loader image

Novel kita

Sang Dewa Cinta – Bab 33

Sang Dewa Cinta – Bab 33

Tertangkap Basah
92 User Views

Radit membawa Deska pergi jalan-jalan keliling kota usai jam kuliah. Lelaki dengan predikat orang kaya baru itu sengaja ingin memamerkan mobil barunya di depan Deska.

Radit tidak mau kalau Deska marah-marah lagi kepadanya akibat kecurigaan berlebihannya kemarin. Dia bermaksud meluluhkan hati kekasihnya itu dengan mengajaknya jalan-jalan.

“Gimana menurut kamu, Des?” tanya Radit. Pada saat dia menoleh ke arah Deska.

“Soal apa?” Deska balik tanya. ‘Kalau nanya suka nggak jelas gitu,’ gumam Deska dalam hati.

“Soal mobil ini. Keren nggak menurut kamu?” Radit ingin Deska mengomentarinya.

“Ooohhh itu. Biasa aja sih menurutku, Kak,” Deska menanggapi.

“Apa? Biasa aja?” ulang Radit bergumam bingung. Lalu dia berdecak.

Ada yang aneh dengan sikap Deska. Perempuan itu tidak seperti yang lainnya. Sama sekali tidak tertarik untuk mengomentari barang-barang Radit.

Biasanya cewek yang diajak Radit naik ke mobil mewahnya, antusiasnya bakalan berbeda. Ada yang menjerit histeris, ada yang nempel terus kayak lem, ada pula yang minta aneh-aneh ke Radit. Misalnya, ngerental mobil untuk pre wedding.

Berbeda sekali dengan Deska. Anak konglomerat itu hanya berekspresi datar dan tidak begitu “wah” dengan pencapaian Radit selama ini. Deska tahu kok, mobil mewah itu pastinya didapatkan Radit setelah berhasil morotin Serafina.

Deska juga tahu betul sumber aliran dana yang didapatkan Serafina berasal dari papanya. Lantas, Serafina membelikan mobil mewah itu untuk Radit. Sialan!

‘Dasar cowok parasit!’ dengus Deska kesal. Papanya yang bekerja keras, Radit yang menikmati hasilnya.

“Kamu nggak suka ya, kuajak jalan-jalan pakai mobil?” Radit agak kecewa. Karena respon Deska di luar ekspektasinya.

“Aku lebih suka jalan kaki,” sahut Deska.

“Jalan kaki?” Radit mengerutkan kening. “Tapi, kalau jalan-jalan keliling kota, masa iya jalan kaki, Des?”

“Maksudku, aku lebih suka jalan di sekitar taman kota atau hutan kota. Hiking naik gunung pun aku suka,” terang Deska.

“Oh, itu. Ya udah, nanti kita coba ya. Kalau kamu ada waktu, dan aku juga ada waktu. Jadi, biar sama-sama enak jalannya. Nggak bentrok,” Radit mengusulkan.

Deska hanya mengulas senyum sekilas menanggapi pembicaraan Radit. Saat ini, dia hanya sedang berpikir. Dari mana Radit mendapatkan semua kekayaannya. Barang-barang full branded. Dan uang saku dengan kartu kredit unlimited.

Semuanya terasa mencurigakan bagi Deska. Karena setahu Deska, Radit tidak bekerja. Dia juga buka tipe orang kreatif yang doyan bikin konten di sosial media.

Satu-satunya alasan yang membuat Deska mencurigai Radit, kalau kekasihnya itu adalah simpanan Serafina. Sayang sekali, dia belum punya cukup bukti untuk menangkap basah mereka.

“Des! Kamu kenapa? Kok bengong dari tadi,” tanya Radit yang memerhatikannya sejak tadi.

“Nggak apa-apa. Aku hanya merasa kalau Kak Radit udah bohongin aku,” jawab Deska.

“Bohongin kamu gimana, Des? Kamu masih nggak percaya kalau aku nggak ada hubungan apa-apa dengan cewek lain?” Radit meyakinkan.

Deska diam saja. Radit masih berjuang keras meyakinkannya. Agar Deska tidak berburuk sangka lagi kepadanya. Apalagi berprasangka yang tidak-tidak tentangnya.

‘Gimana aku bisa percaya kalau lipstick Serafina ada di kamarnya? Reaksi Serafina kemarin pun udah memperjelas kok, kalau hubungan mereka begitu dekat,’ ujar Deska dalam hati.

“Kalau sampai ketahuan Kak Radit ada main hati di belakangku, aku nggak akan bisa maafin kamu, Kak,” Deska memperingatkan.

“Sumpah, Deska Sayang! Aku setia kok sama kamu. Kalau kamu nggak percaya kamu boleh cekek aku,” kata Radit sesumbar. Deska menoleh dengan tatapan sinisnya.

‘Gawat! Deska makin curigaan terus nih. Gue harus putusin Serafina secepatnya. Atau untuk sementara menghindarinya dulu. Cari aman aja!’ Radit sedang merencanakan sesuatu.

***

“Sayang, kamu di mana? Kita keluar yuk! Jalan-jalan santai malam ini,” ajak Serafina di telepon.

“Maaf, aku nggak bisa kayaknya. Minggu depan aku harus menghadapi sidang pertama skripsiku,” tolak Radit.

“Dit, kamu nolak aku? Tumben. Nggak biasanya kamu bersikap dingin kayak gini. Ada apa, Sayang?” tanya Serafina ingin tahu.

“Aku mau fokus dulu ke skripsiku. Aku ingin cepat lulus. Agar bisa cari kerjaan,” Radit beralasan.

“Ngapain kamu cari kerjaan? Uang dariku belum cukup emangnya?”

“Bukan begitu. Aku udah nggak mau ketergantungan lagi sama kamu, Serafina,” jelas Radit. Dia berbicara sok bijaksana dengan Serafina.

“Kamu ngomong apa sih, Dit? Nggak jelas dan aku nggak ngerti. Pokoknya, aku udah di jalan sekarang mau ke apartemenmu. Aku ingin ketemu kamu,” tegas Serafina.

Serafina langsung menutup teleponnya. Tanpa memberikan kesempatan pada Radit untuk mengemukakan pendapatnya terlebih dahulu. Hasilnya, mau tidak mau, Radit akan menemui Serafina malam ini di apartemennya.

Selang beberapa menit kemudian, Radit membuka pintu apartemennya setelah Serafina membunyikan belnya. Aneh sekali, Radit mengganti nomor pin pintu apartemennya tanpa sepengetahuan Serafina.

Pantas saja, tante kaya raya itu tidak bisa leluasa masuk seperti biasanya.

“Dit, kamu ganti nomor pin pintu apartemenmu?” Serafina memastikan.

“Maaf, aku butuh privasi,” kata Radit. Sikapnya dingin sekali terhadap Serafina. Dia juga menolak ciuman yang hendak diberikan Serafina kepadanya.

“Dit, apa aku bukan privasi selama ini buat kamu?” goda Serafina. Dia meraih tangan Radit dan menggenggamnya sangat erat.

Radit melepas tangan Serafina secara perlahan-lahan. Dia menghindarinya sekarang. Namun, tante itu tidak menyerah.

Serafina akan terus merayu dan menggoda Radit. Supaya pria yang lebih muda darinya itu jatuh ke dalam pelukannya lagi.

“Dit,” desis Serafina. Radit menoleh.

“Aku ngantuk. Jadi, aku tidur sini aja, ya,” Serafina beralasan.

“Tapi ….” Radit hendak mencegahnya. Sayang sekali, Serafina terlalu aktif dan agresif.

“Malam ini, aku janji kok nggak ngapa-ngapain kamu,” janji Serafina.

“Benar nih? Memangnya kamu bisa dipercaya? Dekat aku aja kamu bilang nggak tahan,” Radit ragu-ragu.

“Aku janji nggak bakalan gangguin kamu belajar, Dit.” Serafina akan memegang janjinya. Itu sekarang. Entah kalau nanti.

Radit positif thinking saja. Dia akan mengerjakan skripsinya hingga selesai. Karena minggu depan dia harus menjalani sidang pertamanya di hadapan para dosen penguji.

***

Pagi-pagi sekali, seseorang menekan bel apartemen Radit. Mungkin itu petugas kebersihan, terka Radit. Dia selesai mandi dan masih handukan.

Radit berjalan mendekati pintu dan membukakannya. Sementara, Serafina baru terbangun dari tidurnya dan masih mengenakan lingerie seksinya yang amat menggoda.

TING-TONG!

Radit membukakan pintu untuk seseorang. Alangkah terkejutnya dia setelah tahu yang datang ke apartemennya adalah Deska.

“Surprise!” Deska menyalakan kamera video di ponselnya. Dia hendak memberi kejutan pada Radit.

“Des ….” Radit membelakangi kaget mendapati Deska sudah berdiri di hadapannya sembari membawa bekal sarapan untuknya.

“Aku bawain kamu ….” Kalimat Deska terhenti beberapa saat. Setelah seorang wanita datang menghampirinya.

Refleks, barang bawaan Deska jatuh ke lantai. Dia berdiri mematung. Layar video kamera di ponselnya masih menyala dan semuanya terekam jelas sekali.

“Sayang, siapa yang datang?” Serafina berada di belakang Radit sekarang.

Deg!

“A-apa yang kalian lakukan?” Deska gelagapan. Dia terkejut sekali melihat beradaan mama tirinya di apartemen Radit.

Gawat! Deska bisa salah paham soal hal ini. Radit harus segera klarifikasi.

“Des, aku bisa jelasin semuanya sama kamu,” Radit sibuk membela diri di hadapan Deska.

Sang Dewa Cinta

Sang Dewa Cinta

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
  Radit, seorang mahasiswa tingkat akhir yang terancam drop out dari kampus karena tidak mampu membayar uang kuliah, mendadak jadi simpanan tante-tante kaya raya. Dalam keadaan kepepet itulah, Radit juga menggunakan segala cara untuk mendekati wanita-wanita kesepian termasuk Deska. Deska, salah satu adik kelasnya di kampus terpaksa harus berurusan dengan Radit. Karena lelaki parasit itu sudah berani memacari ibu tirinya dan menghancurkan keluarganya. Deska begitu membenci Radit. Deska tidak tahu jika Radit mengincarnya, karena gadis itu akan menjadi pewaris tunggal kekayaan dari sang ayah. Radit harus menahan diri mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Deska. Sikap menyebalkan yang ditunjukkan Deska tidak akan memengaruhi Radit dalam mencapai tujuannya. Setelah tahu Radit dan Deska saling menyukai, sang ibu tiri pun melakukan pembalasan dan menghancurkan hidup keduanya. Bagaimana kisah Radit dan Deska selanjutnya?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset