loader image

Novel kita

Penyesalan Sang Pelakor – Bab 6

Penyesalan Sang Pelakor – Bab 6

Pesta yang Gagal
71 User Views

Linda benar-benar serius dengan ucapannya. Sore itu dia menyiapkan segala kebutuhan pesta seperti makanan, minuman, dan beberapa dekorasi. Tak lupa dia kembali menghubungi Nisya untuk mengingatkan jika nanti malam dia jadi mengadakan pesta.

Sekitar pukul 19.00 beberapa teman cewek di kantor Linda datang. Memang tidak semua karena sebagian besar dari mereka tak begitu suka dengan Linda. Hanya tiga orang yang datang, Nisya, Tara, dan Elis. Mereka bertiga ini yang selama ini mau berteman dengan Linda walaupun tak begitu dekat.

Ketiga cewek itu duduk di sofa Linda dengan canggung karena ini baru pertama kalinya mereka ke apartemen Linda. Sementara Linda sangat senang dan bersemangat. Dia menyiapkan semua makanan dan minuman di meja dan menyuruh teman-temannya sedikit bersantai.

“Santai aja, kita senang-senang malam ini,” kata Linda.

Nisya, Tara, dan Elis saling pandang dan mengangguk setuju. Mereka berusaha lebih santai dan menikmati suguhan yang disediakan Linda. Akhirnya setelah mengobrol sekitar setengah jam lamanya, suasana yang tadinya kaku dan canggung pun mencair. Mereka makan dan nonton drakor bersama dengan sangat seru.

“Sebenarnya kamu tuh asyik Lin,” puji Tara.

“Aku emang asyik dari dulu,” sahut Linda.

“Linda itu asyik, tapi sayangnya …. “ Nisya tak melanjutkan kalimatnya sehingga membuat semua orang melirik ke arahnya, “Gak usah diterusin deh!” lanjutnya.

“Sayangnya aku pelakor??” tebak Linda cuek. Tara dan Elis langsung mendelik, takut suasana akan menjadi kembali canggung gara-gara menyinggung soal itu.

“Kamu sendiri ya yang ngomong, bukan aku,” kata Nisya.

“Iya emang aku yang mengakuinya kok. Karena aku tahu apa yang ada di dalam otak kalian,” balas Linda tetap dengan gayanya yang santai, “Santai aja, gak usah tegang kayak gitu. Udah biasa juga aku disebut pelakor. Tapi kan kenyataannya tak seperti itu.”

“Maksudnya? Bukannya pak Yusuf emang belum pisah ya Lin?” tanya Elis polos. Tara sontak menyikut perutnya dan membuat Elis memekik.

“Ya belum pisah secara hukum. Tapi mereka sudah pisah ranjang cukup lama,” jawab Linda. Ketiga temannya manggut-manggut mengerti.

“Emang bener begitu? Karena kelihatannya mereka baik-baik aja,” kata Tara.

“Iya, bulan lalu aku melihat bu Natusha ke kantor. Mereka tak terlihat ada masalah,” tambah Elis.

“Kita gak pernah tahu masalah rumah tangga orang. Ibaratnya, itu rahasia dan aib yang ditutup rapat-rapat. Apa yang kita lihat diluar, belum tentu sama baiknya di dalam sana,” timpal Nisya menambahkan. Linda mengangguk setuju.

“Bener tuh! Mas Yusuf hanya berpura-pura baik dan tidak ada apa-apa agar tidak menjadi gunjingan orang, sementara sebenarnya dia menunggu waktu yang tepat untuk mengakhiri pernikahannya.”

Tara, Elis, dan Nisya kembali saling pandang. Mereka tak tahu harus percaya kepada Linda atau tidak. Tapi, sepertinya Linda benar-benar jatuh cinta dan percaya kepada mas Yusufnya itu. Mereka takut, kalau di sini justru Linda lah yang menjadi korban, bukan Natusha.

“Kamu percaya sama dia, Lin?” tanya Nisya ragu.

“Mas Yusuf? Ya percaya dong! Kami sudah berhubungan cukup lama dan serius,” tegas Linda, “Kenapa kamu nanya begitu?”

“Karena namanya cowok, kita tak pernah tahu isi hatinya seperti apa. Kadang mereka manipulatif dan gak mau salah,” kata Nisya.

“Pak Yusuf juga terkenal genit sama wanita,” tambah Elis. Lagi-lagi celetukan polosnya membuat Tara mendelik. Sebenarnya, hampir semua orang di kantor sudah tahu kelakuan manajer mereka itu, khususnya para pegawai lama. Yusuf memang selalu genit kepada para wanita. Tak satu dua orang yang mengaku pernah digoda Yusuf, dicolek, bahkan merasa dilecehkan secara verbal maupun fisik. Tapi, mengungkap semua itu di depan Linda yang berstatus kekasihnya, sepertinya bukan ide bagus.

“Genit gimana? Dia itu memang ramah kepada semua orang, jadi wajar kalau ada yang berpikiran lebih. Cewek-cewek itu aja yang kegeeran,” sahut Linda tak setuju.

Melihat Linda tak percaya pada pernyataan Elis, Nisya pun ikut merasa kesal. Dia termasuk karyawan lama di kantor tersebut, jadi dia juga tahu kalau gossip yang diungkapkan Elis itu benar adanya. Dia sendiri juga menjadi saksi jika selama ini Yusuf dekat dengan beberapa wanita, dan Linda bukanlah selingkuhan pertamanya.

“Tapi Elis benar, Lin. Kami bukan mau menjelekkan Yusuf, kami hanya ingin kamu lebih berhati-hati. Jaman sekarang jangan terlalu percaya sama orang,” tambah Nisya membenarkan. Linda cemberut.

“Kalian kenapa sih? Kalian itu hanya iri tahu gak karena aku berhasil memikat manajer kalian!” sewot Linda.

“Ngapain iri? Suami orang juga!” sahut Tara sebel, “Kami malah jengkel sama pak Yusuf karena terus gonta-ganti cewek.”

“Kok kalian semakin menjelekkan mas Yusuf gitu? Masalah kalian apa? Kalian gak terima kalau aku mau nikah sama dia???” Linda mulai emosi karena ketiga temannya itu terus menyudutkan Yusuf.

“Halah, emang love is blind,” celetuk Tara. Elis dan Nisya hanya menghela nafas melihat Linda membela Yusuf mati-matian.

“Bu Natusha itu orang baik dan terpelajar Lin, kamu sudah pernah ketemu sama dia gak? Jadi gak mungkin lah orang sebaik itu diceraikan, atau emang cowoknya aja yang gak bener.” Nisya masih belum menyerah untuk meyakinkan Linda jika apa yang dilakukan temannya itu salah.

“Baik apanya? Mengumbar aib suaminya di depan umum itu baik? Justru kalian yang salah. Selama ini mas Yusuf sudah berbaik hati menutup aib Natusha agar dia sendiri yang terlihat buruk di mata kalian,” balas Linda ketus.

“Dan kamu percaya Lin?” tanya Tara heran.

“Sudah kubilang, aku percaya 1000 persen sama mas Yusuf. Dia itu baik dan cinta sama aku, kalian aja yang gak tahu!” tegas Linda.

“Baik karena sedang dalam masa promo,” celetuk Elis lagi, “Kalau sudah nikah nanti baru ketahuan kedok aslinya gimana.”

“CUKUP!” bentak Linda penuh emosi. Dia berdiri dan berkacak pinggang, serta melotot ke arah tiga cewek di depannya, “Sudah cukup sampai sini kalian menjelekkan mas Yusuf!”

“Kami bukan menjelekkan, kami bicara jujur biar kamu ngerti!”

“Aku jauh lebih mengerti siapa dia daripada kalian! Jadi kalian jangan sok tahu! Kenal aja enggak, sudah berani menuduh orang kayak gitu!” bentak Linda semakin marah.

Tara, Elis, dan Nisya pun menghela nafas. Sepertinya, bicara seperti apapun tak ada gunanya, karena Linda sudah sangat jatuh cinta dan tenggelam dalam permainan Yusuf. Mereka merasa iba pada Linda karena justru Linda lah yang tak tahu apa-apa.

“Aku mengundang kalian kesini untuk berpesta, bukan menjelekkan calon suamiku!” bentak Linda lagi, “Kalau tujuan kalian seperti itu, lebih baik kalian pergi saja!” usirnya.

“Ya sudah, kami juga terpaksa kok datang ke sini,” sahut Elis santai sambil beranjak dan membawa tas nya. Tara dan Nisya pun mengikutinya dan berjalan menuju pintu. Tapi saat membuka pintu, Nisya berbalik ke arah Linda untuk menyampaikan pesan terakhir.

“Ingat Lin, karma itu ada. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari.”

***

Penyesalan Sang Pelakor

Penyesalan Sang Pelakor

Score 10
Status: Completed Type: Author: Released: 2023
Memiliki wajah cantik dan tubuh seksi, adalah anugerah bagi Linda. Namun sayangnya ia memakai kelebihannya itu untuk berbuat dosa. Yaitu menjadi selingkuhan pria beristri. Bahkan, Linda membuat sang lelaki yang bernama Yusuf itu menceraikan dan meninggalkan Natusha, istrinya. Tapi ternyata cinta tak seindah dongeng, apalagi jika semua didapatkan dengan cara yang salah. Tanpa menunggu lama, Linda pun seakan mendapatkan karma atas kesalahannya itu. Kedok Yusuf terbongkar dan semua janjinya ternyata palsu. Hingga akhirnya, yang dirasakan Linda hanyalah sebuah penyesalan yang dalam. Apakah yang akan terjadi pada Linda ketika dia mulai bertobat dan menyesali semuanya? Apakah dia masih bisa lepas dari jeratan Yusuf, dan mendapatkan maaf dari Natusha untuk semua kesalahan yang sudah ia lakukan?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset