loader image

Novel kita

Sang Dewa Cinta – BAB 10

Sang Dewa Cinta – BAB 10

Jati Diri Sebenarnya
95 User Views

“Lo nipu gue, ya?” tukas Radit.

Deska mengerutkan dahi sebentar sebelum membalas, “Nipu Kakak? Maksudnya gimana, ya?”

“Nggak usah pura-pura nggak tahu, deh,” tuduh Radit lagi hingga menyudutkan Deska.

Deska masih bergeming melihat Radit yang sedang kesal padanya. “Lo memanipulasi struk pembelian ponsel dan itu bukan ponsel yang baru aja lo beli. Melainkan ponsel yang dibeli bulan lalu sama lo, ‘kan?” tebak Radit.

Deg!

Jantung Deska seolah berhenti sejenak barusan. Bagaimana bisa Radit menyadarinya secepat itu? Memang benar, Radit bukan orang yang bodoh. Tapi nggak mungkin juga dia sepintar itu untuk mengetahuinya dalam waktu sehari semalam saja.

“Dih, ditanyain malah bengong. Jawab dong yang jujur!” perintah Radit seolah tak ingin dibantah.

Merasa dirinya sudah berada di ujung tanduk, akhirnya Deska memilih untuk mengatakan yang sebenarnya.

“E-emang aku yang memanipulasi struk pembeliannya. Masalah buatmu, Kak?” balas Deska berusaha songong. Namun, cara bicaranya yang terbata-bata memperlihatkan bahwa dia sebenarnya ada rasa takut juga pada Radit.

Radit tersenyum sinis mengetahui hal itu. “Ya, masalahlah, buat gue. Karena gara-gara permainan lo, gue jadi makin penasaran sama jati diri lo yang sebenarnya. Bagi gue, lo makin lama makin kelihatan menarik.”

Deska meneguk salivanya dengan keras. ‘Apakah aku sedang membangunkan seekor singa yang kelaparan?’ batinnya dengan perasaan ciut setelah mendengar kalimat Radit barusan.

“Jadi … cepat katakan! Siapa lo sebenarnya? Gue tahu lo bukan dari keluarga yang biasa aja. Semua bukti yang gue punya menunjukkan kalau lo itu anak orang kaya,” ujar Radit sembari menyodorkan bukti-bukti kuat tentang Deska yang merupakan anak orang kaya.

Nyali Deska langsung ciut di hadapan Radit hingga tanpa sadar kakinya mundur beberapa langkah. Mengetahui hal itu Radit juga mulai mengikuti arah kaki Deska. Dia justru semakin maju untuk mempersempit jarak dengan Deska. Hingga Deska tak dapat mundur karena tersudut di tembok.

“Dari keluarga mana lo, Des?” tanya Radit yang mulai tidak sabar ingin mendengar jawaban darinya.

“Aku … aku ….” Tubuh Deska mulai bergetar ketakutan.

“Ya?” desak Radit.

Sebelum Deska sempat melanjutkan ucapannya, seseorang memanggil Radit dari kejauhan. “Dit, dicariin dari tadi. Lo dipanggil sama dosen pembimbing, tuh! Katanya mau bahas skripsi yang lo ajuin.”

Radit menoleh sembari menjawab, “Oke!”

Saat Radit lengah, kesempatan itu dimanfaatkan Deska sebaik mungkin untuk kabur dari cengkeraman mahasiswa abadi itu. Radit yang menyadari gadis itu telah pergi kini hanya bisa lepas tangan.

“Cerdik juga dia. Manfaatin kesempatan dalam kesempitan. Okelah, gue biarin lu lolos kali ini. Tapi, jangan harap hal yang sama pada kesempatan lainnya,” gumam Radit dengan seulas senyum sinis setelahnya.

***

“Sial, sial, sial! Apes banget sih gue hari ini. Udah tadi masuk kuliah telat, tugas makalah pun banyak yang salah. Pas kelar kuliah ketemu biang masalah yang bikin hidup gue nggak tenang, lagi. Mana dia gercep banget tahu masalah struk itu. Duh, pusing gue!” keluh Deska.

Deska gelisah dengan situasi yang baru saja dialaminya hari ini. Dia berusaha menenangkan diri terlebih dahulu. Dia mendengarkan musik relaksasi, berendam di bathtub berisi air hangat, serta meminum secangkir teh hijau. Aish! Ternyata itu masih belum bisa menghilangkan kegelisahannya.

“Kalau ingin hidup damai, gue harus berhenti bertemu dengan senior reseh itu. Untuk saat ini mungkin gue hanya bisa menghindar. Tapi, semoga aja dia segera lulus dan bekerja di tempat yang jauh. Jadi, gue nggak perlu lagi berurusan dengannya. Kalau perlu dia pergi ke planet Mars sana! Biar damai hidup gue,” Deska sumpah serapah jadinya.

Deska mulai mencari kontak kenalan ‘orang dalam’ di kampus, via ponselnya. Lalu, dia menelpon orang tersebut untuk menanyakan jadwal Radit di kampus sehari-harinya. Setelah mengetahuinya, Deska merencanakan agar jadwal kuliahnya sebisa mungkin dialihkan.

Jangan sampai Deska bertemu dengan Radit. Baik sebelum masuk kelas maupun setelahnya. Hal itu disanggupi oleh ‘orang dalam’ tersebut.

“Kali ini, lo nggak bakalan bisa gangguin hidup gue lagi. Sampe lo kelar wisuda, playboy kampret. Murahan!” ujar Deska dengan perasaan puas. Setelah memutus sambungan teleponnya.

Selama seminggu ini, Deska merasakan kehidupan yang dia inginkan seperti sebelum bertemu dengan Radit. Dia merasa bebas tanpa ada ancaman apapun. Berbeda dengan Radit, dia malah merasa pikirannya semakin kacau lantaran belum mengetahui jati diri Deska yang sebenarnya.

“Dasar orang kaya! Cara mainnya nggak asik. Pake ‘orang dalam’ segala lagi. Licik banget si kacamata,” keluh Radit dengan penuh kekesalan.

Deska kira, kedamaian yang dia rasakan akan bertahan lama. Jika saja ibu sambungnya, Serafina tidak menghampirinya. Seperti biasa, wanita itu akan menjilat demi diakui oleh putri dari suaminya.

Orang lain yang Deska benci di dunia ini selain Radit adalah Serafina. “Dasar parasit!” ketus Deska.

Deska tidak pernah mempermasalahkan kehidupan rumah tangga papanya. Jika papanya menikah lagi dengan wanita lain. Dia bisa menerimanya secara perlahan. Lain ceritanya jika wanita itu adalah wanita penghibur yang setelah menikah pun masih tidak punya rasa malu untuk melanjutkan pekerjaan hina itu. Bahkan, respon papanya seperti tidak masalah dengan hal itu.

Kalau begitu, kenapa mereka menikah? Bukankah pernikahan adalah suatu ikatan yang sakral dan harus dijalankan dengan komitmen yang besar pula? Mereka sama saja melakukan pembohongan publik atas nama cinta.

Deska merasa pernikahan mereka adalah sebuah permainan belaka, sehingga dia mulai meragukan tentang adanya cinta sejati.

“Putriku yang cantik!” panggil Serafina pada Deska.

“Astaga!”

“Bukankah sudah saatnya kamu keluar dari cangkang jelekmu? Apa kamu tidak malu dengan penampilanmu saat ini? Kamu, ‘kan, sudah kuliah. Sudah saatnya kamu berpenampilan layaknya mahasiswi kebanyakan,” ujar Serafina dengan nada lembut.

Bagi Deska, perkataan Serafina terdengar sangat menjijikkan. Dia memasang wajah tak suka dan membalas ajakan Serafina dengan gelengan keras.

“Setidaknya, jika bukan untuk dirimu sendiri, pikirkan juga nama baik keluarga kita. Apa kamu mau, membuat mendiang ibumu sedih karena hal itu?” sambung Leo, papa kandung Deska dengan wajah memelas di hadapan putrinya.

Deska paling benci jika ada pembicaraan yang disangkut-pautkan dengan mendiang ibunya. Walhasil, dia hanya bisa menurut.

Sebelum Deska menyanggupi untuk pergi ke salon bersama Serafina, dia mengirim pesan pada ‘orang dalam’ di kampus terlebih dahulu. Dia ingin mengubah jadwalnya hari ini. Lantaran ada urusan keluarga yang tidak bisa ditinggalkan.

Lalu setelah hari ini, seperti biasa jadwalnya harus bertabrakan dengan Radit untuk menghindari bertemu dengannya. Orang tersebut menyanggupi.

Tanpa Deska sadari, keputusan yang dia ambil hari ini adalah keputusan paling fatal yang pernah dialaminya. Selama berada di salon tersebut, seluruh tubuh Deska di-make over sedemikian rupa. Sehingga dirinya tampak seperti orang lain.

Deska benci sekali menjadi cantik. Karena cantik hanya membuatnya menjadi sorotan banyak orang. Dia tak suka tampil menonjol. Apalagi jika itu lebih menarik perhatian dari sosok yang dia benci saat ini, Radit. Pasti hidupnya akan sengsara layaknya hidup di gurun pasir.

Tidak hanya itu saja masalahnya. Sesampainya di kampus, kini Deska bak selebriti yang sedang naik daun. Jadi incaran banyak lelaki yang memandangnya. Masalah semakin buruk ketika dia berhadapan dengan Radit saat ini.

Radit bergeming sebentar, “Kacamata?”

Saat itu juga, Deska hanya bisa mematung di hadapan Radit sembari merutuki diri atas keputusan yang telah dia buat tadi.

“Gawat!”

Sang Dewa Cinta

Sang Dewa Cinta

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
  Radit, seorang mahasiswa tingkat akhir yang terancam drop out dari kampus karena tidak mampu membayar uang kuliah, mendadak jadi simpanan tante-tante kaya raya. Dalam keadaan kepepet itulah, Radit juga menggunakan segala cara untuk mendekati wanita-wanita kesepian termasuk Deska. Deska, salah satu adik kelasnya di kampus terpaksa harus berurusan dengan Radit. Karena lelaki parasit itu sudah berani memacari ibu tirinya dan menghancurkan keluarganya. Deska begitu membenci Radit. Deska tidak tahu jika Radit mengincarnya, karena gadis itu akan menjadi pewaris tunggal kekayaan dari sang ayah. Radit harus menahan diri mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Deska. Sikap menyebalkan yang ditunjukkan Deska tidak akan memengaruhi Radit dalam mencapai tujuannya. Setelah tahu Radit dan Deska saling menyukai, sang ibu tiri pun melakukan pembalasan dan menghancurkan hidup keduanya. Bagaimana kisah Radit dan Deska selanjutnya?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset