loader image

Novel kita

Mimpi Buruk Jingga – Bab 8

Mimpi Buruk Jingga – Bab 8

Semua Tentang Jingga
74 User Views

“Dia Ayah tiriku, entah bagaimana dia di Jakarta. Saat itu aku pulang kerja dan dia melihatku, dia menghampiriku dengan seringainya. Sepertinya dia dendam padaku, karena aku telah melaporkannya ke polisi dan membuatnya di penjara. Saat aku melihatnya, aku langsung berlari sekencang-kencangnya. Hanya itu yang aku pikirkan saat itu, aku benar-benar takut. Makanya aku nekat memberhentikan mobil,” Jingga berhenti sejenak menghela nafas panjang.

“Aku mengerti, aku juga berpikir kalau wanita sepertimu tidak akan mudah mempercayai orang begitu saja, jika tidak dalam keadaan terdesak. Apa kamu tidak bertemu lagi dengan ayahmu itu?” tanya Satya dengan tatapan mata menyelidik.

“Tidak, aku berharap tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Jujur aku sangat takut, tapi berlari pun aku tidak bisa. Aku tidak mungkin terus menghindar dan terus bersembunyi, mau tidak mau aku harus menghadapinya. Tapi sebenarnya saat ini aku belum siap bertemu dengannya. Karena aku belum punya kekuatan apapun, untuk biaya Rumah Sakit saja itu sudah sangat besar,” mata Jingga menatap nanar ke depan.

“Oh iya, kamu tinggal dengan siapa?” Satya penasaran setelah mendengar ibunya Jingga di Rumah Sakit Jiwa dan ayahnya meninggalkan keluarganya.

“Aku tinggal di rumah seseorang yang sudah menolongku. Saat itu dia tahu bagaimana perjuanganku datang ke Jakarta bersama ibu. Ibuku belum seperti sekarang, tapi dia mulai diam tidak bicara sepatah kata pun. Pak Danu namanya, keluarganya telah menolongku. Dia yang membantuku untuk memasukan ibu ke Rumah Sakit Jiwa dan dia memperbolehkan aku tinggal di rumahnya. Sebenarnya aku sulit percaya pada orang, apalagi laki-laki. Aku benar-benar takut, tapi istri dan kedua anaknya membuat aku nyaman. Jadi aku berusaha untuk mempercayai mereka dan ternyata Pak Danu dan keluarganya memang benar-benar baik. Pak Danu sangat menyayangiku seperti anaknya. Meski aku tidak pernah diberikan kasih sayang oleh ayah, aku merasakan sedikit kasih sayang dari Pak Danu sebagai ayah.”

“Jadi itu bukan rumahmu? kamu tinggal dengan orang lain?”

“Iya, aku tinggal dengan orang lain tapi mereka sudah menganggapku seperti keluarga. Aku merasa beruntung dipertemukan dengan keluarga Pak Danu setidaknya aku masih punya tempat untuk berlindung.” Jingga mengangkat kedua sudut bibirnya.

“Kalau begitu pulang kerja,  aku akan menjemputmu dan mengantarmu pulang ke rumah,” ujar Satya khawatir, mata Jingga membola.

“Tidak, tidak perlu!” Jingga menolak tawaran Satya karena Jingga tidak mau jadi punya banyak hutang budi.

“Aku khawatir Jingga, aku takut kamu bertemu lagi dengan ayah tirimu. Tidak apa-apa, aku akan menjemputmu. Kamu pulang jam berapa?” tanya Satya penuh kekhawatiran.

“Aku pulang jam 09.00 malam, jangan menjemputku, aku sudah biasa sendiri lagi pula jalan Jakarta masih ramai. Aku juga sudah mempersiapkan diriku jika aku bertemu dengannya lagi. Kamu tidak perlu khawatir, waktu itu aku hanya terkejut belum mempersiapkan diri. Sehingga aku benar-benar ketakutan, tapi aku sekarang sudah bertekad untuk menghadapi semuanya dan tidak bersembunyi lagi. Aku pun lelah bersembunyi. Ayah tiriku mungkin dendam padaku, karena aku melaporkannya ke polisi dan mengajukan tuntutan karena kematian adikku disebabkan olehnya,” Jingga tidak ingin merepotkan Satya, meskipun sesungguhnya Jingga tidak seberani itu menghadapi Ayah tirinya.

“Aku mengerti Jingga, aku mengerti. Tapi tetap saja kamu tidak bisa melarangku, nanti malam aku akan menjemputmu!” Satya tidak mau menggubris larangan Jingga.

“Sudah kukatakan tidak usah,” mata Jingga menatap manik mata Satya.

“Aku tidak bisa tenang, nanti akan kita pikirkan solusi agar kamu tidak pulang malam lagi.”

“Maksudmu apa? aku kerja dari siang sudah pasti sampai malam. Karena paginya aku harus kuliah,”

“Aku akan berusaha mencari pekerjaan untukmu yang tidak pulang malam,” Satya menatap mata sendu Jingga penuh makna.

“Terima kasih Satya, karena kamu mau mendengarkan ceritaku dan berteman denganku. Aku merasa sedikit lega karena sekarang aku mempunyai teman untuk berbagi cerita,” Jingga turun dari mobil lalu melambaikan tangan kepada Satya. Entah kenapa Satya merasa sangat bahagia bisa bersama dengan Jingga, kepedihan gadis itu membuat Satya semakin ingin melindunginya dan ketegarannya membuat Satya mengaguminya.

Satya mengemudikan mobilnya sambil berpikir bagaimana cara membantu Jingga agar dia tidak bekerja di restoran dan pulang malam.

“Apa yang harus aku lakukan untuk membantunya? Oh iya, bagaimana kalau dia bekerja di rumahku saja. Bukankah di rumah juga banyak membutuhkan pelayan, jadi dia bisa tinggal di rumahku. Dia akan aman, aku akan mencoba bertanya pada kepala pelayan pekerjaan apa yang cocok untuknya. Aku akan tanya sama Mama, semoga Mama menyukainya karena kalau aku rekomendasikan bekerja di kantor itu tidak mungkin. Pekerjaan di kantor harus dari pagi sampai sore, sedangkan Jingga harus kuliah. Setidaknya dia bisa melakukan pekerjaan di pagi hari sebelum berangkat kuliah. Lalu sepulang kuliah dia bisa mengerjakannya lagi, semoga saja Jingga mau menerima usulanku agar hatiku pun tenang. Kalau begitu aku lebih baik pulang dulu untuk menanyakan pada Mama tentang pekerjaan ini. Semoga saja Mama setuju dengan usulanku,”

Satya melajukan mobilnya menembus kemacetan jalanan Jakarta. Sesampainya di rumah dengan pagar tinggi dan halaman yang luas, Satya menghentikan mobilnya. Pak Satpam sudah tahu siapa yang datang, sehingga dia cepat-cepat membuka pintu pagar. Satya mengendarai mobil dengan perlahan memasuki halaman rumah dan memarkir mobilnya di parkiran keluarga. Dengan cepat Satya memasuki rumahnya yang berdiri kokoh bak istana. Satya langsung mencari keberadaan Mama dan ternyata Mamanya sedang berada di taman belakang.

“Halo Ma,”Satya langsung duduk di sebelah Mama.

“Halo sayang, tumben kamu mencari Mama biasanya langsung istirahat di kamar. Ada apa?”

“Iya Mah, aku udah perlu sama Mama,” Satya menatap mata Mama sebelum mengungkapkan keinginannya.

“Ada apa?” Mama mengernyitkan keningnya hingga kedua alisnya menyatu.

“Jadi begini, aku mempunyai teman. Dia sedang kesulitan, sekarang dia tinggal di sebuah rumah yang bukan keluarganya. Tapi keluarga itu baik mau menerimanya, hanya saja tentu dia merasa tidaknya enak harus tinggal dan menumpang di sana. Dia bekerja di sebuah restoran dengan gajinya yang tidak seberapa, kalau pulangpun malam. Aku melihatnya sangat khawatir seorang wanita pulang malam-malam. Jadi aku ingin membantunya, bagaimana kalau dia menjadi pelayan di sini. Tapi dia kuliah di kampus yang sama denganku. Dia anak yang pandai dan mendapat beasiswa,”

Satya menghela nafas sebelum melanjutkan ceritanya.

“Hemm, jangan-jangan kamu naksir ya sama dia sampai-sampai kamu berusaha untuk menolongnya,” Mama mencoba menerka isi pikiran Satya. Dan Satya tahu benar ini adalah jebakan untuknya, Satya tidak ingin mengatakan kalau dia menyukai Jingga karena pasti Mamanya akan melarang untuk menjadikannya pelayan di rumahnya. Satya tahu Mama dan Papanya sudah memilihkan pasangan untuknya.

“Aku hanya kasihan, karena ibunya pun sedang sakit. Dia dirawat di rumah sakit dan dia harus membiayai biaya rumah sakit itu.”

“Mama senang sekali kamu mempunyai jiwa yang selalu ingin menolong orang. Mama sangat tahu kamu selalu seperti itu. Oke ajak saja dia ke sini, kalau memang gadis itu baik, Mama akan menerimanya. Dia bisa bekerja sebelum berangkat kuliah dan sepulang kuliah sampai malam dan dia bisa tinggal di sini, satu kamar dengan Bi Surti yang sendirian.”

“Terima kasih Ma, terima kasih banyak aku akan mengatakan kabar baik ini kepadanya. Besok aku akan mengajaknya bertemu dengan mama.”

Mimpi Buruk  Jingga

Mimpi Buruk Jingga

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Ayu Jingga Pramudya gadis introvert. Ibunya gila karena Ayah tirinya menyebabkan adiknya bunuh diri. Satya Mahendra, anak pengusaha kaya yang jatuh hati pada Jingga dan melindunginya dari kejaran Ayah tirinya. Namun hubungan keduanya tidak mudah, perbedaan status menjadi penghalang mereka. Akankah mereka bisa melalui berbagai rintangan yang datang menguji cinta mereka?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset