loader image

Novel kita

Married at First Sight? – Bab 43

Married at First Sight? – Bab 43

Jordan Tertipu
64 User Views

Crystal tersenyum melihat wajah Clarabelle menjadi sangat tegang setelah mendengar apa yang dia katakan. Segera dia meraih tangan Clarabelle, mengelusnya agar Clarabelle tenang kembali.

“Hei, tidak usah takut juga. Aku akan beritahu trik dan tipsnya, oke?” ujar Crystal.

Sisa hari itu Crystal mengajari Clarabelle bagaimana bersikap sebagai bagian keluarga Hayden. Ketika di luar rumah, di tengah orang-orang yang bisa saja punya tujuan tidak baik, dia harus bisa menjaga diri. Clarabelle mencermati semua yang Crystal sampaikan. Ternyata tidak mudah, tapi tidak se-menakutkan yang Clarabelle bayangkan.

Tepat saat makan malam, Jordan datang, hampir bersamaan dengan James. Sama seperti hari-hari sebelumnya, kedua kakak beradik itu tetap saja saling bersikap dingin. Lelah juga melihat mereka berdua seperti itu. Entah bagaimana Clarabelle justru ingin bisa mencairkan hubungan keduanya. Mereka satu keluarga, saudara, kenapa tidak bisa saling mengerti? Aneh sekali.

Usai makan malam, Jordan langsung membawa Clarabelle ke kamarnya. Dia tidak mau yang lain lagi, hanya ingin berdua dengan istrinya. Setelah lelah bekerja, dia ingin melepas penat di sisi wanita cantik itu. Tanpa Jordan sadari, Clarabelle memang telah memenangkan hatinya.

“Tidak kusangka, semanis ini punya istri. Ah, aku tidak menyesal melewati semua tantangan hingga bertemu kamu, Lala.” Jordan memandang Clarabelle. Clarabelle hampir memejamkan mata, dia urungkan mendengar ucapan Jordan.

“Sorry, taruhan itu memang tidak wajar, tetapi karenanya aku dipertemukan dengan kamu.” Jordan menarik Clarabelle lebih mendekat padanya. “Love you …”

Deg! Segera jantung Clarabelle bergetar mendengar kata-kata itu. Benarkah ini? Jordan mencintainya? Clarabelle mengangkat wajahnya menatap Jordan. Jordan tersenyum.

“Love you.” Jordan mengulang ucapannya. Clarabelle membalas pelukan Jordan. Rasanya tidak mau dia lepaskan. Indahnya, mendapatkan balasan cinta. Dia berharap ini akan menjadi awal yang baik, dia dan Jordan makin kuat mengarungi bahtera rumah tangga mereka.

*****

Hari berganti, Clarabelle dan Jordan kembali ke rumah. Berdua siap menikmati hari-hari yang menyenangkan. Jordan sibuk dengan proyeknya, Clarabelle sibuk mulai bekerja lagi. Dia bosan hanya duduk diam menunggu Jordan pulang. Jadi dia memilih kembali bekerja, di toko yang tak jauh dari rumah Adriano sehingga dia mudah menengok papanya sewaktu-waktu.

Waktu tiga bulan yang Jordan dan James sepakati hampir berakhir. Jordan dengan bangga menunjukkan pada kakaknya, dia bukan bocah atau anak pembuat onar. Dia mampu berbuat sesuatu untuk apa yang dia mau raih.

“James, aku akan datang padamu segera, dan kamu akan mengakui aku memang Hayden. Bukan cuma kamu yang bisa meneruskan perusahaan Papa,” ujar Jordan sambil tersenyum penuh kemenangan.

Jordan meneruskan pekerjaannya. Hari itu dia menunggu laporan yang bisa menjadi bukti buat kakaknya. Belum sampai dua jam kemudian, Jordan mendapat kabar buruk. Bisnis yang dia lakukan ternyata permainan dan menjerat dirinya dalam penipuan.

Berita itu benar-benar mengejutkan Jordan. Tidak percaya rasanya dengan kabar yang dia terima. Dia menghubungi rekan bisnisnya meminta penjelasan. Jawabannya begitu tak terduga, semua sudah sesuai perjanjian. Dengan cepat Jordan memanggil asistennya. Dia minta pria itu memeriksa semua yang ada urusan dengan proyek yang sedang dia kerjakan. Apa yang salah? Bagaimana bisa proyek yang sebaik itu dijalankan adalah sebuah penipuan!

Lorenz yang sejak awal menduga ada sesuatu yang tidak beres tidak terkejut dengan yang Jordan katakan. Secepat mungkin Lorenz menelisik dan meneliti semua berkas yang Jordan punya sehubungan dengan bisnis itu. Lorenz hanya bisa menarik napas dalam, menggeleng. Jordan memang tertipu. Dia terlalu senang dengan satu jalan yang dia dapat untuk memulai bisnis, tetapi tidak jeli pada perjanjian yang ada. Di situ rekan bsinis Jordan bermain. Dan Jordan tidak bisa mengelak, hanya pasrah. Secara hukum rekan bisnisnta itu tidak berkesalahan.

“Damn!!” Jordan memukul meja sekeras-kerasnya. Dia sangat marah. Semua yang dia rencanakan berantakan.

“Tuan, sabarlah. Tetap tenang,” Lorenz mencoba membujuk Jordan agar tidak panik.

“No way! Shit!!” Lagi, Jordan menggebrak meja lau di menendang kursi yang ada di sebelahnya.

“Tuan, Tuan!” Lorenz mulai ikut panik. Dia kuatir Jordan tidak bisa mengendalikan dirinya.

“Aku tidak tahu lagi, tidak tahu!” Dengan kalimat itu, Jordan meninggalkan kantornya.

Lorenz segera mengeluarkan ponsel dan menghubungi James. Sejak Jordan memilih mengurus proyek, Lorenz memang berkomunikasi dengan James, memeritahu apa yang Jordan lakukan. James tidak langsung mendatangi Jordan untuk memberitahu bahaya yang ada di depannya. James tahu itu hanya akan memicu pertengkaran lebih besar. Dia hanya memantau saja, melalui Lorenz.

“Jadi sudah terjadi?” ucap James tenang. Tetapi dalam hati dia sangat kesal dan geram.

*****

Jordan yang merasa kacau meluncur menuju ke club. Yang dia ingat saat ini adalah teman-temannya. Sudah cukup lama dia tidak bertemu mereka. Kali ini, dengan suntuk yang mengeliligi dirinya, Jordan butuh hiburan. Dia ingin melepaskan semua penat dan kekacauan yang menderanya.

Tentu saja teman-temannya gembira Jordan muncul di depan mereka. Mereka memeluk dia erat, langsung menuangkan minuman kesukaan Jordan. Rasanya seperti bosa mereka habis bepergian jauh kembali pulang.

“Akhirnya! Aku mimpi dua kali kamu datang, Joy!  Dan mimpiku jadi nyata! Haa … haa …” Tawa Warren meledak karena senang.

“Sial. Kamu mimpi buruk itu. Aku hanya ingin melupakan semia yang membuat kepalaku mau pecah. Mana minum? Sini!” Jordan mengacungkan gelasnya. Tidak ada lagi yang dia pikirkan. Dia hanya ingin melepas kesal dan kecewanya. Termasuk kebodohan dirinya!

Di tengah tawa terdengar, teiakan, dan hingar binger suasana, seorang wanita berambut pirang, cantik dan seksi mendekat. Jordan sudah setengah mabuk. Dia mulai berkata-kata tidak karuan. Wanita itu tersenyum tipis, berdiri di belakang Jordan.

Ronald yang pertama menyadari siapa yang muncul di hadapan mereka. “Karen?”

“Hai, Ron. Kamu masih ingat aku? Bagus sekali.” Karen melebarkan senyumnya. “Lama juga aku tidak bergabung dengan kalian. Sepertinya ini waktu yang tepat.”

Karen duduk di sebelah Jordan. “Sayang, masih perlu minuman? Aku akan menuangkannya buatmu.” Karen mengambil botol yang ada di meja, lalu menuangkannya ke gelas Jordan.

Jordan memicingkan matanya, mencoba memperjelas pandangan, siapa wanita yang ada di depannya itu.

“Karen, kamu mau apa datang tiba-tiba?” Louie yang sama terkejutnya seperti Ronald dan Warren menatap Karen.

“Aku merindukan priaku. Apa itu salah?” ucap Karen sambil menarik Jordan dalam pelukannya, lalu mendaratkan kecupan mesra seketika.

Jordan yang sudah setengah sadar tidak menolak. Dia justru menikmatinya.

“Haa … haa … kamu mash hebat, Jordan. Kenapa kita tidak lanjutkan saja? Bagaimana kalau di apartemenmu? Aku rindu kasur besar itu.” Karen berdiri, menarik Jordan agar mengikutinya.

“Karen, jangan ganggu Jordan, dia sudah punya istri,” ujar Warren.

“Istri mainan. Kamu pikir aku tidak tahu?” sahut Karen. Karen memeluk Jordan lebih erat. “Ayo, Sayang, aku tidak mau menunggu lebih lama.”

Married at First Sight?

Married at First Sight?

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Dengan berat hati, demi memenuhi keinginan papanya yang sakit parah dan tidak akan lama bertahan hidup, Clarabelle Aimee memutuskan mengikuti reality show At the First Time I Meet You di kota tempat dia tinggal, Sydney. Clarabelle yakin, dengan bantuan para ahli cinta, dia akan menemukan pria yang tepat, yang akan menjadi pendamping hidupnya. Jordan Gerald, nekat ikut acara At the First Time I Meet You karena ingin memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Demi diterima oleh para ahli, Jordan bersandiwara tentang dirinya dalam reality tersebut. Bertemu kali pertama di altar, Clarabelle terpana dengan Jordan. Jordan pun terpesona dengan kecantikan Clarabelle. Sikap manis Jordan selama masa pengenalan dalam reality show yang mereka ikuti, membuat Clarabelle mulai jatuh hati pada Jordan. Sayangnya, usai acara, menjalani kehidupan nyata, kedok Jordan mulai terbongkar. Kejutan demi kejutan Clarabelle temui dan membuat hatinya kembali kecewa. Bertahan atau berpisah? Mana yang akan dipilih Clarabelle dan Jordan? Apakah memang pernikahan dalam At the First Time I Meet You hanya permainan belaka?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset