loader image

Novel kita

Menikah Rasa Berpisah – Bab 12

Menikah Rasa Berpisah – Bab 12

Keterlaluan
69 User Views

“Kamu yakin mau ikut aku ke atas?” tanya Amsal seraya menatap ke arah Melani sebelum mereka turun dari mobil dan menyerahkan kunci ini kepada petugas guide tour-nya.

“Yakin sayang, aku akan menemanimu sampai ke kamar. Aku tidak mau kamu dimarahin sama istrimu itu, biar aku yang dimarahin karena udah nyita waktu kamu buat aku.” Melani tersenyum hangat sambil memeluk lengan Amsal.

“Tidak akan sayang, dia tidak akan pernah bisa menyakitimu. Dia adalah wanita yang bodoh dan penurut, jadi dia tidak akan menang jika berdebat denganku,” tukas Amsal yang pada akhirnya mengizinkan Melani ikut bersamanya.

Mungkin saja Melani sudah gila karena dia ingin menunjukkan secara terang-terangan hubungannya bersama Amsal di depan Jasmin. Ia harus berhasil membuat Jasmin yang mundur, jika Amsal yang mundur maka sudah jelas Amsal akan kena amuk Ayah Lukman.

Mereka terlihat bergandengan tangan saat memasuki lift menuju ke lantai atas di mana kamar Amsal dan Jasmin berada. Amsal tidak pernah keberatan dengan apa yang dilakukan Melani karena saat ini ratunya adalah Melani. Amsal akan selalu membela Melani di depan Jasmin, itulah mengapa Melani memiliki keberanian.

Dari dalam kamarnya, Jasmin sudah selesai makan dan berdandan secantik mungkin. Walaupun perutnya semakin besar, Jasmin tetap terlihat cantik dan menawan. Dulu Amsal sampai tergila-gila dengannya, entah mengapa saat ini Amsal justru meninggalkannya dan sering memilih pergi bersama Melani. Jasmin tidak habis pikir apa yang salah. Jika pernikahan mereka yang salah, berarti Amsal tidak benar-benar mencintainya. Seharusnya ia senang dan bangga karena ia bisa memberikan keturunan untuk dirinya. Tetapi Amsal justru membenci anak yang ada di dalam kandungannya sehingga membuat mereka terikat pada pernikahan ini.

‘Ting, Tong!’

“Itu pasti Mas Amsal,” ucap Jasmin pelan sambil berjalan menuju ke arah pintu dan hendak membukakannya.

Tangan Jasmin sudah berada di kenop pintu dan ia cukup gugup untuk menghadapi kepulangan Amsal. Ia harus bisa menegaskan kepada Amsal untuk tidak seenaknya pulang dan pergi, apalagi sampai berada sekamar dengan Melani. Tapi Jasmin juga takut membuka pintu ini karena tadi Melani bilang akan datang ke sini. Kalau saja benar, Jasmin sudah bersiap untuk menjambak rambutnya.

‘Ceklik.’

“Kalian?!” Jasmin membulatkan matanya dengan terkejut melihat pemandangan di hadapannya saat ini.

Bagaimana dia tidak panas dan terbakar api cemburu saat suaminya pulang dengan membawa wanita lain setelah mereka berdua tidur sekamar, bahkan tangan Melani menggandeng tangan Amsal seperti sepasang kekasih. Sejak menikah saja Jasmin tidak pernah seintim itu dengan Amsal, bahkan mereka tidak pernah berhubungan badan, Amsal selalu tidur membelakanginya meski berada di atas satu ranjang.

Amsal dan Melani masuk begitu saja melewati Jasmin yang melongo. Ekspektasi Jasmin akan langsung menjambak, menampar Melani, tapi nyatanya ia hanya bisa diam dengan perasaan hancur. Begitu Melani dan Amsal telah masuk di dalam, Jasmin segera menutup pintunya. Ia berjalan cepat menuju ke arah Melani.

‘Plak!’

“JASMIN! APA YANG KAMU LAKUKAN?!” bentak Amsal seraya mendekat ke arah Melani yang pipinya ditampar oleh Jasmin.

Melani menutup setengah wajahnya dengan rambutnya yang panjang. Ia masih memegangi pipinya yang terasa panas atas tamparan Jasmin. Itu tidak masalah baginya, yang terpenting Amsal harus membelanya dan Amsal bisa bertengkar dengan Jasmin.

“Kamu! Seharusnya aku yang bertanya padamu, Mas!”

“Apa? Kamu mau mengancamku, hah?! Kamu mau ngajak pisah dan membuat anakmu itu tidak memiliki Ayah?” balas Amsal dengan mata melotot tajam, sementara tangannya sedang memeluk Melani dari samping.

“Kamu selingkuh dengan perempuan murahan ini, Mas! Semua firasatku benar, dasar perempuan murahan!” Jasmin hendak menampar Melani lagi, tetapi tangannya tertahan dengan cengkeraman tangan Amsal, lalu tanpa ada perasaan sama sekali pria itu menjatuhkannya sampai terduduk di sofa. Jasmin syok sekali, ia langsung memegangi perutnya karena ia tidak ingin bayinya kenapa-napa.

“Asal kamu tahu, justru kamu itu wanita murahan yang sudah memfitnah Melani. Jangan pernah kamu lakukan lagi kekerasan kepada Melani, aku sudah pulang sesuai permintaan kamu ya. Jangan membuatku marah dan semakin kesal denganmu!” bentak Amsal seraya menatap tajam Jasmin.

Kembali lagi Jasmin menangis, ia sakit sekali sebagai istri sahnya justru dipermalukan di depan Melani. Ia berjanji akan membuat wanita itu menyesal karena sudah menyebabkan rumah tangganya dengan Amsal hancur.

“Ayo sayang, kita ke kamar. Lebih baik kamu tidur di sini saja untuk malam ini. Dan kamu tidur di sofa!” ucap Amsal seraya menatap ke arah Jasmin.

Jasmin melotot lebar, ia hendak menolak dan ingin kembali menyeret Melani keluar dari kamar hotelnya ini. Sayangnya, ia kalah cepat karena Amsal langsung menutup kamar tersebut dengan sangat keras.

“Sialan kamu, Mas! Buka pintunya! Pelakor kamu Melani! Keluar dari sini!” Jasmin berteriak dengan sangat histeris, ia bahkan terus menggebrak pintu kamarnya dengan kedua tangannya.

‘Brak! Brak! Brak!’

Sementara di dalam sana Melani sangat senang. Ia tersenyum bahagia saat Amsal tidak melihatnya, lalu pura-pura sakit agar Amsal tidak memperdulikan Jasmin.

“Apakah sakit sayang?” tanya Amsal seraya menyentuh pipi Melani dengan tangan kekarnya.

“Rasanya panas dikit sih, Mas. Tapi tidak masalah. Aku justru kasihan kamu mengunci kamar dan membiarkan Jasmin di luar sendirian. Apalagi kamu membiarkan dia tidur di sofa di posisi hamil. Kasihan Mas, biar aku pulang saja dan kamu suruh Jasmin tidur di dalam. Bagaimana pun juga dia adalah istrimu,” ucap Melani seraya menatap Amsal.

“Biar saja Melani, kamu tidak usah terlalu peduli dengannya.” Amsal memeluk Melani dan mengusap-usap perutnya.

“Aku hanya kasihan, tidak peduli padanya sama sekali.”

“Lalu? Kamu mau aku menyuruhmu pulang dan aku bermesraan dengan wanita itu?”

“Tidak juga sih, aku sebenarnya juga cemburu tapi aku bisa apa karena aku bukan siapa-siapa kamu,” ucap Melani sambil menunduk sedih.

“Hei,” panggil Amsal seraya menarik tangan Melani dan menggenggamnya erat.

“Kamu itu penting buat aku. Bahkan saat ini dan selamanya kamu lebih penting dari pada dia. Aku janji setelah semuanya selesai aku akan menceraikan Melani. Kamu ingin menungguku, ‘kan? Kita bisa hidup bahagia sayang, aku akan menikahimu.” Amsal berucap dengan sungguh-sungguh, ia menatap Melani dalam, membuat jantung Melani berdebar-debar hebat.

“Aku mau mandi dulu,” ucap Amsal seraya beranjak dari duduknya setelah beberapa detik mereka saling tatap.

“Aku boleh ikut?” seru Melani.

“Oh, tentu. Kita bisa mandi bersama sayang.”

Melani tersenyum senang karena ternyata Amsal juga meninggikan suaranya, pikir Melani pasti Jasmin sudah terbakar cemburu di luar sana. Ia akan sangat kesal dan marah. Ini bagus sekali, semakin hancur rumah tangga Jasmin dan Amsal, semakin membuat Melani menang karena ia bisa mendapatkan Amsal.

Bahkan sebelum masuk ke dalam kamar mandi, Melani melepaskan semua pakaiannya di kamar ini. Amsal yang sudah berada di dalam, sementara Melani diam-diam membuka pintu kamar baru setelah itu ia berlari ke dalam kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. Ia akan membuat desahan hebat bersama Amsal, lalu Jasmin masuk ke dalam kamar menyaksikan pakaian dalamnya tercecer di kamarnya. Ini adalah hadiah bulan madu untuk Jasmin, Melani benar-benar seperti ratu yang berkuasa walaupun ia bukan istri sah Mas Amsal.

Menikah Rasa Berpisah

Menikah Rasa Berpisah

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2023
Rasa itu hilang saat ikatan cinta telah dikobarkan. Aku ingin menyesal tapi tidak mungkin aku mengajukan perceraian bukan? Keluargaku menjodohkan ku dengan lelaki yang tak pernah pulang malam dan tidak pernah menemaniku lagi. Entahlah! dia tidak mungkin menyewa wanita lain di luaran sana bukan? entah dia bosan atau tidak, namun yang pasti dia telah menyayat hati ini perlahan. Membuang rasa yang pernah dititipkan, dan meniadakan kata janji yang telah di ikrarkan.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset