loader image

Novel kita

BAB 7 – Membaik Bersamamu

BAB 7 – Membaik Bersamamu

Mendesak
71 User Views

“Sayang, kamu nggak cerita ke siapa-siapa kan tentang kehamilan kamu itu? Kalau kata zaman orang dulu nggak boleh cerita sama siapapun!” Padahal jelas-jelas Ranti sudah memberitahu Fajar kalau ia tidak akan pernah menceritakan hal ini kepada siapapun sebelum kehamilannya benar-benar besar dan ia juga nggak mau takutnya nanti bakalan pamali kata orang zaman dulu seperti apa.

“Iya, aku nggak pernah cerita sama siapapun kok kan waktu itu aku pernah bilang sama kamu! Aku juga takut takutnya nanti bakalan pamali dan bakalan takabur makanya aku nggak mau cerita sama siapapun apalagi sama kedua orang tua aku! Kamu tahu nggak sih sebenarnya aku tuh pengen banget cerita sama mereka biar mereka merasakan kebahagiaan, tapi karena aku tahu ini bakalan enggak baik maka dari itu aku tunda dulu! Emangnya kenapa aku tak kamu tiba-tiba nanya kayak begitu sih sama aku?”

“Enggak kok aku cuma sekedar pengen nanya dan memastikan doang! Ya udah kalau gitu aku langsung berangkat aja ya, maaf kalau misalkan aku nanya-nanya kayak begitu sama kamu!”

Gak ada kepikiran apa-apa segeralah Fajar berangkat ke kantor dan Ranti pun biasa-biasa aja akhirnya.

“Kenapa sih sebentar lagi gue bakalan menjadi seorang ayah? Padahal gue sama sekali belum siap dan kenapa malah gue nggak yakin apakah gue bisa menjadi seorang suami yang baik dan menjadi seorang ayah yang baik? Ya Allah ya Robbi apa yang hamba harus lakukan sedangkan hamba masih bersih selingkuh dengan perempuan lain!”

Sedangkan Sekar terus saja menuntutnya untuk memberikan yang terbaik apalagi ia meminta status tentang hubungan mereka berdua yang nggak tahu simpang sulitnya seperti apa.

Beban untuk menjadi Fajar, Fajar tak membayangkan apabila Ranti tau kalau dirinya berselingkuh.

***

Setelah mereka saling kangen satu sama lain dan bercerita tentang kehidupan pernikahan mereka ternyata nggak terasa juga untuk menjalani kehidupan ini. Mereka sudah bersahabat dari lama banget semenjak duduk di bangku sekolah dan benar-benar enggak nyangka sudah memiliki kehidupan masing-masing, tapi di sisi lain mereka masih aja tetap bersahabat satu sama lain juga untuk menjalin persahabatan.

“Sumpah aku tuh merasa bahagia banget mendengar kamu menikah di luar kota, maaf banget ya kalau misalkan waktu itu aku nggak bisa hadir di acara pernikahan kamu soalnya jaraknya terlalu jauh banget! Tapi aku turut berbahagia kok atas pernikahan kamu.”

“Iya nggak kenapa-napa kok aku tahu banget dan paham banget! Banyak temen-temen yang lain yang gak bisa hadir juga di acara pernikahan aku soalnya banyak banget mereka yang sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing. Aku sangat maklum banget di antara yang lain yang nggak datang juga nggak masalah sih masih ada kok temen-temen terdekat aku yang datang tapi yang deket-deket di rumah aku juga sekitaran maksudnya.”

Franda seakan melihat perut Ranti yang sedikit agak berbeda dari sebelumnya dan ia pun langsung secara refleks memegang perut Ranti. “Kenapa kamu tiba-tiba pegang perut aku kayak begitu? Emang ada yang salah sama perut aku perasaan dari dulu emang kayak begini-begini aja deh?”

“Kamu lagi hamil ya? Kok auranya beda banget terus kayak ada yang gerak-gerak gitu lagi?”

Membuat nanti seketika langsung terdiam dengan ucapan tersebut dan ia pun benar-benar merasa bingung banget apa yang harus ia jawab karena emang bener ia sedang mengandung. “Woi kenapa malah bengong segala kayak begitu sih? Beneran ya kamu lagi hamil ya ampun nah selamat banget yang mudah-mudahan bayi kamu sehat kamu sehat dan melahirkannya dengan lancar! Aku juga pengen deh ketularan hamil kayak kamu juga? Tapi kapan ya tapi aku masih menjalani kehidupan dengan baik-baik aja dulu aja sih pengennya pacaran terlebih dahulu ya!”

“Kamu tahu dari mana kalau misalkan aku hamil? Padahal aku nggak pernah cerita loh sama siapapun!”

“Jadi kamu beneran hamil ya? Ya ampun selamat ya aku ngerasa nggak nyangka banget ternyata kita sekarang udah sebentar lagi menjadi ibu-ibu bahkan kamu udah resmi jadi seorang ibu! Pokoknya nanti kamu undang ya kalau di acara kamu apapun aku bakalan datang!”

Ranti seakan mengganggu apa yang diucapkan oleh Franda dan Franda pun langsung segera memeluknya. Padahal mungkin kalau ia tidak mengiyakan Franda nggak bakalan tahu kenapa tiba-tiba aja ia malah mengiyakan dan malah membuat situasi dan suasana malah seperti ini. “Kamu kenapa kok malah sedih kayak begitu sih? Kamu lagi nggak hamil ya? Aku cuma sekedar bercanda doang nggak ada maksud apa-apa udahlah nggak usah sedih kayak begitu!”

Ranti entah kenapa tiba-tiba aja keceplosan mengatakan kepada Franda yang udah lama banget nya saling bersahabat satu sama lain ia pun meminta beranda untuk tidak menceritakan permasalahan kehamilan ini kepada siapapun, karena takutnya Fajar bakalan marah karena ia waktu itu sudah berjanji tidak mengatakannya.

“Kamu jangan cerita ke siapa-siapa ya, aduh kenapa kenapa aku bisa-bisanya ngomong sama kamu sih! Ya ampun!”

“Loh kok kayak gitu sih jawabannya?”

“Intinya kamu jangan ceritain kalau misalkan aku lagi hamil muda, aku sebenarnya nggak mau sih cerita ke siapapun dan ya udahlah karena udah keceplosan cukup kamu aja lah yang tahu!”

“Emangnya kenapa berita bahagia kayak begini menurut aku sah-sah aja sih untuk menceritakan ke siapapun kan mereka bisa ikut bahagia tentang kehamilan kamu?”

“Aku nggak mau orang tahu kalau misalkan aku hamil dalam waktu dekat ini! Soalnya kami berdua udah sepakat untuk tidak menceritakan kalau aku sedang hamil, aku nggak mau soalnya takutnya nanti katanya pamali, aku cerita sama kamu ini keceplosan juga makanya aku tuh kenapa tiba-tiba malah ngomong kayak begitu ya?”

“Kayaknya kita udah dulu deh untuk saling ketemu satu sama lain udah hampir 1 jam nih kita saling ngobrol! Pokoknya kamu sehat ya buat debanya buat kamunya pokoknya jangan lupa kabar-kabarin aku kalau kamu sudah melahirkan! Kayaknya suami aku udah ada di sana deh soalnya dia udah nge-chatting aku untuk pulang bareng!”

“Iya makasih banyak ya udah ngajakin ketemuan aku di sini aku juga mau telepon sopir aku yang bentar lagi bangun gue jemput aku!” Mereka pun memisahkan diri satu sama lain cipika-cipiki dan melepas kangen sebentar agar bisa kedepannya nanti jauh lebih akrab lagi.

***

“Kamu kenapa sih marah-marah nggak jelas kayak begitu sama aku? Seharusnya kamu tuh seneng dong aku jemput setiap hari bahkan istri aku aja tidak aku perlakukan seperti ini? Seharusnya kamu tuh bersyukur dong!” Fajar udah merasa capek banget kerja seharian di kantor eh udah dimarah-marahin deh sama Sekar yang jelas-jelas cuma telat 5 menit doang.

Mereka berdua malah beradu argumen satu sama lain yang membuat orang-orang yang ada di sekitar mereka langsung mengarah ke arah mereka, Fajar benar-benar merasa malu banget segeralah ia menarik tangan Sekar masuk ke dalam mobil.

“Kamu kenapa sih marah-marah nggak jelas kayak begitu sama aku? Seharusnya kamu tuh sadar dong kita tuh menjalani hubungan kayak begini itu nggak sesuatu yang mengenakkan apalagi sekarang status aku udah menjadi seorang suami! Kamu tau sendiri kan uang dari Ranti itu cukup sangat banyak makanya aku sengaja menikahi dia untuk bisa dapetin uang yang banyak untuk menikmati kita berdua juga, kamu kenapa sih enggak paham dan enggak mengerti banget!”

“Ya tapi jangan kayak begini juga dong aku capek tahu nggak sih menjalani hubungan gelap kayak begini? Emangnya kamu mau menjalani hubungan seumur hidup kayak begini terus? Aku juga seorang perempuan yang punya harga diri kamu tuh aneh banget ya aku sama sekali nggak suka deh kalau misalkan kayak begini,” ungkapnya yang benar-benar merasa kesal banget.

Fajar memilih diam.

Enak banget dia ngomong kayak begitu, gue juga pengen punya status kali!” batin Franda dalam hati. 

Fajar mengelus dada dan menarik napas sebentar.

Membaik Bersamamu

Membaik Bersamamu

Score 10
Status: Completed Type: Author: Released: 2023
Menikah dengan seorang laki-laki yang tidak direstui bukanlah perkara yang sangat mudah, apalagi dengan situasi dan keadaan yang waktu itu benar-benar tidak tepat pada waktunya. Namun aku memberanikan diri untuk menerima dia sebagai calon suamiku.   Walaupun mungkin ada pertentangan di antara kita berdua tapi aku berusaha untuk meyakinkan mama pada saat itu agar bisa menerima Fajar sebagai calon suami. “Mah, aku sangat yakin kalau Fajar itu adalah laki-laki yang baik laki-laki yang bertanggung jawab bukan masalah perekonomian yang aku pikirkan. Tapi bagaimana cara dia mempertanggungjawabkan apapun kegiatan kami yang kami lakukan,” ucapku memohon.   “Apa kamu yakin dia bisa membahagiakan kamu secara lahir dan batin? Soalnya feeling Mama bilang kalau misalkan kalian tuh nggak akan pernah bahagia,”   Rasa-rasanya lirih banget ketika mama mengatakan hal tersebut kepadaku, tapi aku berusaha untuk menerima keputusan mama dan aku terus saja berusaha memperjuangkan Fajar agar dia bisa menjadi calon suamiku.   Aku tahu kalau mama sudah memiliki calon yang dipersiapkan untukku, tapi aku menolaknya karena aku merasa kalau misalkan cinta itu harus dilandasi cinta bukan atas dasar keinginan dari kedua orang tua.   Entah kenapa lika-liku yang terjadi membuatku semakin menjadi orang yang kuat dan sabar akhirnya mama menerima juga keinginanku untuk menikah dengan Fajar. “Siapa perempuan ini?” ucapku lirih dan ingin meneteskan air mata.   Fajar sudah resmi menjadi suamiku dia merupakan anak buah di perusahaan kedua orang tuaku dan kita hidup berdua di rumah yang sudah ia persiapkan sebelumnya, walaupun rumah tersebut bukan rumah yang besar dan rumah yang mewah hanya sekedar rumah sederhana yang aku nikmati tanpa harus menuntut lebih.   Seiring berjalannya waktu aku mendapatkan perubahan di dalam dirinya satu persatu bukti mulai terungkap. Yang dulunya romantis dan yang dulunya baik, sayang tapi ternyata berubah dan aku tidak menemukan sosok dulu di dalam dirinya. Lantas apakah ini kutukan untukku yang membantah dari ucapan dari ibuku?  

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset