loader image

Novel kita

Terjebak CInta Masa Lalu – Bab 5

Terjebak CInta Masa Lalu – Bab 5

Paman Baik
72 User Views

Pandu memencet tombol di atas ranjang untuk memanggil dokter. Ia panik saat Alana kembali tidak sadarkan diri setelah menangis histeris.

Pandu khawatir kalau ada sakit yang serius pada Alana karena kecelakaan itu. Walaupun bukan sepenuhnya kesalahannya karena anak itu sendiri yang berlari ke tengah jalan, tapi lelaki itu tidak bisa melepas tanggung jawab begitu saja. Alhasil, kini Pandu harus terjebak lagi dengan cinta masa lalunya.

Setelah menunggu beberapa saat, Dokter pun datang dan langsung memeriksa Alana.

“Saya sudah memberinya obat, tidak lama lagi dia bangun,” kata sang dokter, “sebaiknya orang yang dekat dengan pasien yang menjaganya supaya sewaktu dia bangun, dia tidak histeris lagi karena sudah mengenalnya.”

“Baik, Dokter. Terima kasih, banyak,” ucap Pandu pada Dokter sebelum lelaki ber-snelli itu keluar dari ruang perawatan Alana.

Setelah beberapa waktu, Tama datang ke ruang perawatan setelah membayar administrasi rumah sakit.

“Semua sudah beres, Bos. Saya sudah membayar semua biaya rumah sakit Alana.” Tama hanya melaporkan, tapi tidak memberikan berkas-berkasnya karena di situ tertera nama Alana yang nama belakangnya memakai nama ayahnya.

“Kamu pakai berapa uang perusahaan?” tanya Pandu pada Tama karena laki-laki itu tidak hanya sebagai asisten CEO, tapi juga kaki tangan yang sangat dia percaya.

“Saya memakai uang pribadi, Bos,” jawab Tama.

“Kenapa?” tanya Pandu, walau sedikit kesal melihat Tama yang seolah menjadi pahlawan kesiangan, tapi ia menahannya. Pandu menunggu penjelasan dari asistennya itu terlebih dulu.

“Kalau saya memakai uang perusahaan, nanti akan ketahuan. Kemungkinan, Nyonya Besar akan mengetahui semuanya,” jelas Tama.

Pandu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia sudah berburuk sangka kepada Tama, padahal laki-laki itu hanya melindunginya.

“Terima kasih, Tam, kamu yang terbaik. Saya akan mengganti uangmu.”

“Sama-sama, Bos.” Tama tidak bisa menolak saat Pandu ingin mengganti uangnya karena ia khawatir bosnya akan curiga jika ia melakukan itu.

Sejak perpisahan Amanda dengan Pandu, Tama tidak lepas tangan begitu saja. Tama selalu menjadi garda terdepan melindungi Amanda, terlebih setelah tahu wanita itu sedang mengandung anak sang bos.

Alana dan Alan adalah anak kandung Pandu. Namun, Tama harus menyembunyikan semua kenyataan itu atas permintaan Amanda.

Tidak ada yang bisa memberikan perlindungan untuk perempuan itu kecuali dirinya. Tama sendiri tidak tahu harus sampai kapan ia menyembunyikan kenyataan ini. Tanpa persetujuan Amanda, ia tidak akan mengungkapkan kebenarannya.

“Maaf, Bos, saya ingin berbicara sebentar,” ucap Tama pada laki-laki yang sedang duduk di samping ranjang Alana sambil mengusap-usap lengan anak itu.

Pandu menoleh pada asistennya, melihat raut wajah Tama, ia tahu kalau pria jangkung itu ingin membicarakan sesuatu yang serius.

Pandu berdiri dan melangkah menuju sofa di ruangan itu.

“Duduk, Tam,” perintahnya setelah ia duduk di sofa berwarna krem. “Apa yang ingin kamu bicarakan?”

“Maaf kalau lancang, sebaiknya Anda jangan memberitahukan tentang peristiwa ini kepada ibu Anda dan juga Nona Sonya.”

Pandu tidak berkomentar apa-apa, ia hanya menunggu penjelasan Tama selanjutnya. Pria itu memang tahu betul yang terbaik untuknya, jadi ia akan mendengarkan setiap usulan dari sang asisten.

“Maaf sebelumnya.” Sebenarnya Tama tidak enak hati kalau berbicara tidak baik tentang nyonya besarnya sendiri, tapi semua akan ia lakukan untuk melindungi orang-orang yang dicintai bosnya.

“Sejak dulu Nyonya besar tidak menyukai Nyonya Amanda. Kalau beliau tahu tentang semua ini, apa yang akan terjadi kepada mantan istri Anda? Sudah pasti Nyonya besar akan mengusik kembali kehidupan Nyonya Amanda,” ujar Tama. Dia yang bertanya dia juga yang menjawab.

“Kamu benar, Tam. Ibu akan mengganggu Manda.”

“Apalagi kalau Nona Sonya sampai tahu, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kepada Nyonya Amanda. Maaf sebelumnya, Nona Sonya bukan wanita yang lemah lembut.”

“Benar. Dia memang berbeda dengan Amanda.” Pandu tidak banyak berkomentar karena semua ucapan Tama benar adanya.

“Sebaiknya Anda harus hati-hati, Bos. Jika Anda ingin menemui Alana, saya akan membantu, tapi Anda harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi.”

“Baik—”

Pandu belum selesai membicarakan tentang tunangannya, ternyata wanita itu sudah menelponnya.

“Sonya menelpon.” Pandu memperlihatkan nama kontak yang tertera di layar ponselnya.

“Bos ….”

Pandu sudah lebih dulu menerima panggilan teleponnya sebelum Tama meminta sang bos untuk berbicara di luar ruang perawatan Alana.

“Pandu, kamu di mana?” tanya seseorang dari balik telepon genggam, “aku sekarang ada di kantor kamu, kata sekretarismu sejak tadi kamu belum kembali. Kamu di mana sekarang?”

Sebelum Pandu menjawabnya, Alana terbangun dan memanggil ibunya.

“Ibu, di mana Ibu?” Alana membuka matanya dan langsung menangis.

“Suara anak siapa itu?” tanya Sonya yang terdengar marah mendengar suara anak kecil.

“Aku menabrak seorang anak kecil, sekarang aku sedang di rumah sakit. Kamu sebaiknya pulang saja jika sudah menunggu terlalu lama.”

“Aku akan ke sana, rumah sakitnya di—”

Pandu menyela ucapan Sonya. “Tidak perlu ke sini, aku akan kembali ke kantor sekarang juga, biar Tama yang mengurus anak itu. Kamu tunggu di kantor jangan pergi sebelum aku kembali.”

“Baiklah, Sayang, aku akan menunggumu di sini.”

Pandu terdiam saat melihat Tama mengobrol dengan Alana dan terlihat begitu akrab. Ia heran kenapa anak itu langsung terdiam setelah ditenangkan oleh sang asisten, tapi sewaktu dengannya Alana menangis histeris dan bahkan sampai pingsan.

Pandu menepuk bahu Tama. “Kamu tolong jaga Alana. Aku harus kembali ke kantor karena Sonya ada di sana.”

Tama bangun dan berdiri, ia menunduk hormat pada sang bos. “Baik, Bos, saya akan menjaga Alana sampai ibunya datang.”

Sebelum pergi, Pandu menghampiri anak itu. “Alana maafkan Paman ya sudah mencelakai kamu hingga kamu seperti ini, Paman sungguh tidak sengaja melakukannya.”

Alana menoleh pada Tama, lalu ia menoleh lagi pada Pandu. Setelah pamannya mengedipkan mata perlahan, ia mau berbicara dengan Pandu karena laki-laki itu mengenal Paman Tama yang selalu baik padanya.

“Iya, Paman.” Hanya itu yang terucap dari bibir anak kecil yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Setelah Pandu keluar dari ruang perawatan Alana, Amanda datang.

“Manda, kamu tidak berpapasan dengan Bos Pandu?” tanya Tama pada wanita yang sudah enam tahun ia jaga seperti adik sendiri.

“Tidak, Mas, apa dia udah pulang?” tanya Amanda.

“Ya dia udah pulang,” jawabnya.

“Apa Paman baik mengenal orang itu?” tanya Alana.

“Dia Bos Paman,” jawab Tama, “tolong maafkan Paman Pandu, dia tidak sengaja menabrakmu.”

“Karena dia teman Paman baik, aku akan memaafkannya,” ucap Alana sambil tersenyum.

“Alana, kamu istirahat dulu ya, Paman mau bicara sebentar dengan ibumu.”

“Iya, Paman.” Alana kembali memejamkan matanya karena kepalanya memang masih sedikit pusing.

Tama dan Amanda kini duduk di sofa.

“Ada yang ingin saya tanyakan padamu.”

Terjebak Cinta Masa Lalu

Terjebak Cinta Masa Lalu

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Kecelakaan yang menimpa anak perempuannya, mengharuskan Amanda bertemu kembali dengan mantan suaminya setelah enam tahun perceraian. Anak kembar yang selama ini dirahasiakan oleh Amanda dari Pandu— mantan suaminya, perlahan mulai terkuak setelah Pandu bertemu dengan anak laki-laki yang wajahnya begitu mirip dengannya. "Apakah mereka itu anakku?" tanya Pandu pada Amanda yang sedang memeluk dua anak kembarnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset