Ketika Fajar sudah sampai bukannya malah menyambut bahagia dan mengucapkan terima kasih karena udah dijemput eh malah marah-marah nggak jelas sama Fajar. “Ya ampun sayang kamu kenapa sih marah-marah nggak jelas kayak begitu? Seharusnya kamu tuh nggak usah marah-marah syukur-syukur aku ngejemput kamu datang ke sini, aku tuh tadi tuh hampir ketahuan loh sama istri aku! Gimana sih kamu, kamu harus bersabar dong walaupun kamu itu yang kedua tapi kamu tetap prioritas kok buat aku!”
“Apaan sih kok kamu ngomong kayak begitu? Aku nggak akan pernah mau ya untuk dijadikan yang kedua sama kamu pokoknya cepat atau lambat kamu harus ceraikan istri kamu itu! Kamu sadar dong aku ini seorang perempuan aku nggak mau dipandang oleh orang lain itu rendah, jadi aku harap kamu segera menceraikan dia!”
Karena nggak mau pembahasan mereka ini mulai berkesan kemarin maka dari itu Fajar pun tidak mendengarkan secara rinci ucapan yang diucapkan oleh selingkuhannya, karena menurutnya ini akan menjadi bumerang untuk hubungan mereka di ke depan nanti.
Sepanjang jalan dia merasa bete banget dengan sikap Fajar yang seperti itu, padahal jelas-jelas Fajar sudah berusaha untuk tetap sabar tapi ia merasa ngambek dan nggak suka aja dengan alasan yang sangat tidak masuk akal. Padahal setiap hari sudah seperti ini, kenapa malah bisa-bisanya terlambat?
“Ini orang kenapa sih keras kepala banget, gue udah sabar selama ini dia selalu aja ngomong kayak begitu! Gue sama sekali nggak suka sama sikap dia yang kayak begini! Kalau bukan gue karena sayang sama dia gue nggak akan pernah untuk mempertahankan hubungan gue, Untung aja gue masih sayang sama dia! Kalau nggak gue bakalan tinggalin dia dari dulu!”
“Ya udah kalau gitu aku berangkat kerja dulu ya! Kamu jangan ngambek-ngambek kayak begitu dong! Kamu tuh cantik masa ngambekan kamu bakalan menghilangkan kecantikan kamu sih? Udahlah nanti aku jemputnya pulangnya jangan yang kayak gitu dong cantik?”
Dengan kata-kata gombalan seperti itu aja membuat Sekar merasa terpesona dan langsung memaafkan Fajar segeralah ia turun dari mobil lalu melambaikan tangan perlahan masuk ke dalam kantor.
Rupanya setelah sudah masuk ke kantor ada beberapa karyawan yang gak suka dengan Sekar dan menggosipkan kalau Sekar ini perusak hubungan rumah tangga orang lain. Dan ia pun sama sekali nggak peduli.
“Kenapa ya dia tuh nggak berubah dari dulu? Selalu aja deketin cowok orang selalu deketin suami orang ih gue takut deh kalau misalkan punya cowok tapi kenal sama Sekar! Sebenarnya dia itu punya pesona yang kayak gimana sih jadi kayak begitu orangnya?”
Sekar sama sekali nggak peduli segera ia masuk ke dalam ruangan ini untuk melakukan pekerjaan di pagi hari ini. Walaupun banyak banget hal yang gak mood yang membuat Sekar seolah-olah nggak menyukai.
“Loh kalian kenapa masih ngerumpi di sini ayo buruan kerja tugas kalian kantor ini kan buat bekerja? Ayo bubar jangan ngobrol-ngobrol lagi ini udah saatnya untuk kalian bekerja!”
Segeralah mereka membubarkan diri ketika pimpinan sudah datang dan mereka masuk ke dalam ruangan masing-masing untuk mengerjakan pekerjaan.
Hari ini sangat melelahkan sekali membuat Sekar merasa capek banget tadi di kantor, kejadian-kejadian tidak disangka-sangka terjadi. Namun sembari ia ingin mendudukkan diri di sofa ruang tamu mama tiba-tiba aja langsung menghampirinya. “Sebentar lagi aku bakalan mandi, di dalam kamar aku pengen rebahan dulu di sini soalnya capek banget!”
“Sekar, Mama pengen ngomong sesuatu sama kamu tapi mama harap kamu harus bisa menerimanya dengan sangat baik ya! Ini tentang hubungan kamu sama Fajar!”
Seolah sekarang langsung merubah posisinya menjadi lebih baik dan pasti banget mama mengatakan hal yang membuatnya tidak suka tapi ya berusaha untuk sabar dan biasa aja.
“Tentang apalagi sih mah aku udah capek deh ngedengerin Mama ngomong selama ini sama aku? Aku tahu pasti Mama melarang aku kan?”
Tarikan napas adalah jalan satu-satunya dan Sekar pun mencoba untuk tetap duduk di sana walaupun sudah merubah posisi. “Aku tahu Mah, aku mencintai laki-laki yang salah! Tapi dia salah juga mencintai perempuan seperti aku yang jelas-jelas dia itu sudah memiliki seorang istri? Tapi karena kita saling mencintai jadi alasan itu nggak penting lagi untuk kita berdua! Udahlah yang ngejalanin hubungan kan aku sama dia jadi nggak usah terlalu dipikiran atau kayak gimana, Mama nggak bakalan ribet kau dalam permasalahan kita!”
“Apakah kamu mencintainya? Em sampai-sampai kamu ngomong kayak begitu?”
“Iya Mah aku sangat mencintainya makanya aku nggak peduli sama ucapan orang di luaran sana yang ngata-ngatain aku sebagai pelakor lah, selingkuhannya lah, aku nggak peduli sama sekali! Yang paling penting adalah aku sayang sama dia aku cinta sama dia dan dia juga cinta sama aku ya kenapa nggak?”
“Sekar, tapi kamu ngapain sih menjalin hubungan dengan laki-laki yang sudah memiliki istri? Emangnya kamu nggak malu apa kalau misalkan suatu saat kalian ketahuan kalian memiliki hubungan satu sama lain? Sekar, kamu harus sadar dong kamu tuh orang perempuan? Kamu nggak boleh kayak begitu kamu harus berhenti mencintai laki-laki yang sudah memiliki seorang istri!”
“Ya ampun mah kita berdua tuh saling mencintai satu sama lain Fajar itu mencintai istrinya itu hanya sekedar pura-pura doang, dia pengen menguras uang dari perempuan itu makanya mereka menikah satu sama lain! Jadi aku yakin cepat atau lambat ketika dia sudah mendapatkan semuanya maka dia bakalan menceraikan istrinya itu, dan yang paling penting adalah kita berdua saling mencintai! Jadi nggak usah berpikir yang enggak-enggak!”
Mama hanya bisa mengelus dada dengan sikap Sekar yang seperti itu, ya sama sekali nggak nyangka memiliki seorang anak mengambil suami dari istri orang lain. Dia berdoa kepada sang pencipta agar bisa dibukakan hatinya jauh lebih sadar kalau ini bukan sesuatu hal yang baik.
Ketika berada di dalam kamar Sekar pun mengomel-ngomel nggak jelas mengatakan kalau misalkan nggak suka banget dengan hubungan antara Fajar dan Ranti, ia sangat yakin mereka berdua bakalan bercerai.
Bahkan teman-teman di kantor pun sudah tahu sebenarnya hubungan mereka berdua kalau hubungan ini adalah hubungan terlarang. Karena waktu itu sempat kepergok Sekar sedang marah-marah kepada Fajar karena terlalu membahas istrinya Fajar. Salah satu karyawan membeberkan ke karyawan yang lain tentang berita gosip ini dan membuat Sekar benar-benar merasa malu waktu itu! Tapi karena ia mencintai Fajar dan nggak mau kehilangannya maka dari itu ia pun mau untuk untuk mendengarkan ucapan dari mereka, yang paling penting adalah ia bahagia dengan laki-laki pilihannya walaupun mungkin ini adalah cara yang salah.
“Apa gue minta dia buat nikahin gue aja ya? Kan bisa nikah siri secara diam-diam? Gue nggak mau direndahkan kayak begini sama orang-orang sekitar! Nyebelin banget sih orang-orang kenapa nggak cuek aja gue kan juga nggak ngikutin kehidupan mereka kayak gimana nyebelin banget!”
Fajar sibuk terus ya?