loader image

Novel kita

Married at First Sight? – Bab 31

Married at First Sight? – Bab 31

Marah dan Kecewa
64 User Views

Wanita itu tidak hanya memeluk Jordan. Seperti tidak punya malu, dia mendaratkan kecupan pada Jordan, di depan Clarabelle! Seketika jantung Clarabelle menderu, seakan-akan mendapat serangan jantung. Tubuh Clarabelle sedikit gemetar, matanya melebar melihat kejadian tak terduga itu.

“Leony! Lepas!” Jordan mendorong wanita itu agar menjauh. Wajah Jordan memerah. Dia sangat terkejut karena Leony ternyata datang di acara pernikahan sahabat Clarabelle.

“Kamu gila. Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Jordan dengan geram.

Leony tertawa kecil sambil menatap Jordan. “Kamu pikir aku mengikutimu, Jordan? Dunia ini ternyata sempit sekali. Aku kenal baik kakak mempelai wanita. Siapa yang mengira, kamu juga datang, bersama istrimu. Istri? Haa … haa …”

“Jadi … aku hanya alat taruhan buat kamu, Jordan Hayden?!” Clarabelle mengepalkan kedua tangannya. Dia menatap tajam pada Jordan. Dadanya naik turun menahan emosi yang mau meledak. Wajah dan telinganya panas mengetahui kenyataan yang baru saja dia dengar.

“Lala … bukan begitu …” Jordan berusaha mengelak.

“Ah, ini urusan rumah tangga kalian. Aku tidak akan ikut campur. Tapi kalau nanti malam kamu ke club, aku siap bersamamu, Jordan.” Leony mengedipkan mata. Dia maju dua langkah mengelus pipi Jordan, mengecup pipinya, lalu berjalan dengan santai meninggalkan Clarabelle dan Jordan yang saling memandang dengan tatapan tegang.

Clarabelle seperti mau pingsan rasanya. Jadi ini kenyataan yang sebenarnya? Bahwa memang pernikahan yang dia jalani dengan Jordan sebenarnya sekadar permainan belaka! Dengan tubuh masih sedikit gemetar, dan mulai limbung, Clarabelle meninggalkan Jordan tanpa bicara apapun.

“Lala! Lala!” Jordan mengejar Clarabelle.

Clarabelle tidak menoleh. Dia berusaha menahan air mata yang hampir tumpah, menuju ke mejanya. Susan tidak ada lagi di sana. Dia pindah duduk satu meja dengan Jack dan Susan. Mereka terlihat gembira, tertawa, dan bersenda gurau. Clarabelle meraih tasnya yang tergeletak di kursi lalu dengan cepat dia beranjak meninggalkan tempat itu tanpa pamit pada kedua mempelai ataupun Susan.

Jordan menahan diri. Di tengah suasana meriah itu tidak mungkin dia mengejar Clarabelle dan memaksa bicara. Dengan sikap tenang dia menyusul Clarabelle yang berjalan dengan cepat keluar resto. Clarabelle menunggu taksi yang akan dia tumpangi.

“Lala!” Jordan memanggil Clarabelle, lebih cepat melangkah mendekat. Dia pegang tangan Clarabelle memaksanya berhenti melangkah.

“I’m going home.” Clarabelle menarik lengannya agar pegangan Jordan terlepas.

“Lala, please … listen to me!” ujar Jordan.

Clarabelle tidak menjawab, pura-pura tidak mendengar. Taksi yang dia tunggu perlahan mendekat. Clarabelle membuka pintu tengah.

“Lala!” Jordan memegang pintu, mencegah Clarabelle masuk.

“Excuse me, Sir. Give me my way.” Tegas Clarabelle berkata.

Jordan melepaskan tangannya. Clarabelle masuk ke dalam taksi itu, dan segera taksi melaju meninggalkan area itu.

Jordan mengacak rambutnya asal. Dia kesal sekali. Clarabelle pasti sangat marah mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Jordan menikah, ikut acara reality show itu demi sebuah taruhan.

“Sial! Kenapa ada saja yang membuat aku kesal!?” sentak Jordan. Dengan cepat dia menuju ke tempat parkir. Jordan masuk ke dalam mobil. Tujuannya bukan pulang, tapi ke rumah Ronald!  Temannya yang satu itu yang memulai semua kemelut yang sekarang harus Jordan hadapi. Rasanya Jordan ingin segera ada di depan Ronald dan memukul wajah cowok berambut gelap itu hingga bengkak dan memar agar dia puas.

*****

Clarabelle meminta sopir mengantarnya ke sebuah taman tak jauh dari tempat Adriano tinggal. Tidak mungkin dia pulang dengan kondisi kacau. Clarabelle tidak mau papanya menjadi kuatir dengan dirinya. Lebih baik dia menenangkan diri baru melangkah pulang ke rumah.

Di taman itu, yang memang sedang sepi, Clarabelle duduk sambil menangis, dengan kedua tangan menutup wajahnya. Kepedihan kembali menguasai hatinya. Sekali lagi, luka karena dipermainkan oleh pria harus dia rasakan. Ternyata cinta tulus dan murni itu tidak mau berada di pihaknya. Kali ini pria yang dia nikahi yang menghujamkan perih itu.

“Tuhan … aku sakit … Tuhan … mengapa?” bisik hati Clarabelle di tengah isak tangisnya.

Marah, kecewa, dan kacau yang melanda Clarabelle. Tapi dia tak mungkin lari. Dia harus menghadapi semua ini. Dia hanya perlu mengumpulkan kekuatannya lagi.

Berulang kali Clarabelle menarik napas panjang, melonggarkan semua yang terasa menekan dadanya. Dia keringkan wajahnya dengan tisu, berusaha membesarkan hati.

“Tuhan, aku pasti salah meminta, bukan?” ucapnya lirih. “Aku memang berdoa meminta seorang pria untuk menikahiku, demi Papa. Dan itu yang Kau berikan. Yang salah, kurasa, karena aku tidak meminta pria seperti yang Kau kehendaki yang tepat buatku. Tuhan, sakit sekali …”

Clarabelle meremas jari-jarinya, terasa cincin pernikahan yang melingkar di sana. Tangannya berhenti bergerak, merasakan bulatan di jari manisnya. Kembali debaran hadir di hati. Bukan debaran sukacita karena memiliki seorang suami yang baik, tetapi debaran pilu karena dia kembali jatuh di lubang yang sama. Cinta dan hatinya dipermainkan. Dan kali ini, bahkan sejak awal hubungan, Jordan tidak ada niatan baik, dia hanya memenuhi taruhan dengan teman-temannya.

“Mengapa aku begitu bodoh? Susan, Jack, dan Papa … mereka telah mengingatkan aku soal ini. Menikah dengan orang yang baru pertama kali aku temui. Itu gila,” batin Clarabelle. Benar, itu gila. Clarabelle justru dengan sengaja membawa dirinya pada kegilaan itu.

“Ya Tuhan … aku harus bagaimana menghadapi Jordan? Suamiku seorang playboy dan penipu. Ya Tuhan …” Clarabelle menggeleng-geleng, melipat kedua tangannya seolah berdoa, merasa pedih makin menusuk di dada.

Hampir tiga jam berlalu, Clarabelle pun bersiap pulang. Tidak lagi menangis, tetapi luka menganga seakan terus menekan. Baru saja Clarabelle berdiri, ponselnya berdering. Clarabelle mengambilnya dari dalam tas. Adriano menelpon. Dia menanyakan apakah Clarabelle masih lama, dia ingin Clarabelle membawakan roti yang pernah Jordan berikan beberapa waktu lalu.

“Iya, Pa. Aku akan beli cukup banyak, ya, biar Papa bisa banyak makan juga. Aku akan secepatnya pulang.” Clarabelle mengiyakan permintaan Adriano tanpa mengatakan apapun yang terjadi.

Clarabelle tidak mau papanya tahu bahwa menantunya ternyata pria yang tidak serius dengan hidupnya. Dia memandang pernikahan dan hubungan hanya sebagai permainan. Adriano akan sangat marah dan kecewa jika tahu semuanya. Clarabelle tidak akan bicara apapun soal itu.

Meninggalkan taman, Clarabelle menuju kembali ke pertokoan yang sedikit menjauh dari rumah Adriano. Clarabelle masuk ke toko roti yang cukup besar dan membeli beberapa. Bahkan bukan satu jenis, tapi tiga. Toko cukup ramai, tapi Clarabelle tidak memperhatikan sekeliling. Dia ingin cepat menyelesaikan urusannya dan segera pulang.

Clarabelle bergegas ke kasir setelah mendapat apa yang dia cari. Dua orang sedang mengantri di depannya, Clarabelle pun menunggu giliran.

“Hai, Clarabelle?” Terasa ada yang memanggil dan menepuk lengannya.

Dengan cepat Clarabelle menoleh. Seketika mata Clarabelle terbelalak melihat siapa yang menyapanya.

Married at First Sight?

Married at First Sight?

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Dengan berat hati, demi memenuhi keinginan papanya yang sakit parah dan tidak akan lama bertahan hidup, Clarabelle Aimee memutuskan mengikuti reality show At the First Time I Meet You di kota tempat dia tinggal, Sydney. Clarabelle yakin, dengan bantuan para ahli cinta, dia akan menemukan pria yang tepat, yang akan menjadi pendamping hidupnya. Jordan Gerald, nekat ikut acara At the First Time I Meet You karena ingin memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Demi diterima oleh para ahli, Jordan bersandiwara tentang dirinya dalam reality tersebut. Bertemu kali pertama di altar, Clarabelle terpana dengan Jordan. Jordan pun terpesona dengan kecantikan Clarabelle. Sikap manis Jordan selama masa pengenalan dalam reality show yang mereka ikuti, membuat Clarabelle mulai jatuh hati pada Jordan. Sayangnya, usai acara, menjalani kehidupan nyata, kedok Jordan mulai terbongkar. Kejutan demi kejutan Clarabelle temui dan membuat hatinya kembali kecewa. Bertahan atau berpisah? Mana yang akan dipilih Clarabelle dan Jordan? Apakah memang pernikahan dalam At the First Time I Meet You hanya permainan belaka?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset