loader image

Novel kita

Married at First Sight? – Bab 33

Married at First Sight? – Bab 33

Bicara Hati ke Hati
66 User Views

Jordan tidak segera menjawab pertanyaan Ronald. Apa dia cinta Clarabelle sehingga dia begitu kacau karena kemarahan Clarabelle?

“Joy!” Ronlad menepuk lengan Jordan agak keras, karena Jordan tampak termenung.

Jordan seakan tersadar lalu menoleh pada Ronald. “Aku tidak tahu, yang pasti aku tidak mau hidupku kacau! Orang tuaku, juga James, mereka mau lihat kalau Jordan sudah berubah. Dia pria dewasa, yang bisa bertanggung jawab dengan dirinya. Aku punya pekerjaan bagus, aku suami yang sayang dan peduli istri. Itu yang harus aku buktikan, Ron!”

Ronald menatap tajam pada Jordan. “Jadi, ini soal harga diri? Kamu tidak mau diremehkan oleh orang tuamu dan James? Jadi bukan soal Lala?”

Pertanyaan itu kembali membuat Jordan sedikit berpikir.

“Joy, aku memang konyol, mengajak kamu melakukan taruhan itu. Tapi aku tidak menduga kamu melakukannya, dan … lihat dirimu … Kamu berbeda, Joy, seperti bukan kamu yang aku hadapi.” Ronald menggeleng-geleng.

Jordan tidak merespon, dia hanya menatap nanar, lurus ke arah dinding besar di depannya. Gambar laut luas dengan seorang pria sedang berada di atas perahu, terombang-ambing oleh ombak. Jordan merasa dirinya sedang dalam situasi itu. Di tengah ombak, tak menentu.

“Pulanglah, Joy. Lala pasti merasa hancur dan butuh penjelasan.” Suara Ronald merendah. Rasa bersalah makin lebar di hati pria itu. “I am really sorry, Joy.”

“Damn you …” Jordan menonjok lengan Ronald, tidak keras. Dia merasa tubuhnya sudah lunglai karena perasaan yang campur aduk.

“Aku pernah menikah, Joy. Aku sangat bahagia. Sampai istriku tahu, aku pergi dengan salah satu rekan kerjaku. Aku memang bodoh. Tentu saja, istriku segera mencampakkanku. Dia tidak butuh laki-laki yang tidak setia.” Ronald mengenang kisahnya sendiri. Dia mau Jordan belajar dari dia, jangan salah langkah jika sudah memastikan diri masuk dalam pernikahan.

“Ron, bagaimana caranya agar Lala tidak meninggalkanku?” Jordan mengarahkan pandangannya kembali pada Ronald.

“Playboy, kamu punya seribu satu cara untuk itu. Tapi kamu tidak bisa memaksa kalau dia memilih pergi. Bukankah itu akan lebih baik? Kamu bebas, tinggal fokus berkarir. Benar, kan?” Ronald mengangkat kedua alisnya, meminta Jordan sepakat dengannya.

Jordan mengembuskan napas Panjang. Satu sisi Ronald benar. Tapi Jordan akan ditertawakan James. Itu sungguh akan sangat menyebalkan. Sebelum dia berhasil menunjukkan semua yang dia ucapkan itu terbukti, Jordan tidak akan melepaskan Clarabelle.

“Sialan. Aku mau tidur, jangan ganggu aku.” Dengan kesal, Jordan merebahkan badan di sofa besar yang dia duduki.

Terpaksa Ronald minggir. Dia biarkan Jordan tidur untuk menenangkan dirinya. Ronald tidak tahu harus bicara apa lagi. Rasa bersalah di hatinya belum juga menyingkir. Dia harus berbuat sesuatu. Jordan benar-benar kacau. Sedikit banyak, Ronald merasa bertanggung jawab dengan keadaan yang rumit yang Jordan alami.

*****

Terdengar suara mesin motor dari jalan tak jauh dari rumah. Clarabelle terbangun. Dia duduk dan melihat ke jam dinding di kamarnya. Remang-remang karena lampu kecil, tapi masih terlihat, pukul tiga lewat. Hari hampir pagi.

Seketika Clarabelle ingat kejadian sehari sebelumnya, di pesta pernikahan Jack dan Sabina. Jordan pria brengsek yang menikah karena taruhan. Hati Clarabelle seolah tertusuk-tusuk puluhan jarum dan pisau. Kembali dia menangis.

“Ternyata James benar, kamu memang jahat, troublemaker. Pandai sekali kamu bersandiwara semanis itu di depanku. Dan aku terbuai, aku terlena. Bodoh, kamu bodoh, Lala …” Perih kembali menghujam. Clarabelle masih sangat kacau. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana menghadapi Jordan.

“Tetapkan hatimu, jika yakin perjuangan … jika tidak, lepaskan …” Wajah Rita muncul di kepala Clarabelle. Jelas yang Rita katakan.

Clarabelle menggeleng. Dia usap kasar kedua pipinya yang basah. “Kalau aku hanya berpacaran itu bukan masalah. Tapi, Jordan dan aku sudah menikah. Tidak bisa aku lepaskan dia. Aku sudah berjanji akan setia padanya, tidak ada kata cerai. Ya Tuhan …”

Tangis Clarabelle makin jadi.

Tok tok tok!

Clarabelle menoleh ke arah pintu. Pintu kamarnya diketuk. Siapa? Jordan? Dengan cepat Clarabelle turun dari kasur dan membuka pintu. Adriano berdiri di sana, memandang pada putrinya.

“Pa, are you okay?” Clarabelle sedikit terkejut karena sepagi itu Adriano sudah bangun dan mengetuk pintu kamar Clarabelle. Sangat mungkin dia butuh sesuatu.

“Honey, aku ingin minum yang hangat dan manis.” Adriano menatap wajah Clarabelle yang kuyuh.

“Oh, okay.” Clarabelle menutup pintu kamar dan berjalan ke pantry. Adriano mengikutinya.

Clarabelle membuatkan minuman hangat, Adriano menunggu, duduk sambil memperhatikan Clarabelle. Adriano merasa ada yang berbeda dari Clarabelle. Memang dia bersikap sewajar mungkin. Tapi Adriano sangat kenal putrinya. Dia merasa ada sesuatu, Clarabelle hanya tidak mau bilang.

Selesai menyeduh minuman, Clarabelle menyodorkan cangkir ke depan Adriano, lalu dia duduk di sebelah papanya. Adriano mengangkat cangkir dan meneguk beberapa kali minuman itu.

“Thank you, Dear. It is so nice.” Adriano tersenyum. “Rasanya seperti waktu bersama mama kamu. Berdua menyambut pagi bersama seperti ini.”

Clarabelle ikut melebarkan bibirnya, tersenyum. Tidak pernah bosan Adriano mengungkapkan momen-momen saat wanita yang dia cintai masih ada bersamanya. Clarabelle juga tidak akan lupa. Mama adalah wanita paling menyenangkan. Sayang, Tuhan membawa dia terlalu cepat.

“Kenapa Jordan tidak pulang?” Adriano memandang Clarabelle.

Pertanyaan itu seketika menghujam seakan langsung ke ulu hati Clarabelle. Alasan apa lagi yang akan diberikannya pada Adriano. Apa dia akan selalu menutupi jika Jordan melakukan hal yang menyakitkan?

“Sayang, katakan saja pada Papa. Papa tidak akan apa-apa. Apa yang terjadi dengan kalian?” Makin tegas pertanyaan Adriano meskipun dia masih mengutarakannya dengan suara tenang dan lembut.

Mata Clarabelle tertuju pada Adriano. Dia tidak mungkin berbohong lagi pada papanya. Tapi dia juga tidak mau membuat situasi makin rumit jika kemudian Adriano terkejut dan jatuh sakit.

“Jordan … dia tidak sungguh sayang padaku, Pa.” Sangat hati-hati Clarabelle bicara.

“Katakan saja, Lala. Apapun itu.” Makin tajam pandangan Adriano. Dia bisa mengerti jika Clarabelle berusaha menutupi dengan kalimat yang diperhalus.

Dengan berat hati, Clarabelle mengatakan jika Jordan masih suka pergi ke club dan menghabiskan waktu dengan wanita lain. Clarabelle tidak mau mengatakan tentang taruhan yang Jordan lakukan sampai dia memutuskan ikut acara reality show dan dipertemukan dengan Clarabelle.

Adriano cukup terkejut, tapi tidak sangat terkejut. Sedikit banyak dia menyiapkan hati jika memang ada hal buruk yang akan terjadi pada hubungan Clarabelle dan Jordan. Bagaimanapun pernikahan Clarabelle dan Jordan dimulai dengan cara yang tidak biasa, tentu saja ada banyak yang tidak terduga akan muncul kemudian.

“Sayang …” Adriano memandang dengan rasa pilu. Tapi dia berusaha tetap tenang. Jika mau ditarik lebih jauh, semua ini karena Adriano sendiri yang memulai. Dia meminta Clarabelle segera menikah, hingga Clarabelle nekat mendaftar pada acara itu.

“Apa kamu sayang Jordan? Kamu jatuh cinta padanya?” tanya Adriano.

Married at First Sight?

Married at First Sight?

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Dengan berat hati, demi memenuhi keinginan papanya yang sakit parah dan tidak akan lama bertahan hidup, Clarabelle Aimee memutuskan mengikuti reality show At the First Time I Meet You di kota tempat dia tinggal, Sydney. Clarabelle yakin, dengan bantuan para ahli cinta, dia akan menemukan pria yang tepat, yang akan menjadi pendamping hidupnya. Jordan Gerald, nekat ikut acara At the First Time I Meet You karena ingin memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Demi diterima oleh para ahli, Jordan bersandiwara tentang dirinya dalam reality tersebut. Bertemu kali pertama di altar, Clarabelle terpana dengan Jordan. Jordan pun terpesona dengan kecantikan Clarabelle. Sikap manis Jordan selama masa pengenalan dalam reality show yang mereka ikuti, membuat Clarabelle mulai jatuh hati pada Jordan. Sayangnya, usai acara, menjalani kehidupan nyata, kedok Jordan mulai terbongkar. Kejutan demi kejutan Clarabelle temui dan membuat hatinya kembali kecewa. Bertahan atau berpisah? Mana yang akan dipilih Clarabelle dan Jordan? Apakah memang pernikahan dalam At the First Time I Meet You hanya permainan belaka?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset