loader image

Novel kita

Suamiku Kekasih Orang – BAB 5

Suamiku Kekasih Orang – BAB 5

KEBOHONGAN DEMI KEBOHONGAN 
78 User Views

Anya sangat kaget saat mengetahui bahwa ibunya masih terjaga. Seandainya tadi dia tahu kalau sang ibu belum tidur, Anya tidak akan masuk ke rumahnya sendiri dengan cara mengendap-endap seperti pencuri.

“Jawab, Anya! Kamu dari mana aja, kok baru pulang selarut ini?” tanya Bu Ani yang merasa khawatir dengan anak gadisnya itu.

“Heem, tadi ‘kan Anya udah izin sama Ibu kalau mau kerja kelompok. Ada yang harus kami bahas terkait untuk persiapan magang, Bu,” jawab Anya. Padahal semua kata-katanya itu hanyalah karangan semata.

“Kenapa kalian harus membahas itu malam-malam, Nak? Terus kenapa kamu bisa pulang sampai selarut ini?” Tidak puas dengan jawaban anak gadisnya itu, Bu Ani kembali melemparkan pertanyaan kepada Anya.

“Karena banyak yang kerja, Bu, dan bisanya hanya malam. Jadi kami sepakat membahas persiapan magang itu di malam hari. Maaf, ya, Bu, tadi kami keasikan ngobrol sampai Anya lupa waktu, jadi baru pulang.” Kembali lagi Anya mengarang cerita hanya untuk berbohong kepada ibunya.

Sungguh Anya merasa sangat bersalah kepada sang ibu, karena demi menutupi satu kebohongan di awal, dia harus berbohong lagi. Lama-lama dia bisa jadi anak durhaka, gara-gara membohongi ibu kandungnya sendiri.

“Kebiasaan buruk itu, An. Lain kali kalau sampai pukul sepuluh kamu belum sampai di rumah, pintu akan ibu kunci, biar kamu tidur di luar aja.”

Bu Ani memberikan peringatan kepada anak bungsunya itu. Bukan berniat mengekang sang anak, tetapi semua beliau lakukan demi menjaga Anya. Hidup di kota besar seperti Jakarta bersama bermacam-macam gaya hidup penghuninya, membuat Bu Ani dan sang suami harus ekstra menjaga putri tercinta supaya tidak terperangkap dalam pergaulan bebas, atau hal-hal buruk yang dapat merusak masa depan Anya.

“Jangan gitu dong, Bu, masa Anya disuruh tidur di luar sih?”

“Biarin aja, biar kamu nggak berani pulang malam-malam lagi kayak gini. Terus itu baju siapa yang kamu pakai, An? Ibu masih ingat ya, tadi kamu keluar nggak pakai baju itu. Bilang yang jujur sama ibu, jangan ada yang kamu tutup-tutupin,” perintah Bu Ani saat matanya menangkap ada yang berbeda dari penampilan sang anak.

“Ini baju teman Anya, Bu. Tadi baju Anya kena minuman, jadi teman Anya berbaik hati mau meminjamkan baju ini.”

“Kamu nggak bohong ‘kan sama ibu? Itu baju mahal loh, An. Walaupun ibu kamu ini hanya penjual kue, tetapi ibu bisa membedakan mana barang yang murah dan mana barang yang mahal, Nak. Kamu jangan bohongin ibu ya, An. Ibu nggak yakin teman kamu itu mau meminjamkan pakaiannya yang mahal.”

Insting seorang ibu itu memang kuat. Anya mulai gemetar takut kebohongannya dapat diketahui oleh sang ibu. Namun, supaya Bu Ani tidak sedih karena mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di bar tadi, Anya tetap berusaha setenang mungkin menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dari sang ibu.

“Kan, cuma dipinjamkan aja, Bu, bukan dikasih. Lagian teman Anya itu memang orang kaya banget, jadi semua bajunya mahal-mahal, dia nggak punya baju yang murah.”

“Sini hp kamu,” pinta bu Ani yang menyodorkan tangannya ke arah Anya.

“Untuk apa, Bu?”

“Sini kasih hp kamu. Ibu mau menelepon Anita biar ibu tanya sendiri sama dia.”

“Ini udah malam loh, Bu. Pasti Anita udah tidur. Anita juga nggak satu kelompok sama Anya. Besok deh, Ibu boleh tanya ke Anita.”

“Beneran ya, besok kamu telepon si Anita biar ibu yang ngomong sama dia.”

“Siap, Bu, ayah di mana? Kok nggak kelihatan.”

“Di alam mimpi, lagi sibuk ngurusin toko sayurannya yang punya banyak cabang, tapi cuma ada di dalam mimpi.” Bu Ani tertawa kecil, setelah mengata-ngatai suaminya sendiri.

“Ibu gitu deh, suka banget ngejek ayah.”

“Hahaha, nggak apa, An, kan ayah kamu itu orangnya sabar banget, jadi seru untuk diisengin. Lagian kamu tuh aneh, pakai nanya ayah di mana. Kalau udah jam segini, udah pasti ayah kamu itu tidur, Sayang, supaya bisa bangun pagi-pagi untuk berkeliling menjual sayurannya.”

Kalau udah membahas tentang pekerjaan orang tuanya, Anya selalu sedih. Dia tidak tega melihat ayah dan ibu harus susah payah banting tulang demi mendapatkan uang yang tidak seberapa. Karena kakak satu-satunya yang Anya miliki, setelah tamat SMA langsung menikah, sehingga tidak bisa membantu perekonomian orang tua mereka. Membuat Anya bertekad untuk kuliah dan mendapatkan gelar sarjana, supaya dia bisa mendapatkan pekerjaan yang gajinya lumayan banyak, agar dia bisa membantu keuangan keluarga.

“Ayah udah tidur, Ibu juga cepetan tidur dong, biar punya tenaga untuk menghadapi hari esok, Bu.”

“Iya, ibu juga mau tidur nih. Sebenarnya udah ngantuk dari tadi, tapi ibu nggak bisa tenang kalau kamu belum pulang, makanya ibu nungguin kamu, An.”

Anya jadi semakin merasa bersalah karena gara-gara menunggu kepulangannya, sang ibu jadi begadang. Padahal ibunya itu sudah capek seharian membuat kue untuk dijual dan juga melakukan pekerjaan rumah.

“Maaf, ya, Bu. Mumpung Anya udah pulang, Ibu tidur, ya. Anya juga mau tidur nih.”

Bu Ani mengiyakan perkataan anaknya itu untuk beristirahat, begitu juga dengan Anya yang sudah tidak sabar ingin berbaring di atas kasur. Karena sudah merasa sangat lelah, Anya hanya mencuci wajah dan berganti pakaian dengan baju tidur yang warnanya sudah memudar.

Supaya besok semuanya aman, Anya mengirim pesan kepada Anita kalau besok dia menelepon dan meminta Anita untuk bilang kepada Bu Ani kalau memang benar tadi dia pergi kerja kelompok serta teman mereka yang kaya raya meminjamkan pakaian untuknya.

Setelah semuanya selesai, Anya yang merasa sangat capek langsung berbaring di atas kasur sambil membaca novel di salah satu aplikasi secara online. Saat gadis itu sedang asik membaca cerita romantis di aplikasi itu, tiba-tiba dia mendapat satu pesan dari nomer yang tidak ada di daftar kontaknya.

Sebenarnya Anya takut-takut juga membuka pesan itu, karena sekarang banyak pesan penipuan, tetapi demi menghilangkan rasa penasarannya, dia memberanikan diri membuka pesan itu yang ternyata pesan dari Pak Dimas. Dosennya itu mengirim pesan mengingatkan kalau dia menunggu jawaban dari Anya dan berharap gadis itu mau menerima tawarannya.

“Pak Dimas ini memang nggak membiarkan aku bernapas ya, bikin kesal aja,” gumam Anya yang merasa sebal dengan tingkah Dimas. Gara-gara membaca pesan dari laki-laki itu, Anya jadi tidak mood lagi meneruskan baca novelnya. “Udahlah jadi bad mood nih, mending aku tidur aja deh, mungkin aja bisa ketemu Song Joong Ki di dalam mimpi, kan lumayan untuk bunga tidur.”

Baru saja Anya memejamkan mata, terdengar suara nada dering dari hpnya. Rasa kesalnya semakin meningkat saat melihat nomor Pak Dimas yang menelepon hampir di tengah malam.

“Iya, Pak, ada perlu apa?” tanya Anya dengan nada ketus.

“Nggak ada perlu apa-apa sih, saya hanya mau memastikan kamu beneran mengerti dengan pesan yang saya kirim barusan.”

“Kan, sudah saya baca pesannya, Pak. Jadi tenang saja, saya tahu kok maksud dari pesan Bapak.”

“Baguslah, sekali lagi saya ingatkan ya, lusa kamu harus kasih jawaban kepada kalau tidak, berarti kamu harus siap-siap foto tadi saya sebarkan,” ancam Dimas.

“Iya, Pak, saya sudah ingat, jadi Bapak santai aja. Bapak itu dosen yang mengampu mata kuliah psikologi, tapi kenapa bapak tega banget mengancam mahasiswinya sendiri kayak gini. Sudah, saya mau tidur saja, jangan ganggu lagi.”

Anya yang tingkat kekesalannya sudah di level paling atas, langsung mematikan panggilan itu tanpa mengucapkan salam atau menunggu perkataan dari Dimas. Tidak cukup hanya memutuskan panggilan secara sepihak, Anya juga mematikan telepon pintarnya itu.

“Uuhh, dasar dosen aneh.”

*****

Suamiku Kekasih Orang

Suamiku Kekasih Orang

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Terjebak dalam jebakkan yang dibuat oleh teman kuliahnya di sebuah bar, Anya terpaksa harus menerima tawaran dari dosennya. Tawaran negosiasi di mana sang dosen akan menutup mulut untuk merahasiakan kejadian di bar itu dengan syarat Anya harus menikah dengannya. Bukan karena laki-laki itu mencintai Anya, dia mengajak gadis itu menikah hanya sebagai pengganti kekasihnya yang sedang koma di rumah sakit. Pernikahan itu hanya sementara sampai sang kekasih bangun dari koma.   Tentu saja Anya tersiksa dalam menjalin hubungan pernikahannya dengan sang suami yang tak lain adalah dosennya, tetapi Anya masih berusaha mempertahannya pernikahan mereka karena kedua pihak keluarga sangat senang dengan pernikahan tersebut tanpa tahu bahwa Anya menderita dengan semua itu.   Akankah Anya dapat mempertahankan rumah tangganya? Ayo! Ikuti kisah Anya di cerita ini

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset