loader image

Novel kita

Married at First Sight? – Bab 52

Married at First Sight? – Bab 52

Tidak Bisa Berhenti
70 User Views

Dua hari, Jordan tidak datang menemui Clarabelle. Hanya beberapa kali saja berkirim pesan. Clarabelle masih bersama Adriano memastikan kondisinya stabil sebelum Clarabelle akan pulang ke rumah. Adriano tentu saja senang putrinya berada di rumah menemaninya. Rasa lemah di tubuhnya tak begitu dia rasa, dia mengambil waktu untuk bicara dengan Clarabelle. Dia ingin membuktikan jika Jordan memang memenuhi janji padanya.

“Dia bekerja keras, berusaha agar bisa meneruskan bisnis keluarganya. Sempat dia terganjal masalah, tapi syukurlah, semua sudah teratasi.” Clarabelle memberitahu yang terjadi dengan Jordan pada Adriano.

“Apa dia benar-benar sayang kamu?” Adriano terus mengejar.

Clarabelle memandang papanya. Mengapa Adriano masih ragu?

“Dia beberapa kali mengatakan sayang padaku. Dia ingin membahagiakan aku, Pa. Karena itu dia memberikan aku kendaraan pribadi, agar aku bisa bebas, leluasa kapan saja mau mengunjungi papa atau pergi bertemu Granny.” Clarabelle berusaha meyakinkan Adriano, Jordan sudah berubah. Dia berkomitmen dan berjuang membuktikan komitmen yang dia buat.

“Aku lega jika demikian.” Adriano tersenyum. Berarti Jordan bisa dipercaya. Dia mau menunjukkan dia bukan pria yang suka berdusta.

“Sayang …” panggil Adriano.

Clarabelle yang sedang mengaduk gula dalam minumannya, menghentikan tangannya, melihat ke arah Adriano.

“Kalian tidak ingin punya anak?” Pertanyaan yang tak pernah Clarabelle pikir akan muncul dari papanya.

“Aku dan Jordan belum pernah bicara soal itu, Pa.” Clarabelle pun memang belum berpikir tentang anak. Rasanya aneh mendengar pertanyaan itu.

“Kurasa kalian memang butuh waktu untuk berdua, menikmati masa kedekatan yang tidak kalian punya sebelum menikah. Tapi, jika ada anak, kurasa itu bisa mengikat kamu dan Jordan lebih kuat. Anak adalah buah cinta sebuah pernikahan.” Adriano berharap tidak terlalu lama Clarabelle dan Jordan bisa memiliki momongan.

Clarabelle tidak berkata apa-apa. Dia tidak tahu apakah memang dia dan Jodan siap untuk itu.

“Pikirkanlah, Sayang. Pernikahan akan lebih lengkap jika ada seorang anak hadir.” Adriano masih membujuk Clarabelle. Clarabelle hanya tersenyum tidak mengatakan apapun.

*****

“Terima kasih, Sayang. Kamu ternyata memang masih Jordanku. Aku puas, bisa bersama denganmu lagi.” Karen merangkul Jordan sementara mereka masih berbaring di atas ranjang besar di kamar di apartemen.

Jordan tidak menyahut. Dia memejamkan mata, sedangkan tangannya pun membalas pelukan Karen.

Gila, ternyata Karen sanggup menarik Jordan kembali ke sisi hidupnya yang lalu. Wanita itu berhasil menghancurkan niatan Jordan hanya menyentuh istrinya. Setelah malam saat Jordan datang dengan rasa enggan, Jordan justru merasa tidak bisa berhenti.

Karen punya style berbeda dengan Clarabelle. Jordan seolah ingin lagi dan lagi bersama Karen. Meskipun di sisi lain hatinya, rasa bersalah sesekali muncul. Wajah sendu dan senyum manis Clarabelle mengganggunya. Namun dengan cepat Jordan menepisnya.

“Asal aku tidak buka mulut, tidak ada yang tahu tentang aku dan Karen, kurasa akan baik-baik saja.” Itu yang kemudian muncul di hati Jordan.

“Sayang, besok aku akan berangkat perjalanan bisnis. Aku baru akan kembali minggu depan.” Karen mengusap rambut Jordan. Jordan tetap tidak bergerak, masih dengan mata terpejam.

“Kenapa kamu tidak mengatakan apapun?” ujar Karen.

“Aku mengantuk,” ujar Jordan.

“Kamu memikirkan istrimu? Wanita itu, bagaimana bisa kamu bertahan dengannya? Kupikir kamu hanya akan bermain-main sejenak dengan dia.” Karen sedikit kesal setiap mengingat Clarabelle. Karen akui istri Jordan lumayan cantik. Tapi sama sekali bukan tipe Jordan. Apa yang Jordan lihat dari wanita itu hingga pernikahan main-main yang dia lakukan tidak juga segera usai?

“Seminggu kamu punya waktu bersama dia. Tapi saat aku kembali, aku mau kamu hanya akan bersamaku, Joy.” Kembali Karen merapatkan dirinya pada Jordan. Sentuhan itu kembali membuat Jordan menegang.

Pergulatan batin Jordan kembali terjadi. Antara dia menyukai permainannya dengan Karen, tapi juga rasa sayang pada Clarabelle yang membuat hatinya merasa berkhianat dan bertindak jahat.

“Aku benar-benar mengantuk, Karen.” Jordan masih berusaha menolak.

“Biarkan aku mengurusmu, Sayang.” Karen tak mau peduli. Dan adegan dewasa kembali terjadi. Hingga lewat tengah malam, baru permainan usai.

Jordan bahkan sudah tidak merasakan kantuk lagi. Saat Karen terlelap, dia memilih bangun, lalu pergi meninggalkan apartemen. Dia mencari Ronald. Kegalauan hatinya menarik dia mencari temannya yang memang Jordan rasa paling memahami dirinya, dibanding Warren atau Louie.

“Sial! Kamu mengganggu aku. Ini jam tiga pagi, Joy!” Ronald tentu saja sangat kesal saat Jordan menelpon. Dan posisi Jordan sudah ada di depan rumahnya. Mau tidak mau Jordan membuka pintu dan membiarkan Jordan masuk.

“Kamu benar-benar tidak tahu diri, Tuan Hayden!” gusar Ronald, sambil menjatuhkan dirinya di sofa.

Jordan duduk di sisi Ronald. Bersebelahan Jordan mencium aroma wangi wanita dari Ronald. “Kamu bersama Ellen?”

Jordan menatap Ronald, tangannya memegang lengan atas pria itu. Dia masih sangat hafal parfum yang biasa dipakai salah satu teman kencannya itu. Ronald menepis tangan Jordan, sedikit menarik badannya agar menjauh.

“Kamu sudah bersama Lala, kenapa masih menanyakan Ellen?” ujar Ronald.

Jordan tersenyum sambil menggeleng-geleng. “Siapa yang akan melarangmu? Ellen wanita bebas. Terserah dia mau bersenang-senang dengan siapa,” tutur Jordan.

“Jangan membicarakan yang tidak perlu. Apa maumu?” tanya Ronald sedikit kesal.

Jordan menarik tubuhnya, menyandarkan diri pada punggung sofa, melihat Ronald dengan tatapan tajam. Dia tahu kalau dia katakan yang sedang dia gumulkan, Ronald bisa saja berteriak.

“Joy, kalau kamu tidak mau bicara, aku lebih baik balik ke kamar,” tukas Ronald, mengancam.

“Karen …”

“Apa?” Ronald melotot. “Jangan katakan kamu bersama dia lagi.” Ronald seketika tahu ke mana arah pembicaraan Jordan.

Pertanyaan itu segera Jordan jawab. Dari A sampai Z, Jordan mengatakan apa yang terjadi. Bagaimana awalnya dia bisa bersama Karen. Lebih tepatnya dia bersedia dijerat oleh Karen.

“Damn! Damn!” Ronald mengumpat setengah marah. “Kamu bisa lakukan itu, Joy?”

“Bisa kamu diam?!” sentak Jordan balik. “Aku bingung, Ron. Bagaimana caraku lepas dari Karen. Aku tidak mau menyakiti Lala, tapi aku … jujur saja, mulai kembali menikmati …”

“Joy …” Dengan cepat Ronald memotong kalimat Jordan. “Cepat bereskan urusan ini. Kamu telah memulai hal yang baik, jangan kamu rusakkan lagi. Dan aku, kalau kamu mau tahu, dengan Ellen … aku serius.”

Jordan menaikkan kedua alisnya. Dia hampir tidak percaya mendengar ini.

“Kamu membuat aku sadar, aku tidak bisa terus-terusan menghabiskan waktu seperti orang tak berguna setiap malam. Aku butuh perhatian dan kasih sayang utuh, setiap hari dalam hidupku. Dan Ellen …”

“Dia masih cinta padaku, Ron. Kalian tidak akan bertahan.” Jordan balas memotong kalimat Ronald.

“Shit, Hayden! Kamu masih saja sombong,” kesal Ronald. “Ellen tahu dia tidak mungkin mengejar kamu. Sekeras apapun dia berjuang, kamu tidak akan memberikan hatimu buatnya. Dia mengijinkan aku mendekat, dia melebarkan hatinya dan dia mau memulai hidup bersamaku.”

Jordan masih merasa Ronald hanya bergurau.

“Segera sudahi urusanmu dengan Karen. Pulang pada wanita baik yang Tuhan kirim padamu. Please …” Ronald semakin bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Married at First Sight?

Married at First Sight?

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Dengan berat hati, demi memenuhi keinginan papanya yang sakit parah dan tidak akan lama bertahan hidup, Clarabelle Aimee memutuskan mengikuti reality show At the First Time I Meet You di kota tempat dia tinggal, Sydney. Clarabelle yakin, dengan bantuan para ahli cinta, dia akan menemukan pria yang tepat, yang akan menjadi pendamping hidupnya. Jordan Gerald, nekat ikut acara At the First Time I Meet You karena ingin memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Demi diterima oleh para ahli, Jordan bersandiwara tentang dirinya dalam reality tersebut. Bertemu kali pertama di altar, Clarabelle terpana dengan Jordan. Jordan pun terpesona dengan kecantikan Clarabelle. Sikap manis Jordan selama masa pengenalan dalam reality show yang mereka ikuti, membuat Clarabelle mulai jatuh hati pada Jordan. Sayangnya, usai acara, menjalani kehidupan nyata, kedok Jordan mulai terbongkar. Kejutan demi kejutan Clarabelle temui dan membuat hatinya kembali kecewa. Bertahan atau berpisah? Mana yang akan dipilih Clarabelle dan Jordan? Apakah memang pernikahan dalam At the First Time I Meet You hanya permainan belaka?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset