loader image

Novel kita

Tetangga Kontrakan – Bab 1

Tetangga Kontrakan – Bab 1

Bab 1
1,513 User Views

Bab 1

Larsih, 26 tahun dan suaminya Tono, 32 tahun, tinggal di rumah petak kontrakan di samping kanan kamar pasangan suami isteri Mas Diran, 38 tahun dan Murni, 28 tahun. Dan di samping kirinya tinggal Mak Sani, janda tua 64 tahun, yang tinggal sendirian karena anak-anaknya sudah pada menikah dan berada di tempat lain.

Pasangan Larsih dan Tono serta para tetangganya itu tinggal di deretan petak-petak rumah kontrakan di bilangan kota Bekasi.

Ada sekitar 3 atau 4 rumah petak lain yang sejenis juga tersebar di sekitar rumah yang ditempati Larsih dan Tono itu.

Rumah-rumah itu rata-rata berbentuk bangunan panjang sederhana dengan deretan petak ruang-ruang kamar ukuran 3 X 6 m2.

Dalam ruang yang sempit itu para penghuninya melakukan berbagai kegiatan rumah tangganya.

Fungsi dapur, kamar tidur dan ruang keluarga atau ruang tamu saling silih berganti sesuai kebutuhan. Antara petak satu dengan lainnya hanya dibatasi oleh dinding tipis yang terbuat dari tripleks.

Dinding itu telah banyak mengelupas di sana-sini. Pada beberapa bagiannya bahkan juga ada lubang-lubang, sehingga bukannya tidak mungkin tetangga yang satu mengintip tetangga lainnya.

Secara berkala Larsih dan Tono menempelkan kertas koran di sana sini pada dindingnya untuk menutupi bolong-bolong itu sebelum mereka mengecatnya. Dengan dinding macam itu, untuk saling tegur sapa antar tetangga mereka tak perlu secara khusus berhadapan atau keluar rumah.

Mereka sudah terbiasa lempar omongan di antara dinding-dinding itu.

Sambil melakukan kegiatan sehari-hari mereka bisa saling bicara dari tempat masing-masing.

Mereka ini memang orang-orang yang mudah dengan cepat menyesuaikan diri dan terbiasa menghadapi hidup yang serba kekurangan di tengah kota besar macam Bekasi itu.

Akan halnya keluarga Larsih, Tono suaminya bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan angkutan. Hampir setiap hari dia berangkat kerja dari pukul 6 pagi hingga pulangnya pada pukul 7 malam.

Maklum, dia menggunakan kendaraan umum, yang apabila kesiangan di pagi hari akan kena macet di jalanan, sehingga berakibat terlambat sampai di kantor. Sebaliknya pada saat pulang tidak mudah mendapatkan tempat di bus kota yang berjubel itu. Dan tentu saja hampir setiap hari pula Larsih harus sibuk sendirian di rumah.

Sesekali dia ngobrol sama Mak Sani atau tetangga lain untuk sekedar membuang rasa bosan. Adapun tetangga samping kirinya, Mas Diran dan istrinya Murni, adalah juga orang-orang yang sibuk. Mas Diran bekerja sebagai Satpam di kompleks pergudangan Bekasi.

Dia bekerja bergilir, seminggu tugas malam, dari pukul 6 malam hingga pulangnya pukul 6 pagi, kemudian seminggu berikutnya tugas siang dari pukul 6 pagi hingga pulangnya pukul 6 malam.

Istrinya, Murni bekerja sebagai perawat di rumah sakit bersalin di bilangan kecamatan tidak jauh dari rumahnya.

Jadi pada waktu-waktu tertentu di siang hari rumah Mas Diran dan Murni kosong selama satu minggu, karena Mas Diran kebetulan kena giliran jaga di siang hari. Dan pada minggu lainnya sesekali Larsih melihat Mas Diran yang sedang santai di rumahnya karena kebagian gilir jaga di malam harinya.

Begitulah kehidupan per-tetangga-an mereka selama berbulan-bulan hingga, Terjadilah peristiwa dan cerita ini, Peristiwa dan cerita yang penuh nafsu syahwat birahi, yang akan mengubah suasana dan situasi kehidupan mereka yang tinggal di deretan rumah kontrakan sederhana itu.

O, ya, lupa. Perlu dijelaskan bahwa untuk keperluan mandi, mencuci dan kakus pada mereka tersedia tempat dan fasilitasnya untuk digunakan bersama. Secara bergantian tentunya. Dan di situlah terjadi saling ketemu, saling tegur dan saling pandang antar tetangga satu sama lainnya. Dan dari sini pulalah awal dari segala peristiwa dan cerita ini, Larsih adalah perempuan yang suka sibuk. Dia tidak mau diam. Selalu ada yang dia kerjakan.

Di samping setiap hari dia membersihkan dan merapikan rumahnya yang kecil itu Larsih juga senang memasak dan mencuci pakaiannya atau pakaian suaminya.

Hampir banyak waktunya dia habiskan di dapur dan tempat mandi dan cuci. Dan tentu saja tetangganya, dalam hal ini Mas Diran justru sering melihat dan berjumpa Larsih di tempat ini.

Pada saat dia kena gilir jaga malam se-siang hari Mas Diran yang sendirian, karena istrinya lagi kerja banyak keluar-masuk di tempat mandi dan cuci ini.

Karena seringnya bertemu berdua saja, mau tidak mau seringlah terjadi saling tegur sapa antara Larsih dan Mas Diran.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Larsih yang baru 26 tahun itu memiliki daya tarik seksual yang lumayan. Ibarat kembang, Larsih ini sedang mekar-mekarnya dan ranum.

Semerbak bau dan tampilan tubuhnya bagaikan madu yang mampu membuat mabok para kumbang dan kupu-kupu.

Tubuhnya yang nampak ‘getas’ dengan tingkahnya yang gesit membuat dia demikian mudah memancing syahwat para lelaki normal yang melihatnya. Dan tentu saja syahwatnya Mas Diran yang juga lelaki normal itu.

Diam-diam selama ini Mas Diran mesmang selalu memperhatikan sosok Larsih.

Dia cukup ‘kesengsem’ dengan istri tetangganya itu. Dan dari waktu ke waktu Mas Diran sering dan semakin merasa sepi saat tidak bisa menyaksikan Larsih berada di tempat mandi dan cuci. Dia jadi gelisah. Mondar-mandir atau mengintip ke belakang di tempat mandi cuci itu.

Tak dipungkiri bahwa Mas Diran suka membayangkan betapa nikmatnya kalau bisa berasyik masyuk dengan Larsih. Dia melihat banyak kelebihan Larsih dari istrinya Murni. Dia melihat dan membayangkan betapa Larsih akan sangat ‘panas’ saat berada di ranjang.

Dia bisa merasakan bagaimana perempuan dengan betis kecil dan dada yang bidang macam Larsih itu, akan menjadi kuda betina liar yang terus meringkik kehausan saat bergelut di ranjang.

Bersambung Bab 2

Tetangga Kontrakan

Tetangga Kontrakan

Score 10
Status: Completed Author: Released: 2023
Hidup di rumah kontrakan berpetak-petak memang bukanlah hal yang patut di bahas lebih jauh lagi, karena memang pada umumnya bagi orang-orang yang belum berkemampuan untuk membeli rumah maka mengontrak atau ngekos adalah hal yang lumrah terjadi. Namun bagaimana jika salah satu tetangga kontrakan itu, adalah wanita cantik yang kecantikannya MasyaAllah bikin kepala cenat-cenut? Mampukah pria itu untuk tetap pada pendiriannya tidak melakukan sebuah tindakan ke depannya, karena godaan terus menerus dari tetangga kontrakan yang jelita itu semakin lama semakin menyiksa?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset