"Yeah… bisa dibilang, kami mengontrakkan rumah itu sama kamu dengan harga modal,” jelasku. “Kamu tahu apa maksudnya? Artinya, kami nggak dapet untung apa pun dari transaksi ini." "Mmm... iya," tanggap Rina. "Tapi, kalian juga nggak akan rugi apa-apa, ‘kan?" “Wow!” dengan gestur bercanda, Fey bertepuk tangan. “Kita semua pernah dapet materi Pengantar Bisnis, ‘kan? "Iya," Rina mengangguk. "Sewaktu kuliah. Tapi..." "Aku yakin, mata kuliah Pengantar Bisnis ngebahas konsep hot and cold market," aku menuturkan. "Saat ini, pasar sedang panas untuk properti sewaan. Aku yakin, kamu udah tahu soal ini ketika punya niat untuk mengontrak rumah, ‘kan? Bisa dibilang, saat ini ada lima orang yang kepingin mengontrak setiap satu unit rumah, ‘kan?" Rina kembali mengangguk. "Jadi, kalau kami nggak mengontrakkan rumah itu sama kamu, kami bisa dapet orang lain yang juga mau mengontraknya dengan harga penuh, ‘kan?" sambungku. Rina menatap kami. "Sebenernya, apa yang kalian mau?" "Kami kepingin kamu kasih kompensasi lain untuk kami, karena udah kasih potongan biaya sebesar Rp 1.625.000 perbulan," Fey yang menjawabnya. “Itu uang yang nggak sedikit, lho! Adil, ‘kan, kalau kami ngebantu kamu, dan kamu juga harus ngebantu kami?” “Kompensasi dalam bentuk apa?” tanya Rina, sambil menatapku dan Fey secara bergantian.