loader image

Novel kita

Suamiku Kekasih Orang – BAB 1

Suamiku Kekasih Orang – BAB 1

DP SATU JUTA
67 User Views

DP SATU JUTA

Terlihat seorang gadis yang memiliki rupa cantik nan manis serta bertubuh ramping dengan tinggi 158 cm, sedang berlari-lari di koridor salah satu universitas terkenal di kota Jakarta. Dia tergesa-gesa menuju salah satu kelas yang ada di gedung fakultas psikologi. Dari sekian banyak hari, entah kenapa hari ini dia datang terlambat ke kampusnya. Padahal, pukul delapan tepat, dia harus sudah berada di kelas Pak Dimas, dosen yang terkenal disiplin dan tidak memberi toleransi kepada mereka yang terlambat walaupun hanya telat satu menit saja.

Begitu sampai di tempat tujuan, gadis itu kaget saat melihat sang dosen sudah berada di dalan kelas dan menatap dirinya dengan tajam.

“Siapa yang beri kamu izin masuk ke kelas saya?” tanya dosen muda itu.

“Maaf, Pak, tapi saya ambil kelas ini,” jawab gadis itu apa adanya.

“Saya nggak peduli dengan mahasiswa yang tidak disiplin seperti kamu. Keluar sekarang juga dari kelas saya!” bentak dosen muda itu mengusir gadis malang tersebut.

Semua mata yang ada di kelas itu langsung fokus memperhatikan Anya dan dosen mereka. Dalam hati, mereka menebak-nebak apakah sang dosen tetap mengusir Anya atau membiarkannya mengikuti mata kuliah. Tidak mau usahanya sia-sia dan takut ketinggalan materi hari ini, gadis itu melihat jam tangannya memastikan waktu yang berjalan. Anya tersenyum kecil, saat melihat pukul yang tampak dari jam di tangannya.

“Maaf, Bapak Dimas yang terhormat, tetapi saya tidak melanggar peraturan yang sudah Anda tetapkan karena sekarang masih pukul tujuh lewat lima puluh sembilan menit. Masih ada satu menit lagi sebelum pukul delapan tepat,” ucap Anya yang berhasil membuat semua temannya melihat jam di tangan dan di hp mereka masing-masing. Ternyata apa yang dibilang gadis itu memang benar.

Dosen bernama Dimas itu juga melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul delapan kurang satu menit. Mau tidak mau, dia harus memperbolehkan Anya untuk mengikuti mata kuliahnya.

“Bagaimana, Pak? Berarti saya bisa ikut kelas Bapak ‘kan?”

“Heemm boleh. Hari ini saya kasih kamu toleransi, tapi lain kali tidak, apalagi jika kelas sudah dimulai,” pungkas dosen tampan itu dengan nada tegas.

“Baik, terima kasih, Pak,” ucap Anya dan beranjak meninggalkan posisinya berdiri, tetapi begitu beberapa langkah dia berjalan, sudah dipanggil oleh dosennya itu.

“Tunggu, siapa nama kamu?”

“Anya, Pak,” jawab gadis itu.

“Nama lengkap?”

“Anya Syafitri, Pak. Jangan dimasukkan ke daftar hitam catatan Bapak ya, kalau mau ditransfer boleh. Perlu nomer rekening saya?” tanya gadis itu yang bertujuan hanya untuk bercanda saja.

Beda dengan yang dimaksud Anya, justru beberapa teman-teman perempuannya mulai berbisik-bisik mengatakan hal-hal yang negatif untuk gadis itu.

“Lihat si Anya nggak tau malu,” kata gadis berambut sebahu.

“Benar, masih untung nggak jadi diusir kok enak aja minta ditransfer,” sahut gadis cantik yang memakai blezer putih.

“Palingan udah biasa minta ditransfer om-om tuh.”

Tentu saja kata-kata mereka bisa didengar oleh Anita yang merupakan sahabat Anya satu-satunya.

“Memang ya mulut cabe-cabean itu pedas, terus nggak punya kaca lagi, hedeh.” Sengaja Anita bicara seperti itu dengan suara yang cukup keras, supaya para pencibir Anya bisa mendengar kata-katanya dengan jelas

“Saya cuma mau ingat-ingat nama kamu, cukup satu kali ini saja saya berbaik hati sama kamu,” kata dosen tampan itu memberikan peringatan kepada Anya.

“Siap, Pak, terima kasih, Bapak Dimas yang baik hati.”

~~~~~

Akhirnya kelas mata kuliah psikologi kepribadian dan sosial yang diajarkan oleh dosen muda bernama Dimas itu selesai.

“Gila lo, An, untung aja tadi masih ada satu menit waktu tersisa sebelum pukul 8. Kalau nggak udah diusir lo sama Pak Dimas.”

“Iya, Nit, aku bersyukur banget karena masih aman dari amukan dosen tanpa ekspresi itu,” kata Anya benar-benar merasa sangat lega setelah keluar dari kelas dosen super disiplin tersebut.

Saat kedua gadis bersahabat itu sedang berjalan menuju perpustakaan sambil mengobrol, tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil Anya.

“Hey, Anya!!”

Anya gadis yang memiliki paras cantik itu menoleh melihat ke arah sumber suara yang memanggilnya. “Iya, Gel, ada perlu apa?” tanya Anya pada teman satu jurusannya yang terkenal karena cantik dan kaya raya.

“Gue ada kabar bagus nih untuk Lo,” kata Angel sambil berdiri dengan angkuh.

“Apa itu, Gel?”

Angel itu bukan seseorang yang dekat dengan Anya, justru dia adalah orang yang paling sering menghina Anya hanya karena terlahir dari keluarga yang tidak berada. Jadi, saat ini bisa dibilang momen yang langka, karena baru kali ini Angel mengajak Anya bicara dengan baik-baik.

“Gue punya pekerjaan untuk Lo nih, pekerjaan yang mudah, tapi bayarannya lumayan.”

“Pekerjaan apa itu, Gel?”

“Udah nggak usah banyak tanya deh Lo, An, sekarang Lo tentukan aja mau pekerjaan ini atau nggak? Kan lumayan gajinya lima juta, hanya untuk kerja beberapa jam saja, jumlah yang banyakan untuk orang kere kayak Lo.”

Anita yang memang tidak suka dengan Angel karena sering mengganggu sahabatnya, ingin sekali menampar mulut perempuan cabe-cabean itu, tetapi dia tidak bisa bergerak karena tangan Anya yang menahan tangannya.

“Memang itu uang yang banyak untuk aku, Gel, tetapi aku harus tahu seperti apa pekerjaan yang kamu bilang.”

“Alaah udah miskin belagu lagi. Yuk gaes, kita pergi aja. Males gue lama-lama ngomong sama orang kere kayak dia.”

“Ayo, Gel, gue takut ketularan kere juga nih,” sahut salah satu teman Angel.

Melihat Angel berjalan melaluinya, Anya yang memang membutuhkan uang untuk membantu keuangan keluarga, apalagi tadi pagi dia melihat stok beras sudah tinggal sedikit, dengan cepat-cepat memanggil Angel.

“Sebentar, Angel.”

“Apa? Nggak usah panggil-panggil gue kalau bukan Lo setuju untuk mengambil pekerjaan yang dibilang tadi,” jawab Angel dengan nada ketus.

“Aku mau ambil pekerjaan itu.”

Dengan tersenyum puas, Angel berjalan kembali ke arah Anya berdiri.

“Bagus, cewek pintar. Ini gue kasih satu juta sebagai uang mukanya, besok gue kasih empat juta lagi kalau mereka puas dengan kerajaan Lo.” Angel mengeluarkan sepuluh lembar uang kertas bergambar presiden dan wakil presiden pertama Indonesia yang dia letakkan di telapak tangan Anya.

“Untuk alamatnya nanti gue kirim. Ingat, jangan terlambat sebelum pukul delapan malam Lo harus berada di sana.”

“Baik.”

“Pintar, senang bekerjasama dengan Lo, bye,” kata Angel yang langsung pergi meninggalkan Anya dan Anita.

“Lo ngapain sih, An, setuju dengan tawaran cabe-cabean itu? Gue takutnya dia punya rencana jahat sama Lo, tau sendiri ‘kan kalau Angel itu nggak suka sama Lo, An,” ucap Anita khawatir terhadap Anya sahabatnya yang polos.

“Lo doakan aja kalau itu memang pekerjaan yang bagus, Nit, biar aku bisa beli beras untuk di rumah.”

“Amiin, gue selalu doakan yang terbaik kok buat Lo.”

“Terima kasih bestie, Lo memang teman terbaik.”

~~~~~

“Sini, Cantik. Puasin kami dulu baru setelah itu boleh pergi.” Teman pria itu mulai membantunya untuk menikmati tubuh Anya yang masih tertutup pakaian.

“Jangan, Om, tolong lepaskan saya,” ucapnya panik. “Tolong! Tolong!” Anya yang sudah menangis ketakutan, terus berusaha berteriak meminta pertolongan.

*****

Suamiku Kekasih Orang

Suamiku Kekasih Orang

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Terjebak dalam jebakkan yang dibuat oleh teman kuliahnya di sebuah bar, Anya terpaksa harus menerima tawaran dari dosennya. Tawaran negosiasi di mana sang dosen akan menutup mulut untuk merahasiakan kejadian di bar itu dengan syarat Anya harus menikah dengannya. Bukan karena laki-laki itu mencintai Anya, dia mengajak gadis itu menikah hanya sebagai pengganti kekasihnya yang sedang koma di rumah sakit. Pernikahan itu hanya sementara sampai sang kekasih bangun dari koma.   Tentu saja Anya tersiksa dalam menjalin hubungan pernikahannya dengan sang suami yang tak lain adalah dosennya, tetapi Anya masih berusaha mempertahannya pernikahan mereka karena kedua pihak keluarga sangat senang dengan pernikahan tersebut tanpa tahu bahwa Anya menderita dengan semua itu.   Akankah Anya dapat mempertahankan rumah tangganya? Ayo! Ikuti kisah Anya di cerita ini

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset