loader image

Novel kita

BAB 1 – Membaik Bersamamu

BAB 1 – Membaik Bersamamu

Tanpa restu
102 User Views

Sebelumnya…

Pertama kali ketemu tak sengaja pertemuan mereka sungguhlah sangat manis. Mereka sebenarnya udah lama saling tahu satu sama lain tapi tidak pernah saling mengobrol alias tidak terlalu dekat. Fajar seolah-olah ingin lebih dekat dengan Ranti karena perempuan yang selama ini sangat sulit ditaklukan akhirnya membuatnya menjadi challenge untuk mendekatinya.

Mungkin awalnya nanti sama sekali nggak ngeh siapa yang mendekatinya itu karena selama ini ia tidak pernah berpacaran dengan siapapun, walaupun mungkin dulu pernah dekat dengan seorang laki-laki tapi itu hanya sekedar sahabat biasa yang menjadi perjodohan antara kedua orang tua tapi ditolaknya.

Ranti malah memilih laki-laki yang baru ia kenal yang seharusnya harus mengenal lebih dalam terlebih dahulu biar tahu keputusan yang terbaik kayak gimana. Setelah perkenalan dan saling berkomunikasi lebih intens Fajar pun tiba-tiba aja mengajaknya untuk menikah.

Ranti sangat yakin banget laki-laki ini adalah laki-laki yang serius ketika ia membawa ke keluarga awalnya keluarga menolak karena Fajar bukan dari kalangan orang kaya. Melainkan hanya orang biasa aja cukup lumayan lama untuk meyakinkan kedua orang tua agar bisa mendapatkan sebuah restu tapi yang namanya orang tua selalu mendukung apapun yang dipilih oleh sang anakmu tidak mau mereka pun merestui untuk kebahagiaan Ranti.

Acara digelar sangat meriah sekali bahkan tamu undangan pun merasa bahagia melihat Ranti yang selama ini menjadi sosok perempuan pendiam dan menjadi sosok yang sangat tidak pernah dilihat dengan laki-laki tiba-tiba aja menikah mereka sungguhlah sangat bahagia sekali.

Mungkin Ranti menyembunyikan kedekatan sama ini dengan laki-laki dan mereka tidak mau terlalu kepo juga dengan urusan Ranti seperti apa.

Perkenalan mereka sekitar hampir 3 bulanan dan itu sungguhlah sangat manis benar-benar di luar dari hal yang tidak terpikirkan sedikitpun karena Fajar benar-benar memperlakukan Ranti seperti seorang putri.

Orang tua Ranti sudah dari awal tidak berhenti hubungan mereka karena entah kenapa feeling seorang orang tua itu jauh lebih besar dari feeling seorang anak. Tapi Ranti meyakinkan semaksimal mungkin kalau dirinya adalah orang yang bahagia mendapatkan seorang laki-laki seperti Fajar.

Mungkin menjadi seorang istri adalah sesuatu hal yang sangat berharga. Namun berbeda sekali dengan Ranti yang sama sekali tidak menyangka pernikahannya akan seperti ini. Awal mula pertemuan mereka sangat biasa-biasa aja dan mungkin bisa dikatakan indah seperti pada umumnya tapi ternyata itu berbanding terbalik. Perlahan-lahan pernikahan mereka semakin lama semakin hari bertambah sikapnya semakin berubah menjadi sosok yang arogan sosok yang cuek dan yang pastinya menjadi sosok yang asing bagi Ranti.

Ranti sudah berulang kali menanyakan hal ini langsung kepada Fajar apakah ia memiliki suatu masalah atau kesalahan yang ia perbuat tapi rupanya Fajar tidak mengatakan apa-apa dan hanya cuek aja.

Ranti tidak mau menceritakan hal ini kepada kedua orang tuanya karena orang tuanya bakalan menyuruhnya untuk segera bercerai dengan laki-laki yang tidak mereka restui. Mungkin restu tua itu adalah restu yang paling baik di antara yang lain. Tapi Ranti percaya kalau laki-laki yang ia pilih itu bisa berubah maka dari itu orang tuanya mau tidak mau merestui hubungan mereka berdua tapi ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya dan ia harus menanggung semua apa yang tidak dikehendaki dari orang tuanya tersebut.

“Mas, kenapa baru pulang sekarang sih ini kan sudah jam berapa, Mas kan seharusnya pulang sore kenapa malah pulangnya agak malaman kayak begini?”

“Ya seharusnya kan kamu tidur aja di dalam kamar nggak usah nungguin aku! Ngapain juga kamu nungguin Mas lebih baik kamu tuh tidur di kamar bobo cantik jadi kamu nggak ngomel-ngomel nggak jelas kayak begini! Udahlah Mas mau cuci muka sama sikat gigi terlebih dahulu di dalam kamar biar jauh lebih segeran kamu jangan lupa ya kunci pintunya dengan rapat kalau ada orang!”

Segeralah Ranti mengambil tas kerja dari sang suami lalu ia mengunci pintu rumah dengan aura wajah yang udah sangat mengantuk banget tapi ia mencoba untuk menahannya sampai benar-benar datang ke rumah. Ketika ia melangkahkan kaki menuju ke arah tangga tiba-tiba aja suara dari ponsel pun berdering yang ia pegang itu, ketika ia ingin membukanya tiba-tiba aja sang suami sudah ada di hadapan merebut atau merampas.

“Kamu ngapain sih ngambil HP aku segala? Ini HP adalah sesuatu hal yang sangat privasi jadi aku harap kamu jangan pegang-pegang lagi dan jangan membukanya ya aku paling nggak suka, aku aja nggak pernah buka HP kamu!”

Ranti hanya berdiam diri saja lalu segera masuk ke dalam kamar mengikuti langkah kaki sang suami yang terlebih dahulu masuk yang sempat keluar tadi.

“Ya Allah ya Robbi kenapa dia berubah banget sih setelah menikah kayak begini? Perasaan pertama kali dulu Ketemu dan saling pendekatan satu sama lain nggak pernah kayak begini kenapa tiba-tiba aja kayak begini? Seharusnya hamba diperlakukan baik selayaknya istri pada umumnya kenapa dia kayak begitu ya tega banget sumpah!” batin Ranti dalam hati yang merasa sedikit agak kaget banget perbedaan atau perubahan yang sangat signifikan.

Fajar dengan cepat mengambil bantal dan selimut untuk tidur di sofa entah kenapa ia malah menyuruh Ranti untuk tidur di tempat tidur. “Udah aku pengen tidur di sini aja nggak mau tidur bareng sama kamu jadi kamu jangan tersinggung ya nggak ada alasan apa-apa kok Cuma pengen doang!” Lalu Fajar menutup kedua matanya dengan sangat cepat memindah tubuhnya ke arah samping kanan.

Perlahan-lahan Ranti pun memejamkan kedua matanya karena ia ingin menyambungkan kantuk yang tadi sempat tertunda.

 

Keesokan harinya…

Ranti sengaja bangun pagi terlebih dahulu untuk menyiapkan makanan di pagi hari ini dan menaruhnya di atas meja karena semuanya sudah selesai, namun rupanya ketika semuanya sudah selesai malah Fajar memutuskan untuk berangkat kerja tidak mau memakan sarapan yang ada di atas meja.

“Loh kenapa nggak sarapan dulu Mas? Seharusnya kan sarapan dulu aku udah buatin ini loh sebelumnya? Emangnya terlalu buru-buru banget ya meeting hari ini?”

“Iya nih buru-buru banget untuk sampai di kantor apalagi ketemu sama klien-klien udah menunggu dan janjian dari kemarin, ya udah kalau gitu kamu makan aja ya makanan yang kamu buat ini nggak kenapa-napa kok kalau misalkan nggak disisain! Nanti aku gampang makan di kantor kayak gimana di pinggiran pun ada kok yang jualan ya udah kalau gitu aku berangkat dulu ya kerjanya!”

Ranti mengantarkan sampai teras rumah lalu melihat Fajar masuk ke dalam mobil namun sebelumnya ia mengangkat telepon terlebih dahulu dengan mengendap-ngendap. Sebenarnya Ranti sama sekali bukan tipe cewek yang sangat cepat cemburu tapi ada sesuatu hal yang aneh dalam diri Fajar yang mencoba untuk ia maklumi mungkin aja benar apa yang diucapkan oleh Fajar tadi ada klien yang pengen ketemuan dengan cepat.

Segeralah Ranti menutup pintu gerbang lalu masuk ke dalam untuk memakan sarapan yang ia buat tadi.

“Ya ampun sebentar lagi aku tuh bakalan sampai ini aja aku baru berangkat dari rumah udahlah kamu tuh sabar aja nggak usah terlalu gimana-gimana banget, aku bakalan jemput kamu kok di depan rumah kamu!” ucap Fajar yang segera mematikan telepon dari seseorang.

Membaik Bersamamu

Membaik Bersamamu

Score 10
Status: Completed Type: Author: Released: 2023
Menikah dengan seorang laki-laki yang tidak direstui bukanlah perkara yang sangat mudah, apalagi dengan situasi dan keadaan yang waktu itu benar-benar tidak tepat pada waktunya. Namun aku memberanikan diri untuk menerima dia sebagai calon suamiku.   Walaupun mungkin ada pertentangan di antara kita berdua tapi aku berusaha untuk meyakinkan mama pada saat itu agar bisa menerima Fajar sebagai calon suami. “Mah, aku sangat yakin kalau Fajar itu adalah laki-laki yang baik laki-laki yang bertanggung jawab bukan masalah perekonomian yang aku pikirkan. Tapi bagaimana cara dia mempertanggungjawabkan apapun kegiatan kami yang kami lakukan,” ucapku memohon.   “Apa kamu yakin dia bisa membahagiakan kamu secara lahir dan batin? Soalnya feeling Mama bilang kalau misalkan kalian tuh nggak akan pernah bahagia,”   Rasa-rasanya lirih banget ketika mama mengatakan hal tersebut kepadaku, tapi aku berusaha untuk menerima keputusan mama dan aku terus saja berusaha memperjuangkan Fajar agar dia bisa menjadi calon suamiku.   Aku tahu kalau mama sudah memiliki calon yang dipersiapkan untukku, tapi aku menolaknya karena aku merasa kalau misalkan cinta itu harus dilandasi cinta bukan atas dasar keinginan dari kedua orang tua.   Entah kenapa lika-liku yang terjadi membuatku semakin menjadi orang yang kuat dan sabar akhirnya mama menerima juga keinginanku untuk menikah dengan Fajar. “Siapa perempuan ini?” ucapku lirih dan ingin meneteskan air mata.   Fajar sudah resmi menjadi suamiku dia merupakan anak buah di perusahaan kedua orang tuaku dan kita hidup berdua di rumah yang sudah ia persiapkan sebelumnya, walaupun rumah tersebut bukan rumah yang besar dan rumah yang mewah hanya sekedar rumah sederhana yang aku nikmati tanpa harus menuntut lebih.   Seiring berjalannya waktu aku mendapatkan perubahan di dalam dirinya satu persatu bukti mulai terungkap. Yang dulunya romantis dan yang dulunya baik, sayang tapi ternyata berubah dan aku tidak menemukan sosok dulu di dalam dirinya. Lantas apakah ini kutukan untukku yang membantah dari ucapan dari ibuku?  

Comment

  1. Fajar mematikan panggilan sepihak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset