loader image

Novel kita

Suami 500 Juta – Bab 10

Suami 500 Juta – Bab 10

Kakek Berkunjung
73 User Views

 

Kejadian yang membuat mereka terdiam dan terhanyut dalam kondisi yang sama sekali tak terduga. Narada menegang seketika, membuatnya menahan napas ketika Alfi mulai mengambil alih pandangan matanya menuju sesuatu yang menarik di bawah hidungnya.

Tiba-tiba suara nyaring terdengar memanggil nama sang empunya rumah.
“Alfi … Alfi … Keluar sekarang!” Suara itu membuat para pelayan keluar dan mengagetkan keduanya yang spontan berdiri untuk melihat siapa yang memanggil dengan suara nyaring ini.

“Kakek?” Alfi langsung berjalan keluar dari dapur melepas celemek yang masih menempel ditubuhnya lalu melemparnya ke sembarang tempat. Narada yang kebingungan karena kejadian barusan akhirnya mengekor dibelakang pria itu.

“Kakek, kenapa wajah kakek terlihat marah? Apa ada kesalahan di perusahaan sampai membuat kakek menjadi seperti ini?” Alfi sudah sangat memahami kakeknya, ia mengambilkan kursi lalu membuat kakeknya duduk di sana, agar emosinya sedikit mereda.

Dengan tongkat kebesarannya, kakek kembali berdiri memukul tubuh Alfi dengan membabi buta.
“Dasar cucu kurang ajar!Apa kamu berencana untuk menikah kontrak dengan Leri? Jelaskan surat perjanjian ini!”

“Aww, aku bis-bisa menjelaskannya. Hen-Hentikan dulu pukulan kakek!” Kakek dan cucunya mulai berputar mengelilingi ruangan membuat Narada tersenyum geli melihat keduanya saling beradu mulut dan berkejaran.

“Tenanglah dulu Kek, itu sudah tidak berlaku karena Leri tidak jadi datang ke pesta semalam.” Alfi mengusap pelan punggungnya karena pukulan kakek bukanlah pukulan yang ringan.

“Apa maksudmu? Lalu kamu batal untuk menikah? Apa sebenarnya rencanamu? Aku tidak habis pikir, aku sudah tua dan kamu tega sekali membohongiku.” Kakek terlihat sangat emosi menghadapi cucu kesayangannya ini. Alfi akhirnya membujuk kakeknya untuk kembali duduk di kursi.

“Tidak ada yang batal kek, aku akan tetap menikah dengan Narada. Ia anak dari sahabat baik Pak Hernanta, ia dari keluarga baik-baik. Namun, baru saja kedua orang tuanya meninggal. Kali ini aku tidak menggunakan kontrak, aku benar-benar menikah dan tidak ada jangka waktu, aku bersumpah!” Alfi menjelaskan panjang lebar untuk meyakinkan kakeknya yang sebenarnya hanya ingin Alfi mendapatkan pendamping dan memiliki penerus perusahaan.

Pandangan mata kakek berubah arah melihat seorang wanita yang tertunduk dibalik tubuh Alfi.

“Kemarilah nak, jangan takut!Aku hanya memarahi cucuku yang memang tidak punya etika ini.” Dari balik tubuh Alfi, Narada yang sedikit gemetar berjalan pelan menghampiri Kakek yang melihatnya dengan sedikit tajam seperti bersiap untuk menghujaninya dengan pertanyaan.

“Selamat pagi, Tuan.”

Mendengar salam sapa dari Narada membuat Kakek tertawa. “Apa yang baru saja kamu katakan? Tuan? Kamu bukan pelayan di sini, maafkan aku karena membuatmu takut. Panggil aku Kakek, kamu adalah calon menantu di keluarga ini.”

Narada menanggapinya dengan tersenyum. “Maaf, Kakek.”

“Sudahlah, kita baru saja bertemu. Wajar jika kamu canggung.” Mata Kakek menelusur ke pakaian kedua orang dihadapannya saat ini. Seperti mengenakan pakaian rumah, ia penasaran apa yang terjadi semalam.

“Apa kalian tidur bersama setelah pesta semalam? Sangat tidak mungkin sepagi ini kalian bersama jika–”

“Nggak, nggak, Kek. Jangan berfikir terlalu jauh kam–” Alfi berusaha menyangkal dan mengatakan yang sebenarnya tapi kakek tiba-tiba memotong lagi pembicaraan mereka.

“Iya juga tidak apa-apa, kalian sudah dewasa, apalagi tinggal menghitung hari kalian akan menikah. Lebih cepat lebih baik, Alfi.” Pria paruh baya itu mengedipkan satu mata ke arah cucunya.

Wajah keduanya menjadi merah muda, mereka hanya bisa saling bertatapan kemudian menoleh ke arah lain lalu sesekali melihat kakek sambil tersenyum.

Narada tak tahu bagaimana cara menanggapi, hal sebenarnya memang tidak ada yang terjadi. Tapi, kakek yang satu ini memang berharap terlalu besar kepada cucunya. Ia hanya mampu tersenyum tanpa alasan untuk menutupi kebodohannya yang tak bisa menanggapi apapun yang diucapkan pria paruh baya itu.

“Sepertinya Narada sudah lapar, aku baru saja selesai memasak bersamanya. Bagaimana kalau kita sarapan pagi bersama, Kek!” ajak Alfi untuk memecah suasana yang sedikit canggung ini.

“Baiklah, kebetulan kakek belum sarapan karena syok dengan surat perjanjian ini. Aku akan menunggu di meja makan.” Kakek berdiri dan melangkahkan kakinya menuju meja makan yang ada di sebelah kanan dapur.

Narada dan Alfi menghembuskan napas bersamaan, membuat keduanya saling menoleh. Akhirnya mereka berdua bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Satu persatu hidangan di pindah ke meja makan. Mereka bekerja sama dengan sempurna untuk membuat Kakek percaya bahwa mereka benar-benar pasangan. Padahal masih banyak hal yang harus mereka sesuaikan termasuk cinta yang belum menyapa hati seorang Narada.

Mereka makan bersama dengan lahap, perbincangan hangat mulai terjalin. Mereka terlihat semakin akrab. Hingga hidangan di meja habis tak bersisa.

“Apa kamu memang bisa memasak? Masakan ini benar-benar enak, Fi.” Puji Kakek sambil memegangi perutnya yang sedikit membesar karena kekenyangan.

“Terimakasih Kakek, kalau aku tidak bisa memasak, berarti aku bukan cucu Kakek, ‘kan?” Pria itu memang pandai menyanjung untuk meluluhkan hati pria paruh baya ini.

“Kamu memang punya mulut yang sangat manis Alfi.” Pandangan mata Kakek berpindah ke arah Narada. “Nara, aku peringatkan jangan terlalu percaya padanya. Dia punya banyak cara untuk mendapatkan apa yang dia mau.” Kakek tersenyum sambil menggoda cucunya.

“Aku tahu Kek, dia memang pria yang sangat berbahaya. Aku sudah lama sangat berhati-hati.” Narada mulai bisa membangun keakraban dengan kedua pria yang sekarang terasa seperti keluarganya ini. Tapi, bagaimanapun ia sendiri tetap harus waspada, awal jalinan ini karena uang 500 juta. Jadi, akan sangat memungkinkan pria berwajah tampan itu memiliki maksud lain. Apalagi dulu ia pernah menyakitinya, tak ada pria yang mau memaafkan perbuatannya begitu saja. Narada terus membuat batasan agar ia tidak terlena dengan keadaan ini.

Beberapa jam telah berlalu, Kakek akhirnya bersiap untuk pulang. Narada dan Alfi mengantarkan kakek sampai depan rumah mereka.

“Hati-hati Kek,” ucap Alfi sambil melambaikan tangannya.

“Aku akan datang ke pernikahan kalian, jangan sampai pernikahan ini gagal atau aku akan membuatmu menyesal!” ancam Kakek sambil masuk ke dalam mobilnya.

“Siap Kek, aku pastikan tidak akan gagal!” Pria itu kembali meyakinkan Kakek. Narada hanya bisa tersenyum dan membungkuk untuk kepergian pria paruh baya itu.

Setelah ucapan Alfi, mobil Kakek melesat pergi meninggalkan kediaman Alfi.

Kini tinggal mereka berdua yang saling melihat satu sama lain. Apa yang mereka lakukan hari ini, seperti memberi gambaran bahwa mereka adalah pasangan. Perasaan bahagia sangat jelas terpancar di wajah Alfi, namun berbeda dengan Narada yang sedikit khawatir dengan keadaan ini.

“Kamu bisa anterin aku pulang sekarang! Aku harus bertemu kedua adikku,” Narada kembali ketus dan memilih masuk duluan ke dalam rumah untuk mengambil tasnya.

Pria itu mengekor dibelakangnya sambil menanggapi ucapannya. “Tapi, hari ini aku mau ngajakin kamu nyobain pakaian pengantin.” Pria itu mencoba membangun percakapan yang sangat akrab dengan Narada. Wanita itu mencoba menyesuaikan walaupun di dalam pikirannya percakapan dirinya dan Alfi masih terasa asing.

“Aku mau ketemu adikku dulu, mereka bisa salah paham kalau aku nggak menemui mereka hari ini.” Narada naik ke lantai dua mengambil tasnya lalu segera turun ke bawah.

“Okey, kalau gitu ajak mereka sekalian jalan-jalan dan kita bisa nyobain baju pengantin.” Duda tampan ini mulai berani berinisiatif.

Sambil berjalan menuruni tangga Narada menjawab, “Terserah kamu!”

Mendengar jawaban singkat dari Narada membuatnya berlari ke kamarnya lalu segera bersiap. Ia mulai terbiasa dengan sikap calon istrinya yang memang selalu tidak menyenangkan.

Suami 500 Juta

Suami 500 Juta

Score 10
Status: Completed Type: Author: Released: 2023
Kepergian orang tua Narada, menyisakan luka yang mendalam untuk wanita itu dan kedua adiknya yang masih kecil. Ditambah tekanan yang tiba-tiba datang dari seorang tante bernama Frederika yang ingin menguasai peninggalan keluarga Narada karena hutang yang diderita orang tuanya sebelum mereka meninggal. Hidup wanita muda ini dipertaruhkan, ia paham dengan watak tantenya yang bermuka dua serta selalu menghalalkan segala cara demi keinginannya, bahkan ia tak segan untuk memperlakukan mereka dengan semena-mena. Narada tidak akan membiarkan adik-adiknya menderita karena harus tinggal bersama dengan tantenya yang jahat ini. Karena itulah akhirnya sebuah perjanjian terbentuk, untuk membayar 500 juta dalam waktu singkat dan itu sangat mustahil untuk Narada penuhi. Entah angin apa yang membuat keberanian seorang wanita ini membuncah dan berkata akan menyanggupinya. Ia sadar jika dia menyerah saat ini maka sudah dipastikan masa depan dirinya dan kedua adiknya akan suram. Ia berusaha sekuat tenaga mencari pinjaman dalam waktu singkat sampai akhirnya jalan menikah pun di tempuh. Demi 500 juta, ia menikahi seorang Duda kaya raya yang ternyata adalah seorang pria yang pernah ditolaknya dulu. Kisah romansa yang penuh drama dan misteri ini akan menghiasi perjalanan cinta Narada dan Alfi. Bagaimana kisah asmara mereka? Apakah Narada mampu bertahan dengan Alfi?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset