loader image

Novel kita

Suami 500 Juta – Bab 11

Suami 500 Juta – Bab 11

Keluarga Kecilmu
70 User Views

 

Mobil sudah keluar dari area rumah Alfi. Pertanda mereka berdua telah siap untuk berangkat ke rumah Leri, Narada membetulkan sabuk pengamannya sebelum akhirnya duduk tenang di samping pria yang akan menjadi suaminya.

Pria itu tiba-tiba menyodorkan sebuah kartu ATM dan memberikan kepada Narada.

“Ini udah aku isi dengan uang 500 juta lebih, aku nggak tahu kenapa kamu sangat membutuhkan uang ini. Terimalah!”

Narada menerima kartu ATMnya. “Aku hanya memerlukan 500 juta, aku nggak akan pake sisa dari uangmu. Aku cuma membutuhkan nominal itu aja, setelah selesai akan aku kembalikan lagi,” ucap Narada yang tidak mau memanfaatkan kebaikan orang.

“Hah, cuma kamu wanita yang susah dimengerti. ATM itu aku kasih biar aku lebih mudah untuk menafkahimu. Hanya tinggal dua hari kamu akan jadi istriku. Sisa uang itu adalah hakmu, jadi pakailah!” Pria itu menghela napas karena heran dengan sikap Narada.

“Aku belum jadi istrimu sekarang. Jadi, aku akan pakai setelah hari pernikahan.” Narada membuang muka ke arah jendela, jujur ia merasa bebannya telah sirna karena uang 500 juta ada ditangannya. Sekarang yang membuatnya gusar adalah kehidupannya setelah menikah. Ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.

“Terserah kamu aja, aku nggak akan pernah mengaturmu.” Alfi menambah kecepatan untuk segera sampai ke rumah Leri.

***

Tepat dua puluh menit kemudian, Narada dan Alfi sampai di kediaman Leri. Satpam di depan rumah sudah membukakan pintu, Leri yang mendengar gerbang dibuka, sambil menggendong Sifana ia berjalan ke depan diekori oleh Taro.
Mobil berwarna hitam itu berhenti tepat di depan rumah Leri.
Pintu terbuka, Narada yang sudah melihat Sifana dan Taro, berlari menghampiri mereka setelah berhasil keluar dari mobil.

“Sayang!” Narada mengambil alih Sifana yang masih digendong oleh sahabatnya Leri.

Tak lupa iya mengusap puncak kepala adik laki-lakinya yang memperhatikan kakaknya.

“Apa kamu baik-baik aja Taro?” Adik laki-laki Narada ini hanya mengangguk mantap menjawab pertanyaan kakaknya. Seketika pandangan matanya beralih ke arah pria berkaos putih tulang yang berjalan mendekati mereka.

Leri tiba-tiba berbisik di telinga Narada. “Dia mau nganterin kamu?” Sahabatnya ini tampak terkejut melihat pria tampan itu, karena yang ia tahu, Alfi tak pernah peduli dengan istrinya. Bahkan ia sama sekali tak mau mengantar istrinya ke mana-mana.

“Emangnya aneh kalau ada cowok nganterin cewek?” Kening Narada berkerut heran.

“Dia tuh pria yang nggak pernah peduli dengan istrinya dulu, boro-boro dianterin ke mana-mana, nyetirin aja nggak mau, dia selalu memerintah sopir untuk nganterin istrinya,” jelas Leri yang terkejut melihat perubahan Alfi.

“Apa iya? Aku nggak peduli juga, misal dia berbuat kejam padaku nanti, aku bisa cepat urus surat cerai. Semakin dia buruk memperlakukanku semakin cepat aku bisa minta pisah,” ucapan wanita cantik ini berhasil membuat Leri geleng-gelang kepala.

“Kamu memang luar biasa santai.” Leri dengan senyumannya menyambut calon suami sahabatnya dengan berjabat tangan.

“Silahkan masuk Pak Alfi! Narada, ayo masuk! ” Wanita berbaju biru ini mempersilahkan semua orang untuk masuk ke dalam rumahnya. Ia bergegas ke dapur meminta bibi untuk membuatkan minum.

“Bi, ada tamu, buatkan minum ya!” Setelah memberi pesan, wanita itu kembali ke ruang tamu untuk menemui mereka.

“Apa semalam pestanya lancar?” Leri mencoba berasa basi padahal sebenarnya ia bingung harus memulai dari mana.

“Ya, semuanya lancar. Oh ya, aku mau berterimakasih karena kamu nggak dateng akhirnya Narada yang jadi calon istriku sekarang. Yang jelas kita sepakat tanpa kontrak.” Penjelasan ini membuat Leri mengernyitkan dahi sambil menggandeng lengan Narada bersiap membawanya pergi untuk menjelaskan sesuatu.

“Mau kemana?” Wanita yang akan menikah ini kebingungan melihat sahabatnya menarik lengannya kuat-kuat sambil berjalan membawanya masuk ke sebuah kamar yang tidak jauh dari ruang tamu. Pintu pun di tutup dengan keras membuat mereka yang berada di luar sedikit terkejut.

“Jangan banyak nanya, kamu harus jelasin ke aku dulu!” Leri terlihat sangat penasaran.

“Apa yang perlu dijelasin?” Narada bingung sendiri.

“Okey, kamu serius menikah tanpa kontrak? Jangan bilang kalau yang tadi di ucapkan pria itu bener?” Leri menghujani Narada dengan pertanyaan yang membuat wanita itu menghela napas berulang kali.

“Oh, aku pikir yang mana. Maaf, aku nggak punya pilihan.” Jawaban sahabatnya ini berhasil membuat Leri memijat keningnya.

“Astaga! Kamu nerima gitu aja? Nara, kamu udah mikirin mateng-mateng nikah sama dia tanpa kontrak? Ini selamanya lo, Nar?” Sahabatnya ini mencoba untuk menyadarkan Narada karena setelah ini dia tak akan ada waktu menyesali.

“Ler, nggak ada pilihan lain. Dia mau ngasih 500 juta kalau aku mau selamanya jadi istrinya! Aku butuh uang Ler, kalau terjadi sesuatu nanti aku juga nggak peduli, dia mau nyakitin aku, mau ninggalin aku, aku mencoba untuk membuat batas. Aku sadar, mana ada pria yang mau memaafkan orang yang menolak mentah-mentah cintanya sampai membuatnya sakit hati.” Penjelasan Narada membuat Leri semakin sedih, dia juga tidak ada cara lain untuk bisa membantu Narada.

“Maafin aku Nara, kalau aku punya, aku nggak akan–”

“Udah, aku ihklas jalanin ini semua. Aku memikirkan adik-adikku, kalau aku harus berkorban untuk mereka itu udah jadi jalanku. Adik-adikku harus bahagia dan mereka nggak boleh ngrasain apa yang aku rasain sekarang. Doain aku aja Ler, semoga aku selamat dan bahagia. Makasih banget udah ngasih jalan ini ke aku, okey.” Narada mencoba membuat sahabatnya percaya bahwa dia baik-baik saja dengan semua keputusan ini. Walaupun hati berkata sebaliknya.

Leri memeluk erat Narada, ia menepuk pelan punggungnya.
“Janji sama aku, kalau kamu ada apa-apa cerita dan pintu rumah ini selalu kebuka untuk kamu. Jangan dipendem sendiri!”

“Hemm, aku janji. Aku nggak akan menutupi apapun dari kamu, Ler. Makasih banyak.” Kedua wanita itu saling menguatkan dan meneteskan air mata.

Setelah perbincangan yang mengharukan mereka pun keluar dari kamar. Dari depan kamar tampak keakraban Taro, Sifana dan Alfi yang membuat kedua wanita itu tertegun dan terpaku sejenak melihat mereka yang sedang asik bermain sambil makan coklat, pria itu fasih menggendong sifana.

“Kak Alfi, bukain ini!” Taro dengan polosnya meminta Alfi membukakan coklat ditangannya yang belum terbuka bungkusnya.

Alfi meletakkan Sifana di kursi setelah menggendongnya sambil melakukan candaan kecil kepadanya. “Sini coklatnya!” Pria itu merobek bungkusnya lalu membukanya.

“Udah nih,” ungkap pria itu sambil memberikan coklatnya.

“Makasih kak,” Taro dengan lahap memasukan coklat lagi ke dalam mulutnya.

Sifana tiba-tiba naik ke punggung Alfi, meminta pria itu menggendongnya lagi.
“Kak Alfi, ayo kita lari lagi!” ajak gadis kecil itu yang sudah siap untuk bermain.

“Ayok, kita lari!” Pria itu berputar-putar di ruang tamu membuat gadis kecil itu tertawa lepas karena gurauan yang dilakukan Alfi.

Dari kejauhan mereka yang menikmati pemandangan itu mulai berbisik. “Ternyata dia punya sisi lain yang lembut, aku pikir dia selalu kejam. Soalnya dulu aku ngelihat dia judes banget sama istrinya.” Bisik Leri heran

“Entahlah, aku heran kenapa dia bisa kayak gitu. Kayaknya dia lagi ngambil hati adik-adikku,” celoteh Narada sambil melipat lengannya di dada.

“Triknya bagus juga,” puji Leri ikut melihat lengannya di dada.

Suami 500 Juta

Suami 500 Juta

Score 10
Status: Completed Type: Author: Released: 2023
Kepergian orang tua Narada, menyisakan luka yang mendalam untuk wanita itu dan kedua adiknya yang masih kecil. Ditambah tekanan yang tiba-tiba datang dari seorang tante bernama Frederika yang ingin menguasai peninggalan keluarga Narada karena hutang yang diderita orang tuanya sebelum mereka meninggal. Hidup wanita muda ini dipertaruhkan, ia paham dengan watak tantenya yang bermuka dua serta selalu menghalalkan segala cara demi keinginannya, bahkan ia tak segan untuk memperlakukan mereka dengan semena-mena. Narada tidak akan membiarkan adik-adiknya menderita karena harus tinggal bersama dengan tantenya yang jahat ini. Karena itulah akhirnya sebuah perjanjian terbentuk, untuk membayar 500 juta dalam waktu singkat dan itu sangat mustahil untuk Narada penuhi. Entah angin apa yang membuat keberanian seorang wanita ini membuncah dan berkata akan menyanggupinya. Ia sadar jika dia menyerah saat ini maka sudah dipastikan masa depan dirinya dan kedua adiknya akan suram. Ia berusaha sekuat tenaga mencari pinjaman dalam waktu singkat sampai akhirnya jalan menikah pun di tempuh. Demi 500 juta, ia menikahi seorang Duda kaya raya yang ternyata adalah seorang pria yang pernah ditolaknya dulu. Kisah romansa yang penuh drama dan misteri ini akan menghiasi perjalanan cinta Narada dan Alfi. Bagaimana kisah asmara mereka? Apakah Narada mampu bertahan dengan Alfi?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset