loader image

Novel kita

Married at First Sight? – Bab 44

Married at First Sight? – Bab 44

Bujuk Rayu Karen
58 User Views

Jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam lewat. Jordan tidak ada kabar. Clarabelle beberapa kali melongok ke jalan di depan rumah, mengharap Jordan muncul dengan mobil sport-nya. Tapi tidak. Jordan tidak datang.

Clarabelle sudah mengirim pesan sejak jam lima sore, menanyakan Jordan ingin makan malam apa. Tidak ada jawaban. Hingga jam makan lewat, Clarabelle menunggu, kembali bertanya, hingga tiga kali dia coba menelpon, sama, tidak ada respon dari Jordan.

“Ada apa kali ini, Jordan? Kenapa kamu tidak memberi kabar apapun padaku?” Gelisah, hati Clarabelle sangat gelisah. Hubungannya dengan Jordan baru membaik. Kemesraan masih sekejap dia nikmati.

Clarabelle kembali memandang jam dinding, lalu menengok ke jendela. Dia mendesah, mengembuskan napas panjang, dan meraih ponselnya. Ada pesan masuk di sana, tapi bukan Jordan. Dari Jack. Dia mengabarkan kegembiraannya. Istrinya, Sabina, mengandung. Senyum Clarabelle melebar. Dia ikut senang, Jack dan Sabina yang belum lama menikah, sudah mendapatkan berkat baik.

– happy for you, guys

Clarabelle menulis pesan balasan. Dia masih memandangi ponsel, berharap ada pesan atau panggilan dari Jordan. Dia hanya memastikan Jordan baik-baik. Ada tentu rasa kuatir, penyakit lama suaminya itu kambuh. Namun, Clarabelle menepisnya jauh-jauh. Dia harus pegang janji Jordan dan tidak mudah berprasangka.

“Ya Tuhan … apa yang terjadi?” bisik Clarabelle.

Semakin larut, kantuk tak mampu lagi Clarabelle tahan. Dengan lesu dan sedikit gontai, Clarabelle beranjak, masuk ke dalam kamar, dan membaringkan tubuhnya.

“Jordan, aku percaya sama kamu. Kamu hanya ada urusan, kan? Iya, kan?” bisiknya lirih, lalu matanya terpejam.

*****

Jordan terbangun. Dia merasa kepalanya berat. Dia usap kening, mata, dan seluruh wajahnya. Begitu matanya terbuka lebar, Jordan terkejut dan segera duduk.

“Aku di apartemen?” tukasnya kaget. Segera dia menoleh ke sisinya. Seseorang tidur di sana, sedikit meringkuk. Jelas itu adalah seorang wanita. Tapi entah siapa.

“Astaga … apa yang kulakukan?” Jordan melotot kaget. Cepat-cepat dia mengambil pakaiannya dan pergi ke kamar mandi. Dia mengguyur badannya, ingin segera membersihkan diri. Sementara pikirannya mulai bekerja, mengingat apa yang terjadi tadi malam.

Jordan tidak bisa ingat dengan jelas apa yang terjadi. Yang pasti dia masih bisa ingat, dia memang datang ke club, karena suntuk dengan kekacauan di kantor. Ya, urusan penipuan itu! Jordan sangat marah dan kesal, dia ingin melepas semuanya dengan minum. Lalu …

“Kenapa aku bisa ada di sini?” Jordan bergumam. Dia paksa dirinya mengingat lagi apa yang dia lewatkan tadi malam. Sedikit ingatannya muncul. Bayangan pergulatannya semalam … dan suara itu …

“Kamu Jordanku … Honey … aku Karenmu … hanya aku … Honey …”

Desahan itu, Jordan terperangah. “Tidak!” serunya. “Tidak mungkin … Karen?”

Jordan memukul dinding kamar mandi di depannya. Apa benar memang dia bersama Karen? Rasanya tidak masuk akal. Terakhir dia bersama wanita itu, saat bulan madunya yang kedua. Tanpa sengaja Jordan bertemu dengan Karen dan menghabiskan malam bersamanya.

Setelah itu tidak ada kelanjutannya. Semua selesai. Kenapa dia bisa bersama Karen? Resah dan penasaran, Jordan segera menyelesaikan mandi dan mengenakan pakaian. Lalu dia keluar dari kamar mandi.

“Morning, My Jordan …” Karen duduk di ranjang dengan berselimut. Dia tersenyum manis pada Jordan yang menatap tak percaya dengan yang dia lihat.

“Karen, semalam kita kemari?” tanya Jordan. Dia masih sedikit bingung dengan semuanya.

Karen tersenyum lebar. “Kamu tidak ingat? Ah, Sayangku … Kamu keterlaluan. Setelah semanis itu kamu semalam, kamu tidak ingat?”

“Tidak, tidak mungkin.” Jordan berkacak pinggang sambil menggeleng keras.

Karen meraih gaun tidurnya, memakainya cepat lalu mendekati Jordan. Dia meraih pinggang Jordan, ingin mendaratkan morning kiss.

Jordan sedikit mendorong Karen. “Karen, aku harus pulang. Yang terjadi tadi malam, sudahlah. Semua sudah selesai.”

“Apa? Pulang? Bukannya kamu tinggal di apartemen ini? Hai, aku baru memulai kebersamaan kita!” Karen balas berkacak pinggang dan memandang Jordan dengan wajah kesal.

“Aku sudah menikah, Karen. Urusan kita sudah berakhir,” sahut Jordan. Dia mengambil sepatu dan mengenakannya.

Dengan cepat Karen meraih sepatu Jordan yang sebelah, dia berjongkok di depan Jordan. “Aku akan mencarimu. Itu yang kukatakan. Aku sudah menemukanmu. Dan aku tidak akan melepaskan kamu. Aku tidak bisa melupakan kamu. Aku yakin, aku juga masih melekat di sini …” Karen memegang dada Jordan, “… di hatimu, aku pasti masih di sini.”

Jordan memegang tangan Karen, menurunkannya, lalu dia berdiri. “Aku sudah tidak ada urusan dengan kamu. Aku pulang.”

“Aku tahu yang terjadi padamu, Jordan,” tukas Karen dengan tegas.

Jordan yang sudah mengambil langkah, berhenti, dan menoleh.

“Kamu berbisnis dengan pria jahat itu. Sayang sekali kamu tidak mengenal dia. Kalau ayahmu dan James tahu, apa yang mereka akan katakan?” Karen menatap lekat-lekat pada Jordan.

Jordan terdiam. Karen tahu yang terjadi padanya? Jadi selama ini wanita ini menguntit dia!

“Kamu tahu jika aku ingin sesuatu aku akan memperjuangkannya hingga semua yang menghalangi aku singkirkan.” Karen melangkah mendekat, berhadapan dengan Jordan.

Jordan menelan ludahnya. Dia kenal Karen. Wanita cerdas dan punya jiwa gigih dalam meraih yang dia kejar. Jordan harus hati-hati dengannya.

“Apa yang kamu mau?” tanya Jordan.

“Oh, Sayangku … manis sekali pertanyaan itu.” Karen mengusap pipi Jordan dan tersenyum sinis. “Aku mau kita seperti dulu. Menghabiskan waktu bersama, bahagia bersama. Aku memang yang meninggalkan kamu waktu itu, tapi bukankah aku masih bisa memuaskanmu? Aku bahkan lebih pintar sekarang, Jordan … ku.”

Jordan menghela napas. Dia memejamkan mata, lalu menggeleng. Rasa pusing masih menderanya.

“Kamu tidak mungkin pulang dengan kondisi ini, Sayang.” Karen memegang kedua tangan Jordan. “Kenapa tidak duduk dan menyegarkan dirimu.”

Karen menarik Jordan dan mengajaknya duduk di sofa. “Aku punya penawaran menarik buat kamu. Aku yakin, kamu tidak akan menolak, bahkan berterima kasih padaku.”

Jordan memandang Karen. “Katakan apa yang kamu mau?”

“Aku akan membereskan bisnismu. Tapi, kamu janji, kita akan bersama lagi.” Karen mendekatkan wajahnya, mengecup lembut pipi Jordan. Dia makin mendekat dan …

“Kamu gila.” Jordan menggeser posisinya, sedikit menjauh.

“Damn!” Karen mengumpat kesal. Jordan semalam begitu bebas menyentuh dan melakukan semua yang dia mau di atas ranjang, tapi pagi ini, saat dia sadar, Jordan terus mengelak! “Apa yang wanita itu lakukan padamu? Kenapa kamu sedingin ini?”

Jordan juga tidak bisa mengerti. Yang muncul di kepalanya Clarabelle cemas karena dia tidak pulang. Jordan kuatir Clarabelle akan marah dan tidak mau mempercayai dia lagi.

“Aku sangat tahu siapa pria yang berbisnis denganmu. Bosku beberapa kali berurusan dengannya. Aku sudah tahu kelemahan pria itu.” Karen mengungkapkan lagi apa yang dia rencanakan. “Beri aku waktu paling lama lima hari, semua akan beres. Bagaimana?”

Jordan tidak segera menjawab. Dia raup rambutnya, bingung. Situasi makin tidak bersahabat dengannya. Jika dia menolak, James akan menghabisinya. Belum lagi ayahnya akan marah besar. Dia membuat kekacauan padahal belum lama bekerja. Tapi, jika dia terima, itu artinya dia mengkhianati Clarabelle.

Married at First Sight?

Married at First Sight?

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Dengan berat hati, demi memenuhi keinginan papanya yang sakit parah dan tidak akan lama bertahan hidup, Clarabelle Aimee memutuskan mengikuti reality show At the First Time I Meet You di kota tempat dia tinggal, Sydney. Clarabelle yakin, dengan bantuan para ahli cinta, dia akan menemukan pria yang tepat, yang akan menjadi pendamping hidupnya. Jordan Gerald, nekat ikut acara At the First Time I Meet You karena ingin memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Demi diterima oleh para ahli, Jordan bersandiwara tentang dirinya dalam reality tersebut. Bertemu kali pertama di altar, Clarabelle terpana dengan Jordan. Jordan pun terpesona dengan kecantikan Clarabelle. Sikap manis Jordan selama masa pengenalan dalam reality show yang mereka ikuti, membuat Clarabelle mulai jatuh hati pada Jordan. Sayangnya, usai acara, menjalani kehidupan nyata, kedok Jordan mulai terbongkar. Kejutan demi kejutan Clarabelle temui dan membuat hatinya kembali kecewa. Bertahan atau berpisah? Mana yang akan dipilih Clarabelle dan Jordan? Apakah memang pernikahan dalam At the First Time I Meet You hanya permainan belaka?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset