu hangat, sangat berbeda dengan malam itu,” batin Kinara yang dengan refleks dirinya memejamkan matanya, menikmati kecupan lembut seorang Zyan Arganta.

Tamu undangan kembali memberikan tepuk tangan yang meriah, sehingga membuat Zyan seketika menghentikan aksinya.

******

Pesta kini sudah berakhir. Zyan dengan sigap meraih tangan Kinara dan membawanya masuk kedalam mobil.

” Pelankan mobilnya, bagaimana jika terjadi apa-apa,” hentak Kinara dengan sangat ketakutan.

” Berisik.” Zyan murka, entah apa yang sedang merasukinya sekarang.

@@@

Mereka kini sudah berada dirumah.

” Lepaskan.” Kinara berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman kasar Zyan.

” MASUK KAU,” teriak Zyan yang dengan enaknya melempar tubuh Kinara keatas kasur dengan kasar.

” Apa yang akan anda lakukan,” tanya Kinara dengan air mata yang perlahan mulai menetes.

” Masih bisa bertanya, apa yang sedang aku lakukan hahhhhh,,” hentak Zyan yang kini mencengkram dengan kasar dagu Kinara.

” Berani-beraninya kau mengantikan Liza?”

Zyan mendaratkan tamparan keras pada pipi Kinara.

” David yang menyuruh ku,” lirihnya dengan air mata yang semakin menjadi isak.

“Aaaahhhhhh.” Zyan marah, lalu menyeret paksa Kinara kedalam kamar mandi.

” Berani-berani nya kau mempermainkan ku.” Zyan dengan kasar menyalakan shower dan mengarahkan kearah Kinara. Sehingga air yang turun kini mendarat sempurna membasahi tubuh Kinara, yang perlahan mulai mengigil karena dingin yang tak tetahankan. Dirinya kini hanya diam dan terus saja meneteskan air mata.

” Kenapa kau diam saja, ouh aku tahu kau pasti sudah memberi tahu liza, bahwa kita sudah menikah.” Zyan kembali mencengkeram dagu Kinara.

“Aku t,idak,” ucap Kinara dengan badan yang mulai mengigil.

” Ouh masih tidak mau mengaku?”

Zyan salah paham, mengira kinaralah yang sengaja memberi tahu Liza untuk menghentikan Pernikahan ini.

” Enyahlah kau!” Ucapnya dengan kasar mendorong tubuh Kinara dengan kakinya, hingga akhirnya dirinya pergi meninggalkan Kinara.

” Wanita tidak berguna,” umpatnya sebelum akhirnya membanting kasar pintu kamar.

@@@@@@

Kinara yang hanya tinggal sendiri. Kini merendam tubuh nya dengan bathtub.

” Hikkss,” Isaknya semakin menjadi-jadi.

” Apa yang sudah ku perbuat, kenapa dia begitu marah. Ibu aku ingin pulang, aku takut. Mereka begitu jahat padaku,” desisnya yang tanpa sadar sudah menengelam kan separuh tubuhnya dengan air.

” hiks, hiks Aku bahkan tidak tau apa yang sedang terjadi.” Kinara terus saja menangis sedu.

Saat mengigat kembali pria yang begitu kasar memperlakukannya itu adalah pria yang sama dengan pria yang sudah merenggut mahkota miliknya”.

@@@@

” Kemana dia? kau seharusnya tidak perlu begitu kasar kepadanya, Aku yang meminta nya mengantikan Liza. Karena Liza sendiri tidak ingin melakukan pernikahan ini, dan justru lebih memilih kekasih nya. Dia, gadis itu? bayangkan jika dia tidak ada hari ini, betapa malunya dirimu, apakah kau pernah berfikir sedikit saja,” hentak David memarahi Zyan dan dengan sigap berlari menuju kearah kamar Zyan.

” Kinara.”

” Kinara.”

” Apakah mendengar kan ku?” David mencari di setiap sudut kamar mewah milik Zyan, namun tidak ada jawaban apapun dari Kinara.

Hingga akhirnya David mendengar suara air dari kamar mandi mewah Zayn, dan betapa terkejutnya David saat melihat Kinara kini sudah tenggelam di dalam bathtub.

David dengan cepat mematikan air, lalu mengeluarkan Kinara dari bathup. Membawa nya bergegas menurini tangga dengan sangat terburu-buru.

“Cepat ambilkan mobil,” suara David terdengar hingga telinga Zyan yang masih penuh dengan emosinya.

David dengan penuh kehawatiran berlari membawa Kinara kerumah sakit.

Dirinya kini semakin kebingungan harus berbuat apa. Melihat tubuh kinara yang begitu pucat mungkin karena sudah lumayan lama berada disana.

David juga semakin merasa kasian melihat setiap bekas memar merah ditangan Kinara.

” Zyan bocah itu memang sudah keterlaluan.”

David dengan kasar mengempalkan kedua tangannya.

______________