loader image

Novel kita

Married at First Sight? – Bab 47

Married at First Sight? – Bab 47

Tangan Lincah dan Pikiran Cerdas Karen
66 User Views

Kantor Jordan terbuka. Wanita seksi dengan balutan putih dan hitam melangkah masuk. Senyumnya cukup mempesona. Dia berjalan dengan penuh percaya diri mendekati Jordan. Karen datang sesuai kesepakatan, akan membicarakan urusan bisnis Jordan dan bagaimana dia bisa mengatasi keruwetan yang terjadi.

“Selamat pagi, Tuan Hayden.” Karen menyapa, lalu duduk di depan Jordan.

“Pagi, Nona Clarkson. Terima kasih sudah datang pagi ini.” Jordan membalas sapaan itu.

Karen menoleh pada pria yang berdiri di sebelah kursi Jordan. Pria itu mengangguk, dengan senyum tipis memberi salam pada Karen.

“Perkenalkan ini asistenku, Lorenz. Dia akan menjelaskan apa yang diperlukan.” Jordan memperkenalkan Lorenz.

“Baiklah, mari kita mulai.” Karen membuka laptopnya, siap mencatat apapun yang dia perlukan.

Lorenz mengambil tempat dan pertemuan segera dilangsungkan. Dengan cermat Karen memperhatikan semua hal yang terjadi, dari awal sampai akhir. Dia bertanya ini itu untuk memperjelas setiap sisi yang dia perlu tahu. Dengan cepat Lorenz dan Jordan memberikan jawaban buat wanita itu.

Hingga lebih satu jam kemudian, Karen merasa semuanya sudah cukup. Dia harus mempelajari lebih detil lalu menyusun rencana.

“Besok aku akan beri kabar, apa yang aku temukan dan apa yang akan aku lakukan.” Karen menyimpan lagi laptopnya. Kemudian dia berdiri, siap meninggalkan ruangan itu.

“Begitu saja?” Jordan menatap Karen.

“Kamu ragu denganku, Tuan?” Karen menarik ujung bibirnya. “Kupikir kamu cukup mengenal aku. Ternyata, kamu hanya mengenal aku kalau di atas kasur.”

Jordan sedikit kesal Karen mengucapkan itu di depan Lorenz. Tentu saja, Lorenz juga terkejut mendengarnya. Dia tidak bereaksi tetapi matanya melirik pada Jordan.

“Terima kasih untuk hari ini. Aku menunggu kabar selanjutnya, Nona Clarkson,” ujar Jordan. Dia tidak mau memperpanjang. Apalagi jika Karen sampai mengatakan apa yang tak perlu soal hubungan mereka di depan Lorenz.

“Baiklah, Tuan. Aku pastikan Anda tidak akan kecewa. Dan aku akan menagih janji, aku yakin Tuan Hayden tidak akan mengecewakan aku.” Karen mengangkat tasnya. Kembali dengan langkah yang anggun dan percaya diri, wanita itu melangkah keluar dari kantor Jordan.

Lorenz terus menatap Karen hingga hilang dari pandangan. Lorenz bisa melihat ada sesuatu yang lebih antara wanita itu dengan Jordan. Dia akui Karen lincah dan cerdas. Dari cara Karen bicara dan bertanya, tampak dia bukan baru dalam dunia bisnis.

“Tuan Hayden, apa Anda yakin dengan Nona Clarkson?” tanya Lorenz pada Jordan.

Jordan menoleh, melihat baik-baik pada Lorenz. “Kita akan lihat. Dia bilang dalam lima hari dia bisa menyelesaikan urusan ini.”

Lorenz menelan ludahnya. Apakah sehebat itu wanita yang bernama Karen Clarkson? Lorenz makin yakin Jordan memang sangat kenal wanita itu.

“Kalau begitu, saya permisi. Saya akan melanjutkan pekerjaan saya.” Lorenz minta diri, lalu segera meninggalkan kantor Jordan.

Jordan masih termenung di ruangannya. Jujur saja, dia masih belum bisa berpikir dengan jernih untuk meneruskan pekerjaan yang lain. Kepalanya diisi penuh dengan urusan itu, Karen, dan Clarabelle. Ada sesuatu di hatinya yang berbisik, dia terlalu jauh menerima Karen dan mulai terhanyut dengan permainan wanita itu. Namun di sisi lain, juga ada bisikan, ini satu-satunya jalan keluar yang akan menyelamatkan dia dari malu serta kebodohannya.

*****

“Apa? Karen Clarkson?” James terkejut dengan laporan Lorenz. Jordan bertemu Karen dan mengatur siasat untuk mengtasi persoalannya dengan bantuan Karen?

James menggeleng-geleng. Lalu dia memukul-mukul meja di depannya beberapa kali. Lorenz kembali meneruskan laporannya. James tahu, wanita itu pasti punya tujuan datang lagi dalam hidup Jordan. James tidak akan lupa, Karen memang dekat dengan Jordan beberapa tahun lalu. Bahkan Jordan membawa Karen ikut hadir saat James menikah dengan Carol.

“Bagaimana, Tuan?” Lorenz bertanya, membuyakan lamunan James.

“Ah, kita lihat saja bagaimana selanjutnya. Jika ternyata Karen ada kendala, aku akan turun tangan. Kamu pantau saja,” jawab James. “Dan … perhatikan juga Karen. Aku ingin tahu apa tujuannya datang lagi kali ini.”

“Maksud Tuan, Nona Clarkson sebelumnya ada hubungan dengan Tuan Jordan Hayden?” Lorenz makin penasaran.

“Jangan bertanya. Kerjakan saja yang perlu kamu kerjakan!” sentak James. Dia menutup telpon dan meletakkan dengan kasar ponsel ke atas meja.

James sedikit bisa menduga kalau Karen datang bukan hanya untuk urusan bisnis. James hampir yakin akan terjadi sesuatu yang tidak baik dengan kehadiran wanita itu. Tapi dia bisa berbuat apa?

“Ah, terima kasih kamu mau datang, Sayang!”

James menoleh ke pintu kamar kerjanya yang sedikit terbuka. Dia mendengar suara Crystal bicara dengan ceria. James berdiri dan mengambil ponselnya. Sebaiknya dia pergi saja ke kantor. James melangkah keluar ruangannya dan menuju ruang tengah.

Di sana tampak Clarabelle sedang dipeluk Crystal. Ternyata istri adiknya yang datang. Kenapa James tidak bisa menduganya?

“Kamu belum berangkat, James?” Crystal memperhatikan James yang berdiri dengan tatapan datar pada dia dan Clarabelle.

“Aku berangkat sekarang, Granny.” James menjawab tanpa ekspresi.

“Oke.” Crystal mengangguk. “Ah, sebentar, James. Aku perlu titip sesuatu. Bisa kamu tunggu sebentar?”

“Ya, jika tidak lebih dari lima menit,” jawab James.

Crystal bergegas masuk ke kamarnya. Tinggal Clarabelle berhadapan dengan James. Clarabelle masih merasa kikuk dan sedikit asing setiap berdekatan dengan James. Tatapan James yang dingin memang membuat dia tidak nyaman.

“Apa kabar adikku? Kamu tahu yang terjadi dengannya?” James bertanya. Matanya lurus memandang Clarabelle.

Clarabelle mengangguk, “Ya, Tuan. Dia sedang ada masalah dengan pekerjaannya.” Clarabelle yakin James juga tahu, karena itu dia bertanya.

Tiba-tiba Clarabelle punya ide. Mungkin dia bisa meminta James berbuat sesuatu. Jika dia mau menolong Jordan, bisa jadi itu awal kakak beradik itu akan akur.

“Tuan …” panggil Clarabelle.

James memandang Clarabelle, tapi tidak menyahut.

“Bisakah …” Clarabelle sedikit takut mengutarakan maksudnya.

James makin tajam memandang Clarabelle.

“Maaf, Tuan, bisakah Tuan menolong Jordan? Ini memang bukan situasi yang menyenangkan. Tetapi, saya percaya Tuan bisa …”

“Jordan bukan anak kecil. Dia harus berjuang dan membuktikan kalau dia laki-laki.” Mengatakan itu, James maju tiga langkah mendekat. Dia berdiri begitu dekat dengan Clarabelle. Cantik, lembut. Itu yang James lihat, Juga ketulusan hati terpancar dari kedua bola bening Clarabelle.

“Tuan, kalian bersaudara, tentu harus saling mendukung. Saya yakin Jordan akan sangat menghargai jika Tuan bersedia …”

James merasa ada debaran halus menyapa di dadanya. Jujur, dia terkejut, merasakan itu. Sudah sekian lama, dia membiarkan hatinya mati rasa pada seorang wanita. Siapapun yang datang, dengan mudah dia tepis. Tapi Clarabelle …

“Aku harus pergi …” James menggeser posisinya dan meneruskan langkah.

Clarabelle memutar badannya melihat pada James. Dingin sekali pria itu. Sekaku itu, tak bisa disentuh. Apa hatinya terbuat dari batu?

“James!” Panggilan Crystal membuat James berhenti dan berbalik.

Married at First Sight?

Married at First Sight?

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Dengan berat hati, demi memenuhi keinginan papanya yang sakit parah dan tidak akan lama bertahan hidup, Clarabelle Aimee memutuskan mengikuti reality show At the First Time I Meet You di kota tempat dia tinggal, Sydney. Clarabelle yakin, dengan bantuan para ahli cinta, dia akan menemukan pria yang tepat, yang akan menjadi pendamping hidupnya. Jordan Gerald, nekat ikut acara At the First Time I Meet You karena ingin memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Demi diterima oleh para ahli, Jordan bersandiwara tentang dirinya dalam reality tersebut. Bertemu kali pertama di altar, Clarabelle terpana dengan Jordan. Jordan pun terpesona dengan kecantikan Clarabelle. Sikap manis Jordan selama masa pengenalan dalam reality show yang mereka ikuti, membuat Clarabelle mulai jatuh hati pada Jordan. Sayangnya, usai acara, menjalani kehidupan nyata, kedok Jordan mulai terbongkar. Kejutan demi kejutan Clarabelle temui dan membuat hatinya kembali kecewa. Bertahan atau berpisah? Mana yang akan dipilih Clarabelle dan Jordan? Apakah memang pernikahan dalam At the First Time I Meet You hanya permainan belaka?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset