loader image

Novel kita

The Dawson Clan – Chapter 22

The Dawson Clan – Chapter 22

Rencana Penyelidikan
77 User Views

 

Pagi itu … Cliff melangkah dengan gontai tanpa arah tujuan. Dia hanya tidak ingin berlama-lama berada di dalam kastil yang bisa saja membuatnya harus bertemu dengan Rose dan Nick. Mungkin untuk menghindari mereka, Cliff lebih memilih berkeliaran di luar Kastil meski tanpa tujuan yang jelas.

Langkah demi langkah membawanya semakin menjauh dari Kastil yang merupakan tempat tinggalnya selama 5 tahun ini. Meski begitu bagi Cliff, Kastil itu lebih cocok disebut sebagai neraka dibandingkan tempat tinggal. Terutama jika ayahnya sedang tidak ada di kastil seperti saat ini. Sudah 2 hari ini Rowan dan Niki pergi melakukan perjalanan demi menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Klan. Niki meminta izin untuk ikut dalam perjalanan ini karena dia memang sangat senang berpetualang. Setahu Cliff, Rowan yang sangat sayang pada putri bungsunya itu tak pernah sekali pun menolak keinginan Niki.

Sebenarnya sempat terlintas di pikiran Cliff untuk ikut serta dalam perjalanan mereka, terkadang dia juga penasaran ingin melihat apa saja yang dilakukan ayahnya sebagai pemimpin Klan. Namun, perasaan gengsi yang membuat lidahnya seolah kelu hanya sekedar meminta izin untuk ikut bergabung dalam perjalanan mereka. Padahal seandainya Cliff berani mengatakannya, Rowan pasti dengan senang hati akan mengizinkannya ikut. Meski hubungan dengan ayahnya mulai renggang tapi tak dipungkiri Cliff, bahwa ayahnya itu tetap memperlakukannya dengan baik seperti dulu. Tidak ada yang berubah dengan cara Rowan memperlakukan Cliff, lebih tepatnya Cliff-lah yang menjaga jarak dengan sosok ayahnya itu.

Terlalu banyak melamun, membuat Cliff tercengang ketika dia akhirnya menyadari di mana dia berada saat ini. Dia merutuki dirinya sendiri, kenapa harus mendatangi tempat di mana dia berada saat ini? Dari sekian banyak tempat, kenapa kedua kakinya harus membawanya ke tempat ini? Kira-kira itulah yang dipikirkannya.

Awalnya dia berniat segera pergi dari tempat yang sebenarnya memiliki cukup banyak kenangan indah untuk Cliff. Namun, dia mengurungkan niat ketika matanya menangkap siluet seseorang yang sedang berdiri tepat di bawah air terjun. Meski dilihat dari kejauhan, Cliff tahu sosok yang sedang mengguyur tubuhnya dengan air terjun itu adalah Ariana.

Dalam pandangan Cliff, Ariana yang basah kuyup sambil sesekali tersenyum riang karena riak air terjun yang mengguyur tubuhnya, terlihat sangat indah. Entah kenapa membuat Cliff tidak ingin memalingkan penglihatannya. Dia yang awalnya berniat untuk pergi, justru memutuskan untuk menetap lebih lama lagi di tempat itu. Tatapannya nyaris tak berkedip, dia menatap intens ke arah Ariana yang sepertinya tidak menyadari kebaradaan Cliff.

Diam-diam seulas senyum tersungging di bibir Cliff ketika melihat Ariana tertawa lantang sambil memainkan air terjun yang tak henti mengguyur tubuhnya. Ingin rasanya dia bergabung dengan Ariana, menghabiskan waktu bersama seperti dulu. Namun, segera dia gelengkan kepala ketika dia mendapatkan kembali akal sehatnya.

Setelah mengetahui pertunangan Ariana dengan Nick, Cliff berusaha mati-matian untuk menghilangkan perasaannya pada Ariana. Setelah beranjak dewasa akhirnya Cliff menyadari bahwa perasaannya pada Ariana selama ini adalah cinta. Perasaan kesal serta tidak suka ketika melihat kemesraan Ariana dan Nick, Cliff akhirnya tahu perasaan itu dinamakan cemburu.

Selama 5 tahun ini, Cliff selalu menghindari Ariana. Bahkan di saat tanpa sengaja mereka bertemu, Cliff selalu mengabaikannya seolah mereka tidak pernah saling mengenal ataupun memiliki kenangan apa pun di masa lalu. Sungguh Cliff ingin sekali menghilangkan perasaan cintanya pada Ariana. Menurutnya perasaan cintanya pada Ariana ini salah karena kelak Ariana akan menikah dengan kakaknya yang artinya dia akan menjadi kakak Cliff juga. Namun, naasnya meski sudah berusaha melupakan Ariana, nyatanya perasaan cinta itu tak kunjung menghilang. Malah semakin tumbuh besar seiring berjalannya waktu terutama jika Cliff tanpa sengaja melihat Ariana seperti saat ini. Tanpa sepengetahuan Ariana, diam-diam Cliff sering memperhatikannya dari kejauhan. Menurut Cliff, Ariana semakin terlihat cantik seiring bertambah usianya, membuat cinta di dalam hatinya untuk Ariana semakin tumbuh besar.

Menyadari keberadaannya di tempat itu lebih lama lagi hanya akan membuatnya semakin sulit melupakan Ariana, akhirnya Cliff memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Meski enggan, toh dia mulai melangkahkan kaki semakin menjauh.

Kembali dia tidak memiliki arah tujuan. Dia hanya menunduk ketika melewati beberapa vampir yang tinggal di daerah yang dilewati Cliff. Tidak ada penghormatan ataupun sikap santun yang ditunjukan vampir-vampir itu untuk Cliff. Sangat jauh berbeda jika dia sedang berjalan dengan Rowan. Sebaliknya yang didapatkan Cliff dari para vampir yang ditemuinya itu adalah tatapan tak suka dan jijik. Mereka juga saling berbisik dan mencibir sambil menatap Cliff. Cliff mengepalkan tangan erat hingga buku-buku jarinya memutih karena tidak tahan dengan perlakuan vampir-vampir itu padanya. Hingga detik ini dia sama sekali tidak mengerti kenapa semua vampir yang merupakan anggota Klan Dawson, tidak menyukainya. Tidak ada satu pun dari mereka yang menerimanya atau sekedar menunjukan raut biasa saja ketika bertemu dengannya. Selalu saja raut wajah yang dipenuhi perasaan jijik dan tidak suka yang mereka perlihatkan pada Cliff.

Kehilangan minat untuk melanjutkan jalan-jalan, akhirnya Cliff memutuskan untuk kembali ke Kastil. Dia berencana untuk tidur saja di kamarnya. Cliff melangkah mantap menuju kamar, tapi langkahnya terhenti ketika dia mendengar suara aneh dari balik pintu ruangan di mana Cliff berdiri saat ini.

Cliff mendekatkan telinga pada daun pintu untuk lebih memastikan suara aneh yang didengarnya. Dia menggertakkan gigi ketika menyadari suara apa yang didengarnya itu. Meski tak melihat langsung kegiatan orang yang berada di balik pintu, tapi Cliff tahu betul suara yang didengarnya berasal dari kegiatan panas yang sedang dilakukan penghuni ruangan di balik pintu itu. Suara itu adalah suara-suara kecapan yang menandakan tengah terjadi ciuman panas antara beberapa orang yang tengah berada di dalam ruangan. Ya, Cliff tahu ada lebih dari satu orang yang sedang berada di balik daun pintu itu, dan Cliff sudah bisa menduga siapa mereka.

Awalnya, Cliff ingin pergi dan mengabaikan apa yang baru saja dia dengar. Namun, mengingat sosok Ariana yang dilihatnya tadi, entah mengapa membuat kekesalannya semakin memuncak. Entah mendapatkan keberanian dari mana, Cliff membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. Sekarang terlihatlah Nick dan ketiga sahabat karibnya tengah berciuman panas dengan beberapa wanita vampir dengan posisi mereka yang cukup intim.

“Waah, waah, coba lihat siapa yang datang? Nick, mungkin adik kesayanganmu ini ingin bergabung bersama kita. Dia kan sudah dewasa sekarang,” ujar Alvaro, orang pertama yang menyadari kehadiran Cliff. Sontak mereka semua menghentikan kegiatan panas dan menatap intens ke arah Cliff.

“Apa yang kau lakukan di sini? Benar kau ingin bergabung bersama kami?” Tanya Nick sambil menyeringai. Cliff hanya menatapnya dengan datar tanpa menyahut sepatah kata pun.

“Aku memang membencimu. Tapi pengecualian untuk hari ini, aku akan mengizinkanmu bergabung dengan kami. Kemarilah!!” titah Nick sambil melambai-lambaikan tangan memberi isyarat pada Cliff untuk mendekat. Namun, Cliff tetap diam tanpa menyahut.

“Tidak perlu malu, kakakmu ini akan mengajarkanmu cara memperlakukan seorang wanita. Kau pasti akan menyukainya,” ujar Nick lagi, tapi lagi-lagi Cliff hanya diam mematung.

“Ck … kau kaku sekali seperti ayah. Kalian ini memang tipe pria yang tidak mungkin bisa membahagiakan wanita. Sayang, coba kau layani adik bodohku itu, ya. Dia masih pemula jadi perlakukan dia dengan lembut,” ujar Nick lagi sambil membelai wanita yang berada dalam pangkuannya. Kata-kata Nick itu pun disahuti gelak tawa oleh semua vampir yang berada di dalam ruangan.

“Huuh … aku suka daun muda apalagi yang masih suci seperti adikmu itu, Tuan Muda. Benarkah aku boleh menjamahnya sesuka hatiku?” Ucap wanita vampir itu yang sukses membuat Cliff bergidik ngeri mendengarnya. Namun, dia tetap pada kediamannya dan tidak bergeming dari tempatnya berdiri.

“Ya, lakukan sepuasmu. Dia milikmu sekarang. Pastikan kau memuaskan adik bodohku itu, ya.” Nick menyeringai dan lagi-lagi kata-katanya mengundang gelak tawa semua vampir yang mendengarnya.

Wanita vampir itu berjalan mendekati Cliff dengan meliuk-liukan tubuh seolah dia seorang model yang tengah berjalan di atas catwalk. Wanita vampir itu cantik dengan balutan busana seksi yang membalut tubuh idealnya. Setiap pria yang melihatnya pasti akan tergoda tapi tidak demikian dengan Cliff, dia justru merasa jijik dan risih melihat penampilan wanita vampir itu. Meskipun usia Cliff saat ini sudah cukup dewasa untuk mulai tertarik pada lawan jenis, tapi tipe wanita nakal seperti wanita vampir itu bukanlah tipe wanita yang akan mampu menarik minat Cliff.

Wanita vampir itu sudah berdiri di hadapan Cliff, dia memandangi Cliff dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lalu berjalan mengelilingi Cliff dengan tatapan yang tak berpaling sedikit pun dari tubuh tinggi Cliff yang mulai tercetak jelas otot-otot kekarnya. Membuat wanita vampir itu tidak tahan ingin cepat-cepat menjamah tubuh Cliff yang seksi menurutnya.

“Waah, kau tampan sekali ya jika dilihat dari dekat. Jangan marah mendengar ini ya Tuan Muda Nick, tapi menurutku adikmu ini lebih tampan darimu.”

Alvaro, Ardo dan Alex tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan wanita vampir itu. Berbeda dengan Nick yang berusaha mati-matian menahan keinginannya untuk mencabik-cabik tubuh wanita vampir itu dengan taring-taring tajamnya. Tentu dia tidak terima Cliff dikatakan lebih tampan darinya.

Wanita vampir itu mulai melakukan hal lancang dengan mengelus rahang tegas Cliff. Namun, dengan kasar Cliff menepisnya bahkan mendorong sekuat tenaga hingga vampir wanita itu terlempar cukup jauh dari tempatnya berdiri.

“Jangan berani menyentuhku dengan tangan kotormu itu!!” teriak Cliff pada wanita vampir yang sudah kembali berdiri dan tengah menyeringai penuh amarah pada Cliff. Lalu Cliff kembali menatap tajam ke arah Nick yang sebenarnya menjadi alasan utamanya mendatangi ruangan itu.

“Nick, tolong jaga sikapmu. Kau sudah memiliki tunangan jika kau lupa. Jadi jangan bermain dengan wanita lain di belakangnya. Ariana gadis baik-baik dan tidak seharusnya kau mengkhianatinya seperti ini. Setidaknya tolong kau jaga perasaan tunanganmu. Bukankah sebentar lagi kalian akan menikah?” Nick menggertakan gigi murka, dia tidak terima mendengar kata-kata Cliff yang seolah menasihatinya.

“Diam kau, berani sekali kau bicara begitu padaku. Apa kau lupa siapa aku?!!” Teriak Nick dengan iris mata yang berkilat merah menandakan betapa buruk suasana hatinya saat ini.

“Aku tidak takut padamu. Aku mengatakan ini karena tahu kau salah, tidak seharusnya kau melakukan ini pada Ariana,” sanggah Cliff penuh percaya diri, tak terlihat raut ketakutan sedikit pun di wajahnya. Sangat jauh berbeda dengan vampir lain yang berada di ruangan itu, mereka tahu betul Nick sedang begitu murka saat ini. Akan menjadi buruk akibatnya jika mereka melibatkan diri dalam pertengkaran antara dua saudara ini. Itulah sebabnya mereka lebih memilih untuk tetap diam. Ketiga vampir darah murni yang biasanya ikut ambil bagian setiap kali Nick hendak menyiksa Cliff, kali ini mereka memilih untuk diam. Mereka bahkan rela menghentikan kegiatan panas dengan pasangan masing-masing. Alex yang biasanya acuh pun kini sama seperti kedua saudaranya lebih memilih untuk menghentikan kegiatan panasnya dan melihat pertengkaran antara dua saudara itu.

“Kau telah melakukan kesalahan besar karena membuatku marah. Berani sekali kau mengganggu kesenanganku, merusak suasana hatiku yang sedang baik dan sekarang kau telah membuatku ingin membunuhmu detik ini juga!!” Setelah meneriakan kemarahannya, Nick menggunakan kemampuan alaminya untuk menyiksa Cliff.

Ketika tatapan mata Nick tertuju pada tubuh Cliff, pupil matanya membesar, mengeluarkan sinar merah dan seketika Cliff merasakan tubuhnya bagaikan dihujam oleh puluhan pedang.

ARRGGGHHH!!!

Teriak Cliff, seketika membuat tubuhnya tumbang dan telentang di lantai. Tubuhnya menggelinjang kesakitan bahkan mulai kejang-kejang karena Nick menggunakan kemampuan alaminya dengan serius. Sepertinya Nick sudah tidak peduli lagi meskipun Cliff mati di tangannya kali ini.

ARRRGGHHHHHH!!!

Cliff terus berteriak dengan tubuh yang tak henti kejang-kejang. Sedikit demi sedikit luka muncul di kulitnya. Luka itu membesar dan mengeluarkan darah segar. Mulut Cliff pun menyemburkan darah yang membuat semua vampir yang melihatnya mulai merinding ketakutan.

“Nick, hentikan. Kau akan membunuhnya.” Ardo yang mengatakannya, dia memberanikan diri mendekati Nick dan mencoba membujuknya. Akal sehatnya masih berfungsi dengan baik, dia sadar jika hal ini terus dibiarkan berlanjut maka Nick akan membunuh Cliff dan akibatnya akan sangat buruk jika Rowan mengetahuinya.

“Nick, hentikan. Dia bisa mati. Tuan Rowan tidak akan mengampunimu jika kau membunuhnya.” Pupil mata Nick mulai menyusut dan kembali ke bentuk asal. Dia memegangi matanya karena merasa berkedut akibat terlalu berlebihan menggunakan kemampuan alaminya. Beruntung kata-kata Ardo barusan berhasil kembali menyadarkan Nick dari amarah yang nyaris membuatnya gelap mata.

Sedangkan Tubuh Cliff sudah sangat mengkhawatirkan. Dia merasakan sakit di setiap inci tubuhnya, lantai di sekelilingnya sudah bersimbah darah yang berasal darinya.

Uhuk … Uhuk … Uhuk

Dia masih terbatuk-batuk dan darah akan menyembur keluar dari mulutnya setiap kali dia batuk. Dia sudah sering merasakan sakit akibat kemampuan alami Nick tapi inilah pertama kalinya dia merasakan rasa sakit lebih besar dari sebelumnya. Dia tidak pernah tahu bahwa kemampuan alami Nick akan semenyakitkan ini jika dia menggunakannya dengan serius.

Nick berjalan mendekati Cliff dan berjongkok tepat di dekatnya. Sedangkan Cliff masih menutupi mulut dengan tangan kanan karena darah tak henti menyembur dari dalam mulutnya itu.

“Jika kau berani ikut campur lagi urusanku, maka tamatlah riwayatmu. Lain kali aku tidak peduli meskipun aku harus berhadapan langsung dengan ayah. Sekarang pergi dari sini, sebelum aku berubah pikiran dan membunuhmu detik ini juga.” Cliff merutuki kelemahannya tapi dia sadar tidak mungkin sanggup mengalahkan Nick saat ini. Dia hanya akan berakhir mati sia-sia jika tetap berada di dalam ruangan itu.

Dengan tubuh yang masih gemetaran, Cliff berusaha mati-matian untuk bangun. Dia melangkah tertatih-tatih meninggalkan ruangan itu.

“Cih … berani sekali dia ikut campur urusanku. Dia mulai berani melawanku sekarang,” umpat Nick setelah dia kembali berdiri di dekat ketiga sahabatnya.

“Jika kau tidak menghentikanku, kupastikan dia sudah mati tadi,” tambahnya.

“Iya, dan akan berakhir dengan kita semua dihukum berat oleh Tuan Rowan jika dia mengetahui putra kesayangannya mati di tanganmu, Nick. Tapi bukan hanya kau yang akan dihukumnya melainkan kami juga. Aku tidak sanggup membayangkan apa hukuman yang akan diberikannya pada kita,” ujar Ardo membela diri, pasalnya sekarang Nick tengah menatapnya tajam seolah menyalahkannya karena dia menghentikannya tadi.

“Aku jadi ingin tahu hukuman apa yang akan diberikan ayah jika aku membunuh anak haram itu. Benarkah dia akan membunuhku hanya karena anak haram itu? Aku juga anaknya, aku bahkan anak sahnya bukan anak haramnya seperti bocah sialan itu,” umpat Nick lagi dengan wajah yang memerah kentara sekali dia masih tersulut emosi.

“Tapi aku heran, kenapa dia sampai berani melawanmu hanya karena Ariana, tunanganmu? Kau dengar sendiri kan dia marah karena kau mengkhianati Ariana?” tanya Alex, mengutarakan keanehan sikap Cliff yang disadari olehnya.

“Ngomong-ngomong soal Ariana. Aku sering memergoki Cliff memperhatikan Ariana dari kejauhan. Dan aku bersumpah cara dia memandang Ariana itu mencerminkan tatapan seorang pria yang sedang jatuh cinta.” Alvaro menyahuti.

“Benarkah itu?” tanya Nick nyaris tak percaya. Alvaro mengangguk mantap.

“Hei … jangan-jangan Cliff jatuh cinta pada tunanganmu, Nick,” ujar Ardo ikut bergabung dalam pembicaraan. Nick terdiam untuk sesaat sebelum akhirnya dia menyeringai seram.

“Hahahaha … ini menarik. Anak haram itu jatuh cinta pada tunanganku. Ini benar-benar kabar bagus.” Nick tertawa lantang, sontak membuat semua vampir yang berada di dalam ruangan itu mengernyit heran. Bukankah seharusnya Nick marah mengetahui adiknya sendiri jatuh cinta pada tunangannya, calon istrinya? Namun sebaliknya dia terlihat sangat senang mendengar kabar ini. Kira-kira itulah yang dipikirkan oleh vampir-vampir itu.

“Kau tidak marah, Nick?” Alex tidak sanggup lagi menahan rasa herannya.

“Marah? Yang benar saja. Kenapa aku harus marah? Justru aku senang sekali mendengarnya. Dengarkan aku baik-baik, aku memiliki tugas penting untuk kalian,” ujarnya yang seketika menarik atensi semua vampir itu. Mereka mendengarkan dengan seksama apa kiranya tugas yang akan diberikan Nick pada mereka.

“Mulai hari ini, aku ingin kalian bertiga mengawasi anak haram itu. Jika kalian menemukan dia sedang bersama Ariana, segera kabari aku. Kalian mengerti, kan?” Ketiga vampir darah murni bersaudara itu mengangguk mengerti akan tugas yang harus mereka lakukan.

“Tuan muda, izinkan kami juga ikut membantu anda. Kami juga akan ikut mengawasinya. Bukankah semakin banyak orang yang mengawasi mereka, semakin cepat anda akan mendengar kabar baik,” tawar salah seorang wanita vampir yang berada di dalam ruangan itu.

“Hahaha … bagus sekali. Tentu aku mengizinkan kalian ikut mengawasinya. Aku sudah tidak sabar menunggu kabar baik datang dari kalian.” Nick kembali menyeringai. Sebuah ide hebat sudah memenuhi kepalanya saat ini. Dia akan memanfaatkan rumor tentang Cliff dan Ariana ini sebagai jalan keluar untuk menyingkirkan mereka berdua dari hidupnya, karena sejak awal Nick memang tidak pernah mencintai Ariana. Dia terpaksa menerima perjodohan ini karena ayahnya yang memerintahkannya.

The Dawson Clan

The Dawson Clan

Score 10
Status: Ongoing Type: Author: Released: 2023
Cliff selalu merasa hidupnya berbeda dengan orang lain. Dia selalu dikurung di ruangan gelap nyaris tanpa cahaya oleh ibunya. Dia pun tidak bisa memakan makanan yang biasa disantap orang lain, hanya mencium aroma makanan itu, dia akan mual dan muntah. Hanya darah satu-satunya yang bisa menjadi makanannya. Dia pun heran karena kulitnya akan terbakar jika terkena sinar matahari. Dia sungguh tidak mengerti dengan kehidupannya. Suatu ketika, Cliff pergi ke hutan terlarang atas permintaan ibunya dalam surat wasiat. Di sanalah dia bertemu dengan seorang pria yang mengklaim diri sebagai ayahnya. Cliff nyaris tak percaya ketika mengetahui jati dirinya adalah seorang vampir berdarah campuran, karena ayahnya seorang vampir darah murni. Atas ajakan sang ayah, dia tinggal bersama keluarga ayahnya yang tidak lain merupakan keluarga vampir bangsawan. Penderitaan Cliff semakin menjadi karena dia tak diakui oleh keluarga barunya, dia dianggap sebagai aib keluarga. Hidupnya semakin rumit ketika jatuh cinta pada tunangan kakaknya. Namun, sebuah tragedi telah merubah kehidupan Cliff. Kini, hatinya penuh dengan kebencian dan dendam. Dia memutuskan untuk menjadi seorang pemburu vampir. Dia pun bertekad akan membasmi semua vampir di bawah garis keturunan Klan Dawson, meskipun pada akhirnya dia harus membunuh ayahnya sendiri yang merupakan pemimpin Klan Dawson. Ikuti kisah Cliff Dawson, vampir berdarah campuran yang mengalami berbagai macam penderitaan dan ambisinya untuk membinasakan klannya sendiri.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Options

not work with dark mode
Reset